.part five.

70 43 39
                                    

"Nenek, masih sakit? Sakit apa sebenarnya? Mau Esha pijitin?" tanya Esha lembut seraya duduk di samping Neneknya yang sedang meminum teh hangat di teras.

"Cuma kurang istirahat aja," jawab Neneknya singkat.

"Sini Esha pijitin tangannya," tawar Esha lagi. Tangannya terulur untuk menyentuh tangan Neneknya yang kurus itu.

"Nggak usah—"

Ucapan Neneknya terpotong saat ponsel di saku celana Esha berdering dengan keras memecah obrolan keduanya.

"Nggak usah, sana kamu angkat telpon aja," ucap Neneknya datar kembali menyesap teh hangatnya.

Esha tersenyum tipis lalu pamit pada Neneknya sambil merogoh saku celana, "Aku angkat telpon dulu, ya, Nek."

Nama Erlang terpampang di layar ponsel. Esha berjalan beberapa langkah menjauh dari Neneknya. Matanya melirik sekilas ke arah Neneknya sebelum mengangkat telpon tersebut.

"Hai, udah bangun?" sapa Erlang saat telponnya diangkat.

"Menurut kamu, aku angkat telponnya dari alam mimpi?" seloroh Esha diselingi dengan tawa renyah khasnya, "Kamu lagi nggak sibuk, El?"

Erlang ikut tertawa mendengar jawaban Esha, "Lumayan sibuk, sih, tapi tiba-tiba pengen telpon kamu aja,"

Esha tersenyum lebar, "Kamu kangen?"

Erlang hanya tertawa renyah mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Esha.

"Yaudah, Sha, aku mau siap-siap kuliah. Jangan lupa makan, ya."

"Udah, gitu doang? Cuma nanya udah bangun sama bilang jangan lupa makan aja?"

Hening sesaat.

Esha mengernyit saat tidak mendengar sahutan apapun dari ujung telpon, "Halo, El?"

Tangan Esha bergerak menjauhkan telponnya dari telinga untuk memastikan masih terhubung atau tidak sambungan telponnya dengan Erlang.

Masih terhubung, kok!

"Halo, El?"

Erlang berdeham, "Sha, jangan berubah, ya?"

"Eh, kok, tiba-tiba ngomong kayak gitu?"

"Nggak apa-apa cuma untuk memastikan," ucap Erlang seraya tertawa kecil, "Yaudah, aku tutup, ya. Dah!"

Belum sempat Esha membalas sapaan selamat tinggalnya, Erlang sudah lebih dulu memutus sambungan telponnya.

"Itu pacar kamu yang namanya Elang?" tanya Neneknya secara tiba-tiba yang sukses membuat Esha tersentak kaget.

"Erlang, Nek. Nama panjangnya Airlangga Pratama dipanggilnya Erlang atau El," jawab Esha seraya tersenyum cerah dan kembali duduk di samping Neneknya, "Iya, itu pacar aku. Nenek belum pernah ketemu, ya? Sayangnya, sekarang dia lagi kuliah di Padang. Jauh banget, kan?"

"Untuk apa, sih, kalian pacaran segala?" tanya Neneknya yang memang tidak setuju dengan prinsip pacaran, "Toh, kalian saling berjauhan pula. Belum tentu nanti saling berjodoh atau nggak. Sudah capek-capek menahan rindu akhirnya malah nggak ketemu,"

Esha tersenyum getir mendengar ucapan Neneknya dan menjawab dengan candaan ringan, "Biar ada yang nanyain Esha lagi apa? Esha, udah makan belum? Esha, selamat tidur, ya."

1332 Km Before I Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang