Chapter 4: Ketertarikan

18 2 4
                                    

Suara sepatu yang saling beradu dilantai memenuhi seluruh ruang kantin pada jam-jam seperti ini, memang sudah menjadi tradisi disekolah mana pun kantin akan dipenuhi oleh para makhluk yang kelaparan saling berebut tempat duduk, mengantri makanan agar bisa cepat-cepat mengisi perut dan tenggorokan mereka yang telah kering.

Suasana bising dan ramai mendominasi kantin saat ini namun, tidak dengan keadaan seorang cowok yang sedang duduk di tengah-tengah kantin.

Yuda masih terus diam sambil memperhatikan dia yang berada di kursi sudut kantin, pikirannya masih terus menjalar pada kejadian di kelas tadi. Untung ada Nata yang memanggilnya karna ingin meminjam HP, ingin Hotspot katanya, menjengkelkan memang namun Yuda sangat-sangat bersyukur dan berterima kasih, untuk pertama kalinya Yuda merasa sangat beruntung memiliki teman seperti Nata yang pengacau namun ternyata berfaedah jika keadaan sedang genting. karena dengan begitu dia tak perlu membalas pertanyaan yang dilontarkan gadis itu. Mau ditaruh dimana muka Yuda jika ia jujur tengah memperhatikan seorang gadis? Ughhh! tamat lah sudah image yang Yuda jaga selama ini untuk bersikap dingin pada para makhluk yang bernamakan wanita

"Da, lo ga mau pesen makan?" tanya Nata sambil menyuapkan bakso Mba Munaroh ke dalam mulutnya.

"...."

"Yee diem-diem bae, kesambet lo ntar baru tau rasa"

Setelah mengatakan itu Nata melihat seorang yang tengah memperhatikan seisi kantin seperti sedang mencari seseorang dan..

"FADILLAH SINI GUE DISINI" teriak Nata mengalahkan suara teriakan dari para siswa yang sedang memesan makanan.

"Hai Bro," ucap orang itu yang diketahui bernama Fadil.

"Kok gue ga liat lo di kelas tadi ya Dil, lo bolos ya? Gila baru masuk lo dah bolos aja ck ck ck...salut gue sama lo. "

Pletak

Aww

Suara jitakan keras di hadiahi Fadil ke kepala sahabatnya ini,

"Ya iyalah gue ga ada di kelas, kita beda kelas, bego dipelihara"ucap Fadil dingin.

"WHAT?! Wah ga bisa dibiarin ni gue ga terima kalo kita ga sekelas lagi, ntar siapa yang bakalan ngerjain guru lagi? Jadi troublemaker kelas, kan ga seru" ucap Nata menggebu-gebu, *tak terima ceritanya:v

Fadillah hanya menatap datar sahabat sablengnya ini, dan pandangan berfokus pada Yuda yang hanya diam sedari dari tadi memperhatikan satu arah.

"Tuh anak kenapa?" Tanyanya pada Nata.

"Entah, dari tadi begitu, kesambet setan kali" ucapnya kelawat santai sambil terus memakan Bakso mba Munaroh.

"Yuda?"

"Da, lu kenapa dah?"

Karna tak mendapat jawaban Fadil mengikuti arah pandang Yuda. Ah Fadil mengerti sekarang. Nata pun mengikuti arah pandang Fadil Ia menatap Fadil dan Fadil melakukan pun melakukan hal sebaliknya.

"YUDA!" teriak Nata sambil memukul bahu cowok itu.

Yuda tersentak dan langsung menatap sahabatnya itu kaget.

"Wahh gue ngk nyangka Da, lo suka sama modelan kek gituan, gue tau kalo lo emng kesepian, belum pernah ngerasaain yang namanya cinta-cintaan pacar-pacaran, tapi lo ngk boleh gini juga kali Da,  cewe masih banyak kali di luar sana" Nata berucap sambil menggeleng sok dramatis dihadapan Yuda.

Yuda dan Fadil mengerutkan dahi bersamaan, masih belum mengerti apa yang dikatakan sahabat mereka yang satu itu.

"Maksud lo?" tanya Yuda bingung.

Nano-nanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang