Empat

15 0 0
                                    

"Aku bawa mobil kok, tenang aja" jawab Raffa sambil menggandeng tangan Arlena, sehingga Arlena mengikuti langkah kaki nya menuju parkiran dekat taman.

Arlena hanya ber oh saja.

Mereka berjalan cukup jauh dari taman menuju parkiran, sehingga Arlena merasa capek.

"Raf. " Panggilnya pada Raffa

"Hm" jawab Raffa

"Capek" ucap Arlena menghentikan langkahnya dan duduk di jalan sambil meluruskan kakinya yang terasa sangat pegal.

Raffa pun menoleh ke samping kanan, terlihat Arlena yang sudah duduk di jalan dengan kaki di luruskan. Membuat Raffa menghela nafas pasrah melihat tingkah arlena seperti anak balita.

"Jangan duduk di tengah jalan juga kali Ar." Ujarnya menarik tangan Arlena agar berdiri dan pindah ke tempat yang layak di duduki.

Arlena berdiri dan duduk dipinggiran rumput yang ada bebatuannya.

Hari ini sangat panas. Apalagi sekarang sudah siang. Serasa di jemur tubuh Arlena.

"Udah capeknya?" Tanya Raffa yang melihat Arlena hanya diam dan memijat mijat kakinya yang terasa pegal.

Arlena mendongak menatap Raffa dengan sinis.

"Kamu liat ni. Kaki aku pegel gara-gara kamu" lirihnya

Raffa hanya menghela nafas kasar.
"Kamu aja kali yang lemah Ar. Belum juga ada 1 kilo. Udah capek." Ejek Raffa. Membuat Arlena semakin sinis menatap nya.

"Buruan sini aku gendong, biar cepet sampai rumahnya" ucap Raffa jongkok di hadapan Arlena.

Arlena hanya mengikuti perintah Raffa. Dan ia menaiki punggung Raffa.

Sampai lah mereka di parkiran, dan Raffa menurunkan Arlena.

"Ck. Kurus-kurus berat juga ya" ucap Raffa.

Arlena hanya diam, dan tak menggubris perkataan Raffa, karna ia lelah berdebat terus dengan raffa.

Setelah mereka masuk ke dalam mobil, Raffa pun menancapkan gas sehingga melesat dari parkiran taman tersebut menuju rumah arlena.

Diperjalanan mereka hening. Tak ada yang membuka suara.

Sampai lah di depan rumah arlena, Arlena pun segara turun dari mobil Raffa.

"Makasih ya" ucap Arlena pada Raffa

"Hm. Sama sama. Kapan-kapan lagi ya" jawab Raffa

"Emang ada libur lagi? Selain hari Minggu?" Tanya Arlena pada Raffa. Biasanya Raffa sangat sibuk, baru ini saja mereka bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama dengan raffa, ya walaupun tidak full day.

"Nanti aku usahakan deh." Jawabnya

Arlena hanya mengangguk.

Raffa pun melesat dari rumah arlena.

***

Hari Senin, pukul 06.30 wib.

Arlena bersiap-siap ingin berangkat ke kantor.

Arlena berkerja di Perusahaan papanya, bisa di bilang ia meneruskan bisnis papa nya itu. Seharusnya anak laki-laki yang bisa meneruskan bisnis seperti yang di milki papanya. Namun, orang tua mereka tak memiliki anak laki-laki. Hanya memiliki anak perempuan, yaitu Arlena.

Sekarang orang tuanya sedang menjalankan bisnisnya di luar negeri.
Entah kapan akan pulang. Padahal Arlena sungguh ingin sekali ikut. Namun, bisnisnya yang di sini tidak ada yang mengurusnya.
Akhirnya Arlena memutuskan tidak ikut ke luar negeri.

"Non Arlen. Mobilnya sudah saya siapkan" ucap salah satu pengurus rumahnya.

Arlena mendengar nya pun langsung turun dan berjalan menuju garasi.

"Langsung ke kantor kan non? Atau sarapan dulu dijalan?" Tanya supir pribadi Arlena

"Langsung aja pak ke kantor." Jawab Arlena

"Ga sarapan dulu non?" Tanya supir pribadi nya lagi

"Ga usah pak. Langsung aja ke kantor". Jawab Arlena

"Baik non"

Kemudian mobil Arlena melaju dengan kecepatan sedang menuju ke kantor.

Setelah menempuh perjalanan dalam 15 menit. Arlena pu sampai di kantor papan nya.
Ia segera turun dari mobil, melangkah masuk ke dalam kantor.
Dan banyak karyawan kantor papa nya yang menatap arlena tanpa berkedip, mungkin karna kecantikan yang di milikinya.

"Selamat pagi, Bu bos" ucap sekretaris papa Arlena, yaitu Angga. Umur nya tidak beda jauh dari Arlena.

"Pagi juga" jawab Arlena dengan senyuman.

"Ruangan saya dimana ya?" Tanya Arlena pada Angga.

"Di sebelah sana bu, dekat ruangan sekretaris 1. Mari saya antar" ucap Angga menunjukkan ruangan Arlena.

"Nah ini Bu ruangan nya pak bos" ucap Angga lagi

"Oke. Kamu boleh lanjutkan pekerjaan mu" jawab Arlena

"Dan terimakasih" lanjutnya

Angga hanya mengangguk, lalu ia berjalan ke ruangan nya.

Arlena masuk ke dalam ruangan papa nya, ia melihat barang-barang yang berada di dalam ruangan itu. Banyak sekali. Hingga arlena binggung, mengapa banyak foto-foto di ruangan papa nya?.

Arlena melihat foto yang terdapat di sebelah kiri, terlihat seorang gadis kecil cantik yang sedang bermain air di pantai. Gadis kecil itu sangat cerita. Entah gadis yang di foto itu siapa? Arlena bahkan tidak tau. Papa nya pun tidak pernah menaruh foto ini di rumah.
Arlena jadi penasaran dengan foto gadis kecil itu.









TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love on CandlesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang