🌻Lembar Baru (01)

6.3K 496 155
                                    

      
Kebohongan Happy Ending

    Aku berada di fase di mana kini hidupku adalah tentang belajar memperdulikan hal lain selain diriku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


    Aku berada di fase di mana kini hidupku adalah tentang belajar memperdulikan hal lain selain diriku sendiri.

Belajar membunuh ego dan membagi diriku dengan hal lain, memahami apa itu cinta dan bagaimana mencintai. Meninggalkan masalalu dan melupakan diriku yang dulu, menulis cerita baru.

Aku, Sean Xiao dan Wang Yibo.
Rasanya, kami telah sampai pada titik yang disebut dengan happy ending, bagian akhir dari lembaran buku cerita dongeng anak-anak. Namun, bagi kami, titik ini justru menjadi awalan kisah lain yang lebih mendebarkan.

Karena kami hidup di dunia nyata, happy ending tidaklah berlaku.

Aku tidak suka mengenang masalalu, tempat yang telah lama kutinggalkan, namun ingin selalu kukenang.

Mengapa?
Karena diantara kilasan kenangan buruk dan pahit di belakang sana, ada kisah dari sosok Wang Yibo muda yang terjebak dalam karma.

Mengapa? Karena diantara kilasan kenangan buruk dan pahit di belakang sana, ada kisah dari sosok Wang Yibo muda yang terjebak dalam karma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akulah sang karma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akulah sang karma.
Karma yang mengenalkannya pada cinta sekaligus bencana.
Bencana itulah yang membawa kami pada kehidupan saat ini, sebuah awalan dari akhir perjuangan, menuju perjuangan baru.

Tapi, lalu sang karma sendiri mendapat karma.
Karma yang mengandung karma.
... Apa Tuhan begitu membenciku?

Saat ini, karma itu berlarian ke sana kemari, membawa sapu sambil sesekali menodongkannya ke wajahku.

"Dorrr! Doorrr!" teriaknya, menirukan suara letusan pistol.
Setelah menembakku, dia berlari ke kolong meja dan berteriak lagi.

"Dokter Wang! Aku membunuh seseorang! Tolong! Tolong dia ... Aku baru saja menembaknya!" jeritnya sambil merayap keluar, namun ternyata kepalanya malah terjepit kaki meja, meja kerdil berbahan kayu tebal yang biasa ia pakai untuk belajar.

"Bodoh! Untuk apa kau menyuruh Dokter Wang menolong orang yang kau bunuh? Dan jika kau sebut 'membunuh', berarti orang itu sudah mati, tidak bisa ditolong lagi!"

"Kepalaku terjepit," pekiknya sambil melambaikan tangan.

"Bagaimana kau bisa berharap aku akan menolongmu setelah kau menembak kepalaku?"

Dia merintih lagi, "Ayah, kepalaku ... 😭 ..."

..... 🦋
       🦋🦋 .....
🦋   ....  🦋

Apa keterlaluan jika aku menyebutnya karma?

Bagaimana makhluk ini bisa bersemayam di dalam perutku selama 9 bulan lamanya dan memanggilku ayah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana makhluk ini bisa bersemayam di dalam perutku selama 9 bulan lamanya dan memanggilku ayah?

Aku memberinya nama Wang Shui Mang, atau juga sering kupanggil dengan Mangshe yang memiliki arti : Anakonda.


****

🦁>🐍>🐰= 👶


𝑭𝑳𝑨𝑾𝑺𝑶𝑴𝑬 [𝑺3|𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang