keenambelas

47 14 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu yaa❤❤

Keesokan harinya......

Gue sama temen-temen gue udah ada di kelas. Jadi gak sabar nunggu si Ganjar dateng, kira-kira dia mau ngomong apa ya, gue gak boleh Nething dulu nih.

Nah orang yang dari tadi gue tunggu akhirnya datang juga. Loh-loh kok dia gak nyapa gue sama sekali sih, bener-bener buat kesabaran gue habis.

"Jar kamu kenapa sih" kata gue sambil nyamperin dia tuh ke tempat duduknya

"Gue gak papa, emang kenapa?" Tanyanya.

"Ikut aku dulu, aku mau ngomong sekarang juga, tapi gak disini." Ujar gue sambil menarik Ganjar ke luar kelas.

Seketika suasana menjadi hening, gue dan Ganjar hanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Tak ada yang mengeluarkan pembicaraan duluan, dan akhirnya terpaksa deh gue harus ngalah ngomong duluan sama dia.

"Jar sebenernya kamu ini kenapa sih? Aku ada salah ya? Coba kalo aku ada salah jangan di diemin kayak gini dong , kasih tau titik salahnya dimana. Kamu jangan beda kayak gini, dengan kamu beda ke aku, emangnya aku bakalan tau aku salah apa? enggakan. Bukannya di suatu hubungan kalau ada yang salah tuh di kasih tau dan dibenarkan ya? Ya udah deh aku minta maaf kalau aku punya salah sama kamu. Maaf ya jangan jadi beda kayak gini, please."

"Udah ngomong nya?" Tanya dia tanpa menghiraukan kata-kata gue. Tega banget kan tuh orang. Gue udah ngomong panjang lebar juga, rasanya gak kuat pengen nangis aja disini.

"Udah" kata gue jutek sambil mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Kita putus ca" ujar Ganjar dengan entengnya.

"Apaaaaa????" Teriak gue, sumpah disitu gue kaget banget dong.

"Kita putus" ulangnya tanpa beban.

"Putus jar? Aku salah apa sih ke kamu jar?" Tanya gue berusaha menahan air mata gue yang hampir mau keluar.

"Maaf ca"

Maaf kata dia? Emang segampang itu ya, gue gak bisa nahan air mata gue lagi, disitu juga gue langsung nangis. Gak peduli sama orang-orang yang berlalu lalang di koridor yang ngeliatin gue kayak orang bodoh yang nangis cecegukkan sendirian.

Sedangkan Ganjar tanpa rasa bersalahnya ninggalin gue gitu aja.

Author Pov

Renisa pun memasuki kelas kembali dengan keadaan masih menangis, ia pun duduk di kursinya dan mengagetkan teman-temannya yang melihat Renisa menangis, tidak biasanya Renisa menangis seperti itu.

"Ca Lo kenapa?" Tanya Fadzrin khawatir.

"Iya Lo kenapa ih?"

"Gak biasanya Lo nangis kayak gini" panik Rina.

"Jangan bilang Lo gini gara-gara si Ganjar ya?" Tebak Syifa.

"Mana lagi tuh anaknya"

"Ca jawab dong" kata Syifa lagi.

"Ish diem dulu napa" hajar Bella

"Iya bener tuh, biarin aja dulu sampai dia tenang" kata Dea.

"Yakan gue takut dia kenapa-kenapa" ujar Syifa.

Percakapan merekapun terpotong karena guru sudah datang ke dalam kelas. Merekapun mau tak mau harus mengikuti pelajaran seperti biasa meskipun dia dalam hatinya penasaran kenapa Renisa bisa menangis seperti itu.

***

Bel istirahat berbunyi, murid-murid pun langsung berhamburan untuk membeli makanan seperti kelima cewek yang tengah asik makan di kantin dengan canda tawanya.

"Jangan kebanyakan halu lu bel, nanti nyungsep tau rasa Lo hahahaha" ledek Syifa kepada Bella ketika Bella menghayal bertemu dengan idolanya.

"Yehh halu kan gratis gak bayar"

"Iya gratis, tapi jangan gitu juga kaleee"

"Bisa-bisa nanti Lo gila haha"

"Bilang aja sirik"

"Siapa yang sirik coba"

"Ya Lo lah"

"Gak lah ngapain coba gue sirik sama Lo yang bisanya halu doang"

"Gue ketemu sama Jungkook beneran baru nyaho Lo"

Fadzrin, Rina, dan Renisa, hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua sahabatnya itu.

"Udah-udah jangan berantem mulu ah elah" ujar Fadzrin melerai.

"Abisnya gue gemes banget sama si Bella di otaknya cuma ada oppa-oppa Korea aja" kata Syifa.

"Enak aja, tapi makasih loh Syifa. Lo gemes sama gue, artinya gue itu lucu ya sampe Lo gemes gitu hahaha" ujar Bella sambil ketawa.

"Dihhh najis, lucu dari Hongkong hahahaha" tawa Syifa meledak tak mau kalah dari Bella.

Bella pun mendesis kesal "Halah gak mau ngakuin lagi kali gue tuh emang lucu"

"Lucu-lucu palalu peyang" uajr Syifa sambil memutar bola matanya malas.

Bella pun tertawa diikuti teman-teman yang lainnya karena berhasil membuat Syifa kesal.

"Eh btw ca Lo kenapa tadi?" Tanya Rina.

"Gak papa kok, tadi gue gak tau kenapa pengen nangis aja." Alibi Renisa.

"Kalo mau bohong itu yang masuk akal dong, masa iya pengen nangis gitu aja." Ujar Syifa.

"Yaaa emang gitu kenyataannya kok" kata Renisa.

"Gue gak percaya tuh"

"kenapa sih Lo gak cerita aja ke kita Lo kenapa"

"Heran deh gue" ujar Syifa lagi.

"Udah dong Syif jangan maksa si Eca kayak gitu, nanti juga dia cerita sendiri ke kita" ujar Fadzrin.

"Ya udah"

"Eh bentar deh kok si Dea belum ke sini juga ya" heran Bella.

"Bener tuh katanya mau nyusulin kita ke kantin" ujar Rina.

"Mungkin bentar lagi dia dateng" kata Renisa.

"Tuh Dea dateng" ujar Fadzrin sambil menunjukkan dengan pandangannya mengarah ke pintu masuk kantin.

"Loh loh kok Dea bareng sama si Ganjar sih." Ujar Syifa.

"Mungkin kebetulan aja" uajr Renisa berusaha bersikap tenang.

"Gue harus positif thinking dulu" batin Renisa.

The Real FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang