01• Because

219 30 17
                                    

Melupakan itu sulit, cobalah untuk mengerti. jika memang kau ingin pergi seharusnya beri tahu aku lebih awal, agar aku tak perlu menunggumu ntah sampai kapan..
___________________________________________
___________________________________________



Minhee membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk melalui retina matanya, ia terseyum saat melihat kesamping kiri bahwa dirinya tak tidur sendirian.

perlahan tangan lentiknya mengusap lembut rambut seseorang yang masih terlelap disampingnya, wajahnya sangat damai saat sedang tertidur, berbanding terbalik jika sudah bangun.

"Kak bangun, udah siang." ujarnya lembut. orang tersebut melengguh pelan karna merasa tertanggu, minhee yang melihatnya hanya bisa tersenyum geli.

"Cepetan bangun, kalo ngga aku kasih tau keumdong kalo kita abis kelonan."

"EH JANGAN!"

orang tersebut spontan langsung bangun dan menatap minhee tajam, minhee tak bisa untuk tidak tertawa melihat ekspresi khawatir khas bangun tidur pria tersebut.

"Becanda elah, cepet bangun udah siang ini. gue mau jalan sama junho wkwk" ujar minhee sambil berjalan keluar kamar.

Yunseong-ah lebih tepatnya Hwang Yunseong. pria yang tidur bersama Minhee semalam, mereka bagaikan ayam dan induknya yang tak bisa terpisahkan.

Perlu diketahui, Yunseong dan Minhee adalah sahabat sejak bayi. namun ntah kenapa mereka mulai merasakan hal yang aneh seiring dengan berjalannya waktu.
ntahlah itu perasaan apa, namun mereka yakin jika itu hanya rasa khawatir dan sayang mereka terhadap satu sama lain.

Yunseong menuruni kasurnya dan bergegas untuk mandi, meninggalkan satu fakta bahwa ia sedang marah kepada sahabat kecilnya itu.

30Menit berlalu dan yunseong sudah selesai dengan ritual paginya, ia mengenakan kaos berwarna putih dan celana jeans selutut berwarna biru. sungguh tampan ditambah dengan rambutnya yang masih sedikit basah.

ia menuruni anak tangga untuk pergi munuju dapur, namun saat sampai yunseong mengernyitkan dahinya ketika melihat minhee sedang membantu ibunya memasak sambil bercerita ntah apa.

"Lo katanya mau pergi? kenapa masih disini?" tanya yunseong to the point, minhee dan nyonya hwang mengalihkan pandangannya, menatap yunseong yang kini tengah duduk dikursi sambil memakan buah apel yang sudah disiapkan.

"Suka-suka guelah, lagian apa salahnya ngebantuin mama mertua dulu? mweheheh.." jawab minhee diakhiri dengan tawanya, yunseong hanya menanggapi dengan merotasikan kedua bola matanya sedangkan nyonya hwang hanya tersenyum maklum melihat sikap minhee yang terlalu bar-bar.

"Micheoseo?" tanya yunseong datar.

"Songong ya kamu" balas minhee sambil mendelik.

nyonya hwang lagi-lagi hanya bisa tersenyum dan kembali melanjutkan aktivitas memasaknya.

"Oh ya tan, kata kak yunseong besok dia mau ngajak donghyun keaNJING!!"

minhee berteriak sebelum menyelesaikan ucapannya, nyonya hwang menatap anak manis itu sambil mengerutkan dahi sedangkan yunseong tersenyum lebar menanggapi reaksi ibu dan sahabatnya.

"Aduh dek mulutnya kok kasar sih? belum pernah ditabok malaikat ya?" tanya yunseong yang malah dibales delikan tajam minhee.

"SONGONG BANGET TEMBOK MASJID! sakit goblok lo lempar pake apel." Cerca minhee dengan kesal, yunseong tersenyum ramah lalu kembali duduk memakan sisa apelnya yang baru saja ia lempar kearah minhee tadi.

Sunrise [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang