CHP 11

9 2 0
                                    

Setelah itu Jey berjalan menuju pintu masuk mansion mewah itu.

"Jeka sayang kenapa" suara sarat akan kehawatiran datang dari arah dapur, tak lama setelah itu muncul wanita paruh baya datang dengan tangan yang masih sedikit terkena tepung, mungkin dia terburu buru saat mencuci tangan tadi.

Wanita itu menghampiri Jey yang berada di ruang tamu bersama Jeka yang sudah di baringkan di sofa yang ada di sana.

"Jeka kenapa?"tanya wanita tadi yang tak lain adalah mama dari Jeka dan Jey.

"Kecapekan katanya ma, dia tidur aku ga tega banguninnya"jawab Jey.

Mama mengambil alih tempat yang di duduki Jey tadi tanpa menghiraukan si sulung, dan membangunkan Jeka perlahan dengan sangat lembut.

"Jeka sayang, bangun dulu yuk"ucap mama sambil membelai pipi Jeka, tak ada sahutan yang pasti dari sang empunya nama.

"Jeka bangun yuk makan dulu"ulang mama, Jeka mengeliat kecil dan bergumam.

Jeka membuka matanya dan memandang sekeliling, seketika dia terbangun entah karena kaget atau mimpi.

"Kok udah di rumah"gumam Jeka yang masih bisa di dengar mama.

Mama yang mendengar pun tersenyum lembut dan memegang wajah anaknya itu.
"Tadi ketiduran"ucap mama, pandangan Jeka teralihkan ke arah Jey yang berdiri di belakang mama.

"Lo kenapa juga ga bangunin gw si bang"protes Jeka.

Belom sempat Jey menjawab ucapan mama terlebih dahulu memotong "udah udah kamu ganti baju dulu sana udah itu turun terus makan ya mama udah bikinin makanan kesukaan kamu"suruh mama pada Jeka.

Setelah Jeka meninggalkan ruang tamu tinggallah Jey dan mama yang sama sama terdiam, suasana ruangan hening dan canggung.

"Kamu juga sana ganti terus makan"tiba tiba suara mama menyuruh Jey untuk menyusul adiknya.

Jey hanya mengangguk dan berjalan menuju kamarnya yang berada tepat di sebelah kamar jeka.

Skip

Setelah mereka berdua berganti baju akhirnya kini mereka beserta mama sudah berada di meja makan, di meja itu sudah tersedia berbagai makanan yang berbau seafood kesukaan Jeka sekali.

Jeka yang melihat menu favoritnya pun menyunggingkan senyum lalu duduk dan dengan semangat dia mengambil nasi beserta lauk.

Setelah itu Jeka duduk diam dan mulai menikmati makanannya dengan lahap.

Mama yang melihat pun tersenyum senang karena anak kesayangannya menyukai masakan nya, mama menuangkan jus jeruk ke dalam gelas dan di sodorkan di hadapan putranya itu "pelan pelan sayang makannya"ujar mama.

Jey yang melihat Jeka makan pun hanya bisa tersenyum dan terus memandangi interaksi ibu dan anak yang tersaji di depannya, hingga Jeka pun sadar bahwa piring yang berada di hadapan sang kakak masih kosong.

"Lo ga makan bang?"tanya Jeka yang membuyarkan lamunannya.

"Nanti aja"jawab Jey seadanya, setelah kakaknya menjawab pertanyaannya Jeka pun mengalihkan pandangannya ke atas meja makan yang semua makanan yang ada di sana adalah seafood seketika dia menyadari satu hal bahwa kakaknya itu alergi terhadap apapun yang berbau seafood.

Jeka melirik sang mama "ma, mama ga masak yang lain?"tanya Jeka pada ibunya.

"Emang kenapa? Jeka mau tambah lauk apa lagi?"tanya sang ibunda selembut mungkin.

"Bukan buat aku, tapi buat bang Jey" mendengar Jeka menyebutkan namanya Jey pun langsung menggelengkan kepalanya pelan.

"Udah gpp gw nanti gampang"jawab Jey setelah melihat tatapan ibunya yang muali ga enak untuk dirinya.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang