Ketemu

445 72 16
                                    

🍁🍁🍁

.

.

.

Mark dan Lucas sampai di rumah orangtuanya. Mereka disambut hangat oleh para pemilik rumah itu. Lucas menaruh tas mereka di kamar Mark. Rencananya mereka akan menginap sekitar tiga sampai empat hari. Setelah merapikan barang barangnya, Lucas pun turun ke bawah untuk berkumpul dengan keluarganya.

"Lucas, malam ini mau makan apa? Biar mama buatkan."

"Aku ikut saja, tidak usah muluk muluk."

"Bahan bahan di rumah sudah habis, kalian tolong belikan, ya?"

"Lucas pasti lelah menyetir sejak tadi. Biar Mark saja, ma." Mark beranjak ke kamarnya dan mengambil hoodie nya guna menutupi perutnya.

Tiba di depan rumah, Mark melihat suaminya berdiri menunggunya. Lucas mengajak Mark untuk pergi bersama, ia menawarkan pergi naik motor tapi Mark enggan dan memilih berjalan bersama.

Lucas sempat ingin melarangnya namun Mark sudah terlebih dahulu berjalan mendahuluinya. Mark memperlambat jalannya, ia sengaja agar bisa lebih lama berjalan. Dari rumahnya, minimarket cukup dekat, mungkin sekitar sepuluh menit berjalan kaki.

"Kenapa kau ikut?"

"Menurutmu? Kalau tidak di mata Taeyong, setidaknya di mata orang tua mu aku cukup baik."

"Jujur saja, kau ingin menemaniku, kan?"

"Cih tidak sudi," ujar Lucas menunjukkan senyum meremehkannya.

Mark balas tersenyum. Terserah apa yang Lucas katakan, baginya ini adalah peluang. Ia akan mencoba dekat dengan Lucas sebisa mungkin. Mereka sampai di minimarket dan membeli barang barang yang mereka butuhkan. Lucas mendorong trollie sedangkan Mark yang memilih.

Beberapa di antara pengunjung mulai membicarakan mereka. Ada beberapa yang menyebutkan mereka masih berpacaran, ada yang menyangka mereka adik kakak, ada juga yang menebak dengan benar karena sudah biasa menonton film yaoi. Para wanita merasa dibangkitkan jiwa fujoshinya, seperti mendapat konten gratis.

Di bagian bahan bahan masakan, tepung diletakkan di rak atas sehingga Mark kesulitan mengambilnya. Mark berusaha dengan berjinjit dan meraba rak itu. Hanya tinggal beberapa tepung saja yang masih tersisa, itu tambah menyulitkan karena beberapa tepung terletak di belakang.

Lucas yang melihat orang di sebelahnya kesulitan, memperhatikan apa yang Mark akan lakukan.

"Kenapa berada di belakang, sih, tinggi pula."

"Otak udang." Lucas mengambilkan tepungnya dan meletakkan di keranjang mereka. Lucas berjalan melewati Mark, menyisakan Mark yang berkaca pinggang.

Setelah menyelesaikan aktifitas mereka, mereka pun segera pulang membawa masing masing kantung belanjaan. Mark kira Lucas akan membiarkannya membawa semua kantung belanja, tapi ternyata tidak. Bisa dicemooh habis habisan Lucas jika orang orang melihatnya membiarkan istrinya membawa sendirian.

Lucas mengambil kantung paling berat dan membawanya, membiarkan Mark membawa yang satunya. Mereka memilih rute yang berbeda dari jalan pergi. Mark menginginkannya, ia sudah jarang kesini. Ia ingin mengingat masa masa lampau nya saat masih bersama Jaemin.

Mark melewati sebuah warung kecil tempatnya biasa mengajak Jaemin kencan. Ia menawarkan Lucas untuk mampir dengan janji ia yang akan membayarnya. Lucas menuruti, hitung hitung istirahat, karena Mark sudah berdiri lebih dari tiga puluh menit.

Pemilik warung itu sudah sangat dekat dengan Mark. Selain tempat kencan, kadang Mark membawa teman temannya berkumpul disini. Pemilik warung itu pun kaget melihat Mark datang bersama orang asing baginya.

(2) Error, kesalahan pada jaringan cinta. LumarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang