CHP12

10 2 0
                                    

Sebelum selesai mengucapkannya papanya terlebih dahulu menyela ucapannya.

"Udah makan aja jangan mikir yang aneh aneh"ucap tegas papanya yang membuat Jeka takut "udah selesai makan kalian pulang ya, papa masih ada lembur"sambungnya.

"Pulang jam berapa mas?"tanya Aline lembut kepada sang suami.

"Ga tau jam 11 apa jam 12 mungkin"jawab papa kemudian di angguki oleh Aline dan melanjutkan makan mereka dengan sedikit obrolan antara suami dan istri tersebut.

Jeka terus saja memikirkan suatu hal, hal itu terus mengganggu pikirannya, yaitu Jey.

Apakah Jey sudah makan? Bahkan dari tadi pagi dia belum makan, walaupun dia sudah omong sudah makan di kantin tentu Jeka tidak bisa percaya begitu saja.

Jey tidak pandai berbohong jeka tau dengan jelas kalau Jey berbohong. Yang membuatnya kepikiran adalah kakaknya itu memiliki penyakit lambung akut, setelah beberapa bulan terakhir sempat collapse karena kelelahan dan pola makan yang ga teratur, dia ga mau kejadian itu terjadi lagi.

Apa dia membungkuskan makanan saja buat kakaknya itu, tapi tunggu dulu Jey alergi dengan seafood sedangkan disini semua menu serba seafood.

Kalau minta berhenti buat beli makanan yang lain belum tentu mamanya mau menuruti nya apalagi dia tau kalau itu buat Jey.

Tak lama setelah makan akhirnya mereka pulang tapi mampir terlebih dahulu ke kantor tuan Yuanda terlebih dahulu untuk bertukar mobil.

"Pah pulang dulu ya"pamit Jeka pada papanya dan menyalami tangan papanya di ikuti oleh sang ibu.

Di perjalanan pulang Jeka ingin sekali berhenti buat beli makanan yang bisa di makan sama kakanya.

"Emm mah di depan ada nasi padang, berhenti dulu boleh?"tanya Jeka pelan pada sang ibu.

Aline yang mendengar penuturan putranya itupun merasa heran, bukankah tadi Jeka makan lumayan banyak? Kenapa mau beli lagi?.

Jeka yang merasa paham dengan tatapan bertanya ibunya itu pun langsung menyahut "buat bang Jey mah, dari siang dia belum makan"ucap Jeka pelan.

Aline terlihat tidah suka dan menghembuskan nafasnya "tadi kenapa ga sekalian? Lagian mba Lastri belum pulang tadi mungkin dia udah masak sesuatu"ucap mama acuh dan terlihat tidak perduli " gausah berhenti ya? Mama cape banget tadi di butik banyak kerjaan"tolaknya halus.

"Hemm ya udah ma" pasrah Jeka, kenapa dia merasakan perasaan tak nyaman semenjak di restoran tadi? Kenapa dia merasa sesuatu telah terjadi.

Skip.

Kembali ke mansion mewah itu, Jey masih duduk sembari menelungkupkan kepalanya di antara lipatan tangannya, entah kenapa kepalanya semakin terasa pusing, dan juga perutnya sakit. Rasa mual, sakit seperti di plintir didalam perutnya karena dia belum makan sedari pagi mungkin? Ya, dia bahkan belum memakan apapun hanya meminum air putih saja.

Dia punya magh dan itu harus makan dengan teratur kalau ga mau kambuh.

"Kenapa sakit banget"gumam Jey sambil terus meremas perutnya.

Rasa mual pun semakin tak bisa di tahan, dia berjalan menuju toilet yang ada di dekat dapur, Jey berjongkok di depan closed dan memuntahkan isi lambungnya, tak ada apapun yang keluar selain cairan bening kental kekuningan itu, dalam sekejap rasa pahit menguar ke seluruh rongga mulutnya, wajahnya pucat dan lelah yang begitu kentara dengan keringat yang membanjiri dahinya.

Setelah merasa tidak ada yang ingin di muntahkan lagi Jey pun berdiri dan menyuci wajahnya di wastafel dia bisa melihat pantulan dirinya sendiri, betapa menyedihkannya dirinya saat ini.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang