Screwdrvier - part 3

9.2K 128 4
                                    

SCREWDRIVER by Lexuberant

***

Aku merindukan si kecil Evans, anakku. Umurnya masih 4 tahun. Sekarang dia pasti sudah tidur. Aku bisa membayangkan wajah tenang Evans saat dia sedang terlelap. Apa dia sedang memimpikanku sekarang?

Selain Evans aku juga merindukan Chris. Oh bagaimana bisa aku tidak merindukannya dengan semua yang dimilikinya. Perhatiannya, kelembutannya, ciumannya yang selalu menggairahkanku. Saat ini aku bahkan membayangkan bagaimana pelukan Chris yang hangat, kulitnya yang terasa kasar saat menyentuh kulitku, jari-jarinya yang selalu menjelajah setiap inci tubuhku, atau kebiasaannya untuk mencium kedua mataku.

Bagaimana bisa aku membayangkan Chris sekarang? Membuat tubuhku panas saja.

"Orange Juice!" Panggilan itu berasal dari ranjang bagian atas bunk bed ini. Siapa lagi kalau bukan Vodka. Sungguh, panggilannya itu mengganggu lamunanku saja.

"Ada apa?"

Beberapa detik kemudian aku dikagetkan dengan sosok Vodka yang tiba-tiba berada tepat didepanku. Vodka hanya perlu dua detik untuk sampai disini, melompat langsung dari atas ranjangnya.

"Aku bosan." Katanya.

Dia bosan? Lalu apa hubungannya denganku? "Lalu?"

"Temani aku." Katanya.

Aku yang tadinya sedang berbaring sekarang beralih ke posisi duduk dengan kedua kakiku yang terlipat. Vodka berada dihadapanku dengan posisi duduk yang sama. Kami berdua sama-sama diam untuk beberapa saat, sama-sama canggung.

"Kau tahu namaku bukan?" Tanyanya tiba-tiba memecah kesunyian.

"Vodka?"

Dia tersenyum, kali ini bukan seringai seperti yang biasa dilakukannya. Sekarang dia benar-benar tersenyum. "Kupikir kau tidak tahu namaku makanya kau tidak pernah memanggilku."

Andai saja dia tahu kalau aku tidak pernah memanggilnya karena aku takut. Tapi tidak kali ini, entah kenapa aku jadi tidak takut padanya. Lihatlah, sekarang bahkan dia tersenyum. Auranya malam ini berbeda dari biasanya.

Aku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah. Tentunya aku memperhatikan diam-diam, aku tidak mau dia tahu kalau aku sedang memperhatikannya. Lihatlah, malam ini rambutnya tergerai begitu saja. Pasti rambut itu akan menggelitik wajahku jika dia berada tepat diatasku. Tubuhnya, tubuhnya kekar untuk seorang wanita. Sekarang aku bahkan membayangkan jika tubuh itu memeluk tubuhku, pasti terasa hangat. Belum lagi bibirnya, bibirnya sungguh menggoda.

Tunggu, apa sih yang sedang kupikirkan? Aku pasti sudah gila! Ini pasti karena tadi aku membayangkan Chris!

"Kenapa namaku Orange Juice?" Aku memberanikan diri untuk bertanya. Kalau diingat-ingat lagi, dialah yang memberiku nama Orange Juice. Meskipun orang lain mengatakan namaku Orange Juice karena aku terlihat lemah, aku masih penasaran alasan dibalik namaku itu. Lebih baik bertanya pada orang yang memberikannya bukan?

"Aromamu." Jawab Vodka. Ah! Pasti aroma parfumku masih tertinggal saat aku pertama kali datang kesini. "Dan ada satu lagi yang harus kupastikan."

Tangan kiri Vodka tiba-tiba saja sudah melingkar di pinggangku. Vodka menarik tubuhku untuk mendekat kepada tubuhnya dan aku tak kuasa menahannya atau aku memang tidak ingin menghentikannya. Matanya menatapku mataku dalam-dalam. Sedetik kemudian bibirnya langsung menyambar bibirku tanpa aku sempat bereaksi atas pelukannya. Aku berusaha melepaskan diri dari cengkramannya sekuat tenaga. Tapi tak bisa, tenaganya terlalu kuat. Aku menyerah dan membiarkan ciuman demi ciuman dilancarkan oleh bibir halus itu.

Berbulan-bulan tanpa belaian dari Chris membuatku haus akan belaian-belaian itu. Pertama kubiarkan mulutku terbuka membiarkan lidah Vodka mengeksplorasi dalam mulutku, tetapi kemudian yang terjadi adalah tanpa sadar aku membalas ciumannya.

Sekarang aku tahu kenapa namanya Vodka. Ya, dia memang seperti Vodka. Jika dilihat, Vodka hanya terlihat seperti air yang bening dan seakan-akan aman untuk diminum. Tetapi air yang terlihat bening dan aman itulah yang justru memabukkan. Memabukkan hingga akhirnya akal sehatmu terlepas dari dirimu.

Aku tak menduga bibirnya bisa mencium seperti itu. Memabukkan, menyihirmu, membuatmu menginginkannya lagi dan lagi. Aku bahkan tak bisa menyangkal kalau aku menikmatinya, aku bahkan menginginkan lebih dari ini.

"Sudah kuduga, bahkan bibirmu juga terasa seperti jeruk." Kata Vodka begitu pautan bibir kami terlepas. Dia pergi begitu saja, kembali ke ranjangnya. Meninggalkan aku yang bahkan sekarang merasakan panas di sekujur tubuhku.

Sial, dia mempermainkanku.

***

SCREWDRIVER (by Lexuberant)

SCREWDRIVER - a short story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang