Happy Reading !!
.
.
.Detik ini, ...
Aku kembali bertanya pada diriku sendiri, apakah aku cukup kuat untuk mencintaimu?Dunia kita terus terguncang, apakah kita sanggup untuk tetap berdiri?
Bertahan dan tak membiarkan salah satu dari kita jatuh, menyerah karena keadaan.Warna di wajah Sean membuatnya terlihat gelap dan liar, seperti gelombang ombak besar yang siap menggulung batu karang. Batu karang yang kini berdiri bisu di hadapannya.
"Aku tidak bisa mencegahnya, maafkan aku." Yibo hanya mampu menundukkan kepala.
Di balik pintu kamar, di ruang tengah sana Fenshua tengah duduk sambil berbicara lewat sambungan telpon. "Kemasi semua keperluanku, aku akan mengirim supirku untuk menjemputnya sekarang. Ah, apa Nona Mei Ling datang kerumahku hari ini? .... Oh, baiklah." Percakapan itu ia akhiri dengan senyuman misterius di wajahnya.
Fenshua sedikit bermain dengan skenario dari imajinasi yang sedang ia rangkai, menikmati dirinya di tengah keheningan. Hening, hingga suara gaduh muncul dari arah ruangan di mana Yibo dan Sean berada.
"Lalu apa kau mau aku jadi gila?!" Sean berteriak, membuat Mangshe yang semula duduk patuh di atas kursi kini berlari masuk ke dalam lemari pakaian, menyimak dari dalam.
"Lalu aku harus bagaimana? Kau ingin aku mengusir ibuku pergi? Apa aku harus berbuat sejauh itu? Mari kita cari solusi dengan kepala dingin,-"
"Tidak perlu," Sean memotong sambil membuka lemari pakaian, menyeret Mangshe keluar dan mengambil serta sebuah koper dari dalamnya, "Aku tidak tahu apa yang ibumu inginkan, apa yang membuatnya bersikap seperti ini, yang jelas, aku tidak mau tinggal dengan orang yang tidak menyukaiku, juga tidak kusukai," ucapnya sambil menjejalkan beberapa pakaian ke dalam koper dengan sembarang.
Yibo menahan tangan Sean, menariknya kembali berhadapan untuk melanjutkan pembicaraan.
"Apa pun yang ada dalam pikiranmu saat ini, hentikan! Berhentilah berpikir bahwa semua masalah harus dihadapi dengan pergi!" kecamnya dengan nada tinggi sembari mencengkeram tangan Sean kuat-kuat, menahan dalam marah.
"Dan kau," Sean membalas, "Berhentilah bicara dan lakukan sesuatu! Apa kau lupa dia dan ayahmu pernah berusaha membunuhku?! Mereka bahkan menghabisi Hansung layaknya debu di ujung sepatu, lalu kau pikir aku bersikap konyol? Setiap kali melihat wajah ibumu aku merasa terluka dan ingin melukainya!" jeritnya sambil meloloskan diri dari genggaman tangan Yibo.
"Aku pergi!" Sean berbalik dan menyeret Mangshe melangkah bersamanya menuju pintu. "Jika kau beruntung, kau bisa menemukan kami di kolong jembatan terdekat," tegasnya dengan wajah sinis.
Dari belakang, Yibo menghentakan kaki dan berteriak, "PERGI! PERGILAH!" serunya, yang mana membuat Sean kemudian menoleh.
"Kau mendukungku pergi?" pekik Sean sambil membanting koper ke lantai, lalu kembali menghadap wajah geram sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑭𝑳𝑨𝑾𝑺𝑶𝑴𝑬 [𝑺3|𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕✔️]
HumorHanya sebuah cerita renyah tentang kehidupan pernikahan Wang Yibo dan Sean Xiao yang telah dikaruniai seonggok anak, dalam menaklukan badai terakhir menuju bahtera kebahagiaan. Warning ⚠️ MPREG [Male Pregnant] BL/Boys Love story 🦁Yizhan🐰 Fanfict...