PROLOG!

383K 16.1K 2K
                                    

Hai! Panggil aku Syasya !!

[ JANGAN LUPA BERIKAN VOTE 🌟 & KOMEN 💬 KALIAN. ]

SPAM EMOJI 🐙 YANG BANYAK BIAR CEPET UPDATE!!

Kalian datang dari mana? Tiktok? Instagram?

Happy reading !! 🦩

**

"Tuhan tau kapan kita harus bahagia."

**

"Mama! Alga mau naik bilanglala itu sebentar aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama! Alga mau naik bilanglala itu sebentar aja. Mama tunggu sini, ya." Algaffan mengembangkan senyumannya, memandang seorang wanita yang mengelus rambut kepalanya dengan lembut.

"Iya, sayang. Mama bakal tunggu Alga disini." Wanita yang tampak anggun menggunakan dress itu mengangguk, kemudian kini membiarkan putranya menaiki salah satu wahana yang berada taman fantasi.

Suara kebisingan terdengar memukakan telinga, terlihat banyak orang berlalu-lalang disekitar sembari tertawa bahagia— Menikmati hari libur mereka bersama keluar di sebuah taman fantasi. Banyak sekali anak kecil memegang balon dan para badut yang membuat mereka tertawa.

Sedangkan bocah berumur 7 tahun yang sedang memegang gulali itu, memilih untuk menaiki bilanglala yang tersedia. Setiap putarannya, ia akan berteriak sembari melambaikan tangannya kepada Ibunya.

"Wau! Mama! Lihat?! Ini sangat tinggi," ujar Alga sedikit berteriak, memandang pemandangan sekitar kemudian beralih kearah Ibunya. "Aku beranikan, Mah."

"Pegangan Alga," ujar wanita itu, mendongkan dagunya, menatap putranya yang sedang asik menaiki wahana tersebut.

"Yuhuuu! Ini seru banget, Mah. Nanti habis ini, Alga bakal naik lagi," ujar Algaffan, tampak mengembangkan senyumannya bahagia. Dirinya sangat takjup dengan ketinggian, dapat melihat pemandangan kota dari wahana ini.

"Mah! Mama.." Algaffan tersentak, menyadari Ibunya sudah tidak ada di tempat yang sama. Dirinya memasang wajah gelisah, berteriak menyuruh seseorang dibawah sana untuk menghentikan wahananya.

"MAMA! MAMA DIMANA?! MAMA!" Setelah keluar dari wahana, Algaffan berlari mengelilingi taman. Dirinya menganati setiap wajah orang yang ditemuinya, membelah lautan manusia untuk mencari keberadaan ibunya.

Tidak sedikit orang yang menghampiri bocah itu, memasang mimik wajah bingung sembari bertanya kepada Algaffan. "Apa ini Ibumu? Katakan ciri-cirinya."

"Nggak! Bukan! Mama dimana?! Mama! Jangan tinggalin Alga." Algaffan bergeming beberapa saat, merasakan kepalanya yang berputar hebat. Dirinya mendadak merasakan hal yang aneh, tidak bisa memandang wajah orang disekitarnya dengan jelas. "Bu— bukan! Itu bukan Mamaku," lirihnya sebelum tergeletak pingsan.

STUCK LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang