Anu

642 83 44
                                    

🍁🍁🍁

.

.

.

"Kadang aku menyesal menyerahkan adikku padamu. Kau itu niat tidak, sih menjaganya?"

"Taeyong... sudahlah." Kini mama Lee sibuk menyudahi acara perdebatan anaknya dan menantunya

"Biarkan saja, ma. Aku kesal sekali padanya. Untung saja Mark ada bersama Jaemin, jika dengan dia pasti adikku sudah kenapa napa." Lucas menghela napas mendengar ocehan Taeyong yang kesekian kalinya.

Iya, Lucas sama sekali tidak mengangkat atau membalas pesan Jaemin tadi. Ia sama sekali tak peduli sekitar apalagi saat mendapat kabar tentang Mark dan kandungannya.

"Kenapa aku yang disalahkan? Bukankah si lee itu yang pergi sendiri dari rumah. Mark, kau benar benar menyebalkan." Lucas mengurut keningnya pusing, tidak ada yang peduli padanya.

Saat ini keluarga Lee sedang berkumpul di ruang keluarga kediaman Lucas dan Mark. Lucas ikut berada di tengah mereka agar Taeyong tidak kembali menceramahinya karena tidak peduli pada keluarganya. Lucas pun melihat Mark yang tertawa karena bayi mereka terus aktif menendang.

Dan Lucas benci itu. Mark selama ini hanya sibuk bersenang senang, Lucas yang mencari uang. Yang ia lakukan hanyalah membeli susu, obat pereda nyeri, pereda mual dan hal tidak penting lainnya. Mark menghabiskan banyak uang hanya untuk keperluan pribadinya saja.

Hari ini Mark melakukannya lagi, membuang uang hanya untuk periksa kehamilan dan tes USG. Kalau saja keluarga Mark tak meminta, Lucas pasti tak akan mengizinkannya.

.

.

.

Flash back

"Cas, izinkan aku melakukan USG, ya?" Lucas menghampiri Mark di kasurnya.

"Kau pikir uang itu seperti daun, ya! Ada yang lebih penting dari ini Mark. Kau tidak perlu tes USG itu. Kita akan pulang sekarang." Lucas membawa Mark keluar rumah sakit tepat saat Taeyong dan keluarganya datang.

"Mau kau bawa kemana adikku?" Tanya Taeyong sinis.

"Hyung, Mark tak akan melakukan USG." Lucas tersentak saat mendapat cengkeraman dari Taeyong di kerah nya.

Alhasil dengan segala keterpaksaan Lucas menerima surat dari dokter dan membacanya malas. Bayinya kembar, siapa orang tua yang tidak akan bertambah senang mendengar hal itu? Tentu saja Lucas. Yang ia pikir habis ini tanggungannya pasti tambah membludak.

Di depan ruangan Jaemin, Jeno serta keluarga Mark sangat menanti hasil dari USG itu. Lucas menyerahkannya pada Jaemin yang sangat antusias. Ia bisa melihat wajah wajah gembira itu, gembira diatas penderitaan nya.

Flash back off

.

.

.

Ruang keluarga yang tadinya ramai menjadi sepi seketika saat keluarga Mark pamit pulang dari sana. Kini hanya dua anak adam itu yang tersisa. Bersantai di atas sofa hitam, keduanya tampak tenang ditemani tayangan televisi yang menampilkan romansa drama malam ini.

Mark bersandar di bahu Lucas, bibirnya tak berhenti tersenyum mengingat kala Lucas datang menemuinya dan berkata bahwa mereka dikaruniai anak kembar. Mark pikir mungkin sehabis ini Lucas tidak akan kasar lagi padanya atau minimal bahagia atas kandungannya. Mark hanya tidak tahu saja Lucas sudah siap mencaci maki Mark setelah ini.

(2) Error, kesalahan pada jaringan cinta. LumarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang