"bukannya itu bang Nana? Siapa cewek itu..."ucap salah seorang murid yang tak sengaja melihat Nana yang sedang memapah Reyna menunju ke UKS.
Orang yang berada di sampingnya pun ikut menoleh dan memusatkan perhatiannya ke arah objek yang di lihat temannya.
Dia menyipitkan mata agar bisa memperjelas penglihatannya "lah itu kan anak kelas X IPS 2 anak kelas kita Jen"ujar teman murid cowok tadi, Jeno namanya.
"Ohh.."ujarnya singkat lalu meninggalkan tempatnya itu.
Temannya Jeno tadi pun sudah tidak kaget dengan sikap jeno yang dingin dan datar, tapi dia sebenarnya itu anak yang bisa bersifat dan bersikap sangat hangat kepada orang yang udah di kenalnya. Jeno bersikap seperti itu karena ada alasan di balik sikapnya yang datar dan dingin itu.
Jeno itu sebenarnya rapuh tapi dia bersikap sok kuat di depan orang lain hanya karena dia tidak ingin orang lain datang kepadanya hanya sekedar rasa iba dan kasihan, Jeno ingin menunjukkan sikap diamana dia bisa di anggap kuat oleh orang lain. Tapi tidak dengan Jeka teman sahabat sekaligus saudara buat Jeno, dia tau seberapa rapuhnya seberapa menyakitkannya menjadi seorang Jeno David Anggara anak tunggal keluarga Anggara yang terkenal akan usaha di bidang elektronik yang sedang di rintis sang ayah di berbagai belahan kota bahkan di luar negri sekalipun.
Meninggalkan Jeno dan Jeka yang masih berada di koridor dekat lapangan upacara. Di salah satu ruangan tepatnya di bilik ruang UKS disana terdapat Reyna dan Nana yang tetep dan masih setia memeluk dan menenangkan Reyna.
"Lo ada temen gitu ga biar gw panggilin dan nemenin lo di sini"ujar Nana yang sudah berbicara informal tidak menggunakan 'saya' dan 'kamu' lagi.
Reyna masih bergeming tetapi sudah tidak sesenggukan seperti tadi keadaan Reyna sekarang sudah lebih tenang. Merasa tidak ada jawaban ataupun pergerakan yang berarti dari Reyna, akhirnya Nana mencoba menjauhkan badan Reyna dari dekapannya. Ternyata Reyna sudah terlalap karena kecapekan menangis.
Karena Reyna tidur dan Nana tidak tau harus memanggil siapa dan berbuat apa kepada Reyna akhirnya dia memutuskan untuk menunggu di UKS karena ruang UKS sedang tidak ada PMR yang menjaga karena semua PMR sedang bertugas di lapangan untuk jaga jaga kalau ada murid yang sakit atau pingsan saat upacara berlangsung.
"Eh malah tidur lagi"lirih Nana "ni anak tidur apa pingsan sih, anteng bet dah"sambungnya sambil membaringkan Reyna.
Nana melihat badge nama yang tertera di seragam Reyna. 'Oh namanya Reyna'batin Nana.
Karena bingung harus ngapain, Nana pun mengambil ponsel dan mengasih tau salah satu temannya yang ada di lapangan bahwa dia berada di UKS dan meminta salah satu anggota PMR buat datang dan berjaga di UKS.
Tak lama menunggu akhirnya ada 2 orang cewek yang menggunakan slayer merah berlogo kan PMR di bagian belakang yang berarti mereka adalah anggota PMR sekolah ini.
"Na, sejak kapan lo di sini"ucap salah satu dari 2 cewek tadi."Dari tadi, kenapa ga ada satupun yang jaga di UKS sih? Harusnya kan ada setidaknya satu anggota yang jaga Din"ucap Nana lalu berdiri dari kursi dan mendekati 2 anggota PMR tadi.
"Ya gw kaga tau lah, begitu gw dateng aja langsung di suruh ke lapangan sama si Jey"ucap anggota PMR yang di ketahui namanya Dinda.
"Lo juga Nit, lo kan wakil ketua PMR kenapa anggotanya ga di koordinir coba ketua lo kemana emang?"omel Nana.
Cewek yang di panggil Nit atau lebih tepatnya Nita tadi hanya menundukkan kepalanya karena merasa bersalah.
"Ya udah gw titip dia, tadi syok nangis sesenggukan"ucap Nana lagi.
Dinda dan Nita yang di beri tugas pun menolehkan pandangan mereka ke brangkar yang berasa di belakang Nana.
"Loh dia pingsan? Kok ga di sadarin?"ucap Nita panik dan hendak menghampiri brangkar, namun di tahan sama Nana.
"Jangan dia cuma tidur"cegah Nana, "ya udah gw balik ke lapangan dulu kalian jaga dia ya"pamit Nana.
Lantas Nana pun keluar dan berjalan menuju lapangan, untuk menyampaikan amanat menggantikan Jey, Jey ga bisa memberikan amanat karena sedang ada urusan OSIS yang lain.
Berada di lapangan Zahra tengah gelisah dan terus mencari keberadaan Reyna.
'duh si Rey kemana sih' batin Zahra yang ga bisa tenang.
Sedangkan sedari tadi ada seseorang yang terus memperhatikan gelagat Zahra yang kelihatan sedang gelisah dan mencoba mencari keberadaan seseorang.
"Eh lo kenapa si dari tadi gw perhatiin gerak mulu tu pala"ucap seseorang tadi mengagetkan Zahra. Zahra kaget? Tentu saja, tapi dia ga terlalu memperdulikan.
'anjir gw di kacangin' batin cowok yang menegur Zahra tadi.
Skip
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, itu berarti waktu sekolah sudah usai dan para siswa di perkenankan untuk pulang.
Zahra berjalan berdampingan dengan Reyna, Zahra memapah Reyna karena takut jika Reyna masih lemes.
"Lo pulang sama siapa Rey"tanya Zahra pada Reyna.
"Gojek kalo ga nunggu mang didin"jawab Rey singkat."Gw tunggu lo dah ato enggak lo bareng gw aja yok, gw takut lo kenapa kenapa"tawar Zahra.
"Hai...
TBC
Segini dulu ya guys. Maaf kemarin baru ada kesibukan jadi ga sempet nulis
Mumpung ini waktunya agak luang dan kebetulan dapet inspirasi buat nulis, tapi maaf cuma pendek soalnya masih agak males ngetik banyak" takutnya banyak typo.
Sekian dulu jangan lupa vote and coment ya kawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Teen Fictionga pinter bikin deskripsi langsung aja yups haha. Di baca ya jangan lupa vote dan komen biar makin semangat yang nulis aku: ) Di sini aku di bantu temen ku buat cari inspirasinya hehe