7. 🔞

164 12 7
                                    



'🦊'

~🔞🔞🔞~

Disclaimer : chapt ini, isinya ya.. itu itu👉👈
jadi kalau gasuka, gausah baca ya!






~~~


Ruangan itu dipenuhi oleh desahan dua pemuda yang saling menyalurkan nafsu. Suara decakan yang terus beradu dengan decitan kaki ranjang, menunjukkan betapa brutalnya tusukan sang dominan.

Suara suara yang masih setia mengisi ruangan itu adalah geraman geraman rendah dominan setiap kali miliknya terjepit, bergesekan dengan dinding sang submisif, dan jeritan sang submisif ketika sang dominan berhasil menyentuh titik lemahnya.

Bibir dominan yang sekarang sudah lembap kembali menempel pada kulit submisif, menghisap pelan dan menggigit gigit kecil kulit halus tersebut, yang sudah pasti akan membekas kebiruan disana.

Hentakan demi hentakan mengeluarkan suara decakan yang bisa dibilang sangat keras itu, disertai oleh geraman sang submisif yang sepertinya akan mencapai pelepasan keduanya.

Ya, mereka sudah bermain selama satu jam penuh, dan tidak ada tanda tanda bahwa sang dominan akan menghentikan permainan ini sooner or later.

"Masih mau ngakhirin nyawa orang lagi, hm?"

"A-ampun h-hyunj- Ah!" Ucap jeongin dengan terbata bata. Matanya berair, kewalahan menghadapi hujaman keras dari pemuda bermarga hwang didepannya ini.

Sementara itu hyunjin menyeringai, dia menyukai pemandangan dibawahnya ini. Seorang pemuda yang rambutnya sudah acak acakan, basah karena keringat yang tak henti hentinya mengucur ke bawah lehernya.

Bibirnya yang bengkak, mengeluarkan darah di salah satu sudutnya, dan leher yang banyak bercak bercak merah keunguan hasil karyanya sendiri.

Hyunjin merasakan tempat yang sedang ia masuki ini menyempit, disertai dengan geraman jeongin yang menandakan bahwa ia sedikit lagi sampai pada pelepasan keduanya

"T-tahan lah dulu.. fuck" ucap hyunjin. Jujur, sedikit lagi ia akan sampai pada pelepasan pertamanya. Ya, pertama.

"A-ah h-hyunjin-ah udaaah" jerit jeongin, yang lubangnya tengah dihujam oleh pemuda diatasnya ini.

Gerakan pinggul hyunjin semakin cepat, menusuk jeongin dengan keras dan mendalam. Mengumdang jeongin untuk menjerit, mendesah tak karuan. Ia makin kacau ketika hyunjin mempercepat temponya.

"Gh-ahh hyun-hh j-jin aah!"

Jeongin membenci dirinya saat ini. Ia membenci dirinya yang pasrah dibawah kekungan pemuda kelahiran maret ini. Ia membenci dirinya yang terlihat lemah didepan pemuda didepannya. Yang sesekali mengernyit, lalu menyeringai keenakan.

Ia benci dirinya yang merasakan sakit, perih, pegal disekujur tubuhnya, tetapi tetap merasakan kenikmatan.

Memang labil dirinya ini.

"Engh! Je.. b-bentar lagi.. y-ya" ucap hyunjin yang gerakannya semakin brutal. Ia ingin mengejar pelepasannya, agar ia dapat melepaskannya bersamaan.

"A-ah aku hng! H-hyunjin aah..!"

Geraman rendah dominan dan jeritan panjang submisif menandakan bahwa mereka berdua telah mencapai pelepasannya.

Tenang, hyunjin sempat mengeluarkan miliknya dan menumpahkan spermanya di perut jeongin. Walaupun sebagian sempat keluar didalam sana.

Kedua pemuda itu tampak mengatur nafasnya, hyunjin masih menyempatkan diri untuk melihat pemandangan dibawahnya saat ini

Perlahan Hyunjin berdiri, mengambil handuk, dan berdiam sejenak menatap pemuda yang tengah terkulai lemah di ranjangnya sendiri.

Pemuda itu tampak mengejar nafasnya, sesekali menyeka keringat yang mengalir dari dahinya, sambil memejamkan matanya.

Hyunjin melihat kearah bercak merah dikasurnya, itu darah. Hyunjin jadi merasa bersalah untuk main sekasar itu padahal ini kali pertama jeongin untuk melakukannya.

Hyunjin tersenyum, masih tidak menyangka bahwa ia dapat memasuki submisif yang berlagak seperti dominan yang tengah tidur diatas ranjangnya ini.

Hyunjin pun mengambil bajunya, lalu melenggang masuk ke dalam kamar mandi.


~~~~~~

Sinar matahari yang terik menerobos jendela kamar seorang pemuda kelahiran februari tersebut, membuat penghuninya terusik, lalu membuka matanya perlahan.

Jeongin merasakan bahwa badannya seakan akan remuk, ada nyeri di sela sela selangkangannya pada saat ia mancoba untuk duduk diranjangnya sendiri.

Krieek

Jeongin tersentak mendengar suara itu. Ia memandang malas lelaki yang masuk kedalam kamarnya itu, ia memalingkan wajahnya karena malu. Bisa bisanya dia pasrah disetubuhi oleh iblis seperti dia.

Hyunjin terkekeh, ia masih tak percaya bahwa ia berhasil memasuki liang surga milik 'dominan' didepannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin terkekeh, ia masih tak percaya bahwa ia berhasil memasuki liang surga milik 'dominan' didepannya ini.

"Mending berendam air hangat dulu yuk? Katanya itu bisa buat, um... itumu gak sakit lagi" kata hyunjin, mencoba untuk menyaring kata katanya. Bisa saja dia langsung bilang 'lubang anus' kepada jeongin, tapi ia merasa tak enak sendiri karena telah menghujami lubangnya.

Jeongin sebenarnya tidak ingin berendam di air hangat, malahan ia lebih ingin berendam di air dingin karena badannya sudah panas habis dibungkus oleh selimut.

Jeongin menggeleng pelan, lalu kembali berbaring dan menyelimuti dirinya sendiri.

Hyunjin menghela nafas, dan hanya menatapi jeongin selama beberapa menit, sampai pada akhirnya ia mendapatkan pesan.

Hyunjin yang melihat pesan itu pun refleks mengangkat jeongin dan memaksanya untuk berendam di air panas, sementara ia membersihkan kamar jeongin dan mengganti seprainya.









Yeji💩
Gua bentar lagi nyampe sana. Lu nginep di rumah jeongin kan? Awas aja lu gw dateng jeongin ada apa apa.








~~~

Ah capek kwkwk

Makasih buat yang masih mau baca ini🤧

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•innocence• {} 현진|정인✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang