Dua

24 2 0
                                    

Sudah seminggu kejadian malam itu, Arlena sering bertemu dengan nya dan sesekali becanda ataupun mengobrol. Namun, Arlena masih penasaran tentang sosok lelaki tu, apa ia sudah berumah tangga? Atau belum? Tapi menurut Arlena sudah.

Mereka sudah sedikit saling kenal, namun Arlena tak mengetahui nama lelaki itu. Mau menanyakan pun ia tidak berani, karna menurut Arlena itu satu hal yang tak penting. Walaupun tak mengenal nama nya, setidaknya Arlena bisa setiap hari bertemu dan mengobrol. Itu saja Arlena sudah senang.

"Arlen" panggil lelaki itu. Arlena pun menengok ke arah nya

"Iya" jawab Arlena

"Boleh minta nomor wa kamu?"

"Untuk apa?"

"Jadi gini Ar, besok paket aku mau datang, terus kan aku juga orang baru disini dan ga tau daerah ini. Jadi aku mau nanya alamat daerah ini dan minta nomor wa kamu, untuk besok kan aku kerja pulang malam, paket nya kan besok dateng sore, jadi aku minta tolong ke kamu yaa" jelasnya

"Yaudah deh, ni catatat" jawab Arlena sambil menyodorkan ponsel miliknya. Ia pun mencatat nomor Arlena dan mengembalikan ponsel arlena.

"Terimakasih"

"Sama sama"

"Alamat nya apa?" Tanyanya

"Jl.******* GG. ****** No.12 P**** " ucap Arlena

"Oke deh makasih sekali lagi" ujarnya sambil tersenyum kepada arlena
Arlena pun membalas nya.

***

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengusik Arlena yang sedang menonton acara televisi.

"Siapa?" Ucap Arlena membuka pintu

"Ibu ada?" Jawab orang itu. Ia adalah lelaki yang samaaa.

"Ada, kenapa?" Tanya Arlena

"Tolong panggilin dong"

"Bentar ya"

"MAMAAAAAAAAAAA ADA YANG NYARIIN NIIIIII" teriak Arlena memanggil mama nya.

Mama pun datang setelah Arlena panggil.
"Ada apa ya om?" Tanya mama pada lelaki itu.

"Gini Bu, saya boleh ajak Arlen pergi sebentar?" Ucap lelaki itu

Mama menatap arlena mengisyaratkan untuk mengikutinya, namun arlena belum begitu akrab dengannya. Apa iya ia harus ikut dengan lelaki itu?.

"Gimana Bu? Boleh atau tidak?" Ucap nya lagi

"Iya boleh kok, gpp mah dibawa kemana aja, sampe malem juga gpp. Yang penting masih lengkap ga ada yang lecet sama sekali." Jelas mama. Lelaki itu hanya mengangguk paham.
Arlena bergegas ke kamar nya, dan mengganti pakaian nya.

Arlena pun mengikuti lelaki itu, entah ia akan dibawa kemana, menurut nya lelaki yang bersama nya saat ini tidak jahat atau pun akan menyakiti dirinya.

Setengah jam Arlena didalam mobil, sampai akhirnya ia dan lelaki itu sampai di sebuah rumah yang sangat mewah dan klasik itu.

Arlena menatap rumah itu dari dalam mobil dengan binggung. Rumah siapa kah ini?

"Ayo turun" lelaki itu membuka pintu mobil yang diduduki oleh Arlena, seperti tuan putri saja Arlena diperlakukan seperti ini.
Arlena segera turun, ada pelayanan yang menyambut nya di depan pintu.

"Selamat malam tuan, nyonya" sapa salah satu pelayan yang ada di rumah itu.

Setelah Arlena dan lelaki itu masuk, mereka diarahkan ke ruang makan.
Arlena menatap sekeliling rumah, terlihat sangat sangat klasik dan mewah sekali. Bahkan ia berpikir berapa harga rumah ini. Sampai bisa semewah ini.

Dimeja makan banyak sekali makanan, buat apa makan sebanyak ini, yang ada di meja makan kan cuma dua orang. Kenapa makanan nya banyak sekali. Pikir Arlena

"Ayo makan" ucap seorang wanita paruh baya yang baru datang. Kemudian datang beberapa orang yang lainnya.

"Wihh Kaka bawa cewe ni, cantik bener" ucap seorang laki-laki seumuran Arlena

"Perkenalkan namamu nak" ucap wanita paruh baya itu

Arlena pun mengangguk dan memperkenalkan dirinya

"Hai semua namaku Arlena Dwihamza putri biasa dipanggil Arlena. " Ucap Arlena caggung.

"Wah nama yang cantik, seperti orangnya ya" ucap salah satu mereka.
Arlena hanya tersenyum mendengar nya.

"Jadi gimana? Apa jadi kita mulai acaranya?" Tanya wanita paruh baya
Acara apa?. Pikir Arlena

"Siap dong. Kan ga sabar punya Kakak ipar yang cantik nan manis ini" ucap lelaki seumuran nya.

"Jadi gini Arlena, kamu di ajak ke sini itu untuk bertunangan dengan alvendra. Apakah kamu bersedia?"

Arlena mendengarnya sedikit terkejut, apakah ia harus menerima atau menolaknya? Arlena masih muda. Ia tak mau nikah muda, dan ia juga masih ingin mengejar cita² nya yang belum tercapai.
Semua orang diam menatap arlena penuh rasa penasaran.

"Bukannya Arlena menolak ya Tante dan semuanya yang ada di sini. Mohon maaf, Arlena masih belum siap untuk menikah. Arlena juga masih ingin mengejar apa yang arlena impikan." Jelasnya

Semua orang mengecutkan bibirnya perlahan.
Apa yang keluarga alvendra inginkan sekarang tidak terwujud begitu cepat. Mungkin di lain waktu Arlena bisa menerima pertunangan ini.

"Yasudah tidak apa apa nak Arlen. Walaupun kamu belum siap untuk menikah, alvendra bisa menunggu kamu sampai siap. Ya kan Al?"

"Iya Bu". Ucap alvendra menatap sekilas Arlena

Arlena sedikit tersinggung dengan tatapan alvendra. Ia merasa tidak enak, mengapa begitu rumit bertemu dengan orang ini?.

***

Setelah selesai makan malam dengan keluarga alvendra, Arlena diantar pulang alvendra ke rumah.

Arlena dan alvendra tidak ada yang membuka suara sama sekali saat di perjalanan.

Hingga tiba di rumah arlena, alvendra pun menghentikan mobilnya di depan rumah yang tidak kalah mewah dengan rumah alvendra.

"Terimakasih" ucap Arlena pada Al

Alvendra hanya menatap nya sekilas lalu tersenyum.

Setelah Arlena turun, alvendra pun melajukan mobilnya menjauh dari rumah arlena tanpa sepatah kata pun.

Arlena merasa kalau alvendra marah pada nya, tapi mau gimana lagi kalau Arlena belum siap menikah.

'arlen masih binggung sama perasaan Arlen sendiri.'






TBC.

Love on CandlesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang