Prosopagnosia atau face blindness yang diderita Algaffan Al-Kaezar membuatnya susah mengenali wajah seseorang di sekitarnya. Sampai akhirnya, ia harus menerima takdir untuk dijodohkan oleh gadis bernama Milen Kylla Al-Hardine- Gadis yang sedang mene...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Milen kini tampak berjalan santai dengan tatapan kosong masuk ke dalam rumahnya. Sedari tadi pikirannya tidak bisa berhenti, memikirkan Algaffan serta permintaan Ayahnya beberapa hari lalu. Menurut gadis itu, Algaffan ternyata lelaki yang baik, ia bisa melihat bagaimana karakter lelaki itu sejak kejadian di atap kemarin.
"Kamu pulang?" Alexander menoleh kearah putrinya yang baru saja datang dari pintu utama, kemudian berjalan mendekatinya. "Kamu sakit, Milen?" tanyanya khawatir, mendapati wajah Milen yang pucat.
Milen menghela nafas, memandang Alexander dengan tatapan sayu. "A--- ayah.."
Alexander lantas menaikkan sebelah alisnya, menunggu Milen yang ingin mengatakan sesuatu kepadanya. "Kamu ada masalah? Sini duduk dulu, cerita sama Ayah."
Milen mengangguk pelan, kemudian mengambil posisi duduk di sebelah Alexander kemudian memeluk tubuh Ayahnya dengan erat. Astaga! Air mata gadis itu langsung meluncur membasahu pipinya lagi. "Milen mau tanya sesuatu sama Ayah."
"Kamu mau tanya apa hm?" Alexander bertanya serius, mengelus rambut kepala putrinya.
Milen seketika menelan ludahnya, mengepalkan tangannya seolah sedang mengumpulkan keberanian untuk bertanya kepada Alexander. "Apa sekarang Ibunya Algaffan masih hidup? Terus kenapa Algaffan bisa menderita Prosopagnosia?"
Alexander tersentak menerima pertanyaan putrinya barusan, ia langsung mengalihkan pandangannya kearah wajah Milen yang dibasahi oleh air mata. "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya tentang Algaffan? Sekarang dengar, Ayah tidak akan memaksa kamu untuk menikah dengan Algaffan kalau kamu tidak bersedia, Milen. Jangan memaksakan diri. Okey?"
Milen menggeleng lemah, menghapus air mata yang membasahi pipi mulusnya. "Ti--- tidak! Milen hanya ingin tau sedikit, Ayah. Kalau Ayah keberatan menjawab pertanyaam Milen, Milen tidak akan memaksa Ayah untuk menjawabnya."
Alexander sesaat membuang nafasnya pelan, berusaha mengukir senyuman tipis di wajahnya, lalu membalas pelukkan Milen dengan lebih erat. "Baiklah, Ayah akan ceritakan semuanya tentang Algaffan."
**
Flasback on.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.