Chapter 6:Ingatan Minimarket

11 2 0
                                    

                       
          🍌   HOPE YOU ENJOY GUYS:) 🍌

Hari yang cerah untuk menikmati pagi yang indah. Namun sepertinya itu tidak berlaku untuk para pelajar yang hari ini harus berdiri hormat menghadap sang Pusaka Merah putih. Upacara Bendera, acara rutin yang selalu dilakukan di hari Senin untuk memperingati para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan bangsa dan selalu di temani dengan amanat Guru yang isinya akan sama setiap Minggu nya.

" Ssstt! El, Ini pak Joko ga cape apa Cuap-cuap mulu, udah dari setengah jam yang lalu, ga mau udahan apa?" Keluh Steva sembari berbisik pada El. Kakinya sudah sangat pegal dan kesemutan berdiri mendengarkan kepala sekolah yang sedang memberikan amanat yang isinya tidak jauh-jauh dari kebersihan lingkungan atau siswa-siswi yang melanggar aturan. Selalu begitu setiap minggunya.

"Mana gue tau" balas El acuh. Dia juga sama sudah sangat capek berdiri ditengah terik matahari yang sedang cerah-cerahnya ini.

"Kaki gue udah kesemutan ini" Keluh Steva yang sudah misuh-misuh macam ulat keket.

"Gue juga cape kali Ta, tapi mau gimana? kalo bisa protes mah udah maju kali gue" jawab El ngengas sembari menggerutu karena tingkah sahabatnya ini yang tidak bisa diam.

"Yee santai aja dong Lo, sinis amat mbaknya" kesal Steva

"Udah diem, mau disamperin pak Dion kalian ribut dibarisan?" Ucap Riska menengahi.

"Dengerin!!" Ucap El menoleh pada Steva

"Dih lo Juga sama"

"Gue ga bakal ngomong kalo lo ngga ngajak gue ngomong"

"Yaa gue juga ga minta lo bal-"

"STEVA, JANGAN ASIK BICARA AJA KAMU, DENGARIN PENJELASAN KEPALA SEKOLAH DI DEPAN" Suara tegas pak Dion yang sudah berdiri di samping steva sembari membawa penggaris kayu kesangannya.

'Mampus' gumam Steva membatin.

🍬🍬🍬🍬

Sementara itu keadaaan dikantin terlihat sepi.
Iyalah sepi lagi pada upacara:v

Hanya berisi para murid-murid yang memilih mangkir ke kantin daripada ikut upacara. Gerah katanya
Seperti yang dilakukan Yuda dan kedua sahabat lucnatnya. Sebenarnya dia tadi telat, alhasil memilih lewat pagar belakang dan memilih ke kantin untuk makan, begitu sampai dia melihat kedua sahabatnya tengah dikantin juga sembari makan Cireng mang Asep dengan lahap.

"Kasian tuh anak-anak yang upacara" ucap Nata tiba-tiba

"Kenapa?" Jawab Yuda dan Fadil bersamaan sembari mengangkat alis mereka

"ACIEE, BARENGAN JODOH LO PADA!" Heboh Nata

"Otak lo Nat, perlu dikuras biar bersih" decak Fadil dengan tingkah Nata

"Gini-gini otak gue limited edition asal lo tau" sargah Nata tak terima

"Serah lu Nat serah" jawab Fadil acuh malas meladeni kegilaan sehabatnya yang ada ikut gila juga dia.

"Jadi kasian kenapa?" Ucap Yuda sembari meminum jus alpukatnya

"Lo liat aja harinya panas gini, mana pak Joko gak habis-habis tuh pidato dari tadi."

"Bener juga, banyak drama pingsan pasti udah disana." Jawab Fadil menyetujui.

Yuda hanya Mengangguk-anggukan kepala mendengar ucapan Nata dan Fadil.

Tak lama Kantin dipenuhi oleh siswa-siswi yang memadati kantin setelah Upacara. Melihat kantin yang semakin ramai Yuda memutuskan untuk pergi ke kelas dikuti Nata dan Fadil yang juga berjalan menuju kelasnya. Saat sampai kelas Yuda langsung memutuskan duduk di bangkunya begitu pula Nata.

Nano-nanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang