Lumark sweet

664 60 20
                                    

HAII AYANGIEE....! 😚😚

Oke, jadi ini bukan lanjutan ff Lumark. Tapi ini oneshoot, dimana gua gabut dan buat ini.

Btw ini GS (genderswitch) bagi kalian yang gak suka, skip aja. Sana pergi.

Gini, aku kan penumpang kapal Lumark dari mereka masih sepi banget. Sumpah pas itu, di wp aja, baru sekitar 3 ff yang buat Lumark. Gila kan.

Nah pas itu gw janji, mau buat oneshoot Lumark yang sweeeeeeetttttttttt bengeut. Oke jadi ini ff nya ...

'Dekat'

Ku langkahkan kakiku menuju kursi santai di halaman belakang rumah. Malam ku terasa berbeda kali ini, tak ada lagi bintang yang menemani. Setidaknya aku masih bersyukur bisa duduk ditemani cahaya bulan. Yang memang akan terus bersinar walau semuanya telah berubah. Ku pejamkan mata ini, membiarkan dinginnya angin sampai ke tulang.

Aku mempunyai kekasih cantik, tidak maksudku sangat cantik, namanya Mark. Aku begitu mencintainya, meski jarak memisahkan kami. Aku menjalin hubungan jarak jauh itu sejak dua tahun yang lalu. Rasanya seperti baru kemarin kami saling tertawa. Aku sangat yakin hubungan ini bisa sejati, kami saling percaya, mencintai, dan setia. Ya, itu pemikiranku dulu. Entah apa yang membuat ini berubah, ia mulai selalu mencurigaiku.

Ia mengatakan, kalau ia takut kehilangan ku. Yang bahkan sama sekali tak pernah ku pikirkan sebelumnya. Ia juga mengirimiku pesan hampir setiap hari hanya untuk bertanya, siapa saja wanita yang berjalan denganku hari ini. Ah, ini gila. Aku tak bisa untuk tidak baik baik saja. Apa yang ia pikirkan sampai sampai bisa curiga seperti itu.

“Cas, gimana kerjanya hari ini, lancar?” Tanyanya di seberang sana.

“Iya, Alhamdulillah kaya biasa,” jawabku enteng.

“Hari ini kamu jalan sama siapa aja, Cas?” aku menghela napas, lelah dengan pertanyaan itu.

“Apa sih, kok kamu nanya itu terus? Kamu tiap hari nelpon aku Cuma buat nanya, aku jalan sama siapa aja, gitu? Kamu udah enggak percaya sama aku?”

“Bukan gitu, aku Cuma khawatir. Aku Cuma takut. Maafin aku, ya?”

“Hufft... Udah lah, aku capek!” Selalu begini, aku yang memutuskan sambungan secara sepihak. Pulang kerja bukan disambut sapaan manis, justru malah pembicaraan yang memancing keributan. Siapa yang akan tahan dengan itu!

Lambat laun aku pun lelah jika harus menghadapi sikap kekanakkan nya. Semua pertanyaan bodohnya dan kecurigaan yang ia letakkan. Aku mulai mendiamkannya, aku ingin ia bersikap dewasa. Sepertinya ia merasa tidak cukup atas cintaku yang menerima ia dan seluruh kekurangannya. Aku akui, Mark memang wanita yang sangat cantik. Tapi ia sangat kekanakkan, sensitif dan labil.

Amarah ku sudah diujung tanduk, kala mendengar ia menangisi foto ku bersama teman wanita sekantor ku. Aku sudah menjelaskannya, itu bukan apa apa, namun ia tetap menangis dan menanyai ku. Dan aku sudah benar benar muak, secara kasar ku putuskan hubungan tiga tahun ini dan membentaknya, bahwa ia tidak boleh menelepon ku lagi. Bisa ku dengar dengan jelas, tangisannya semakin kencang. Isakan nya semakin menjadi jadi.

Bodoh sekali diriku memarahi wanita sebaik ia. Saat itu hati nurani ku pergi entah kemana, menyisakan ego yang terus meningkat. Hingga di penghujung percakapan, ia mulai meredakan tangisnya dan dengan sangat lembut, dari bibirnya keluar maaf yang selalu ia katakan. Aku yakin disana ia tengah tersenyum untuk menahan tangis. Ia bilang, ia tidak akan mengganggu ku lagi mulai sekarang. Gadis ku pergi dengan air mata, yang bodohnya karena aku.

(2) Error, kesalahan pada jaringan cinta. LumarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang