1. Di Bawah Guyuran Hujan

83 10 2
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh🙏🏻

Selamat datang di cerita baru saya yaa... Bismilah semoga cerita saya bisa kalian sukai yaaa... Semoga apa yang saya tulis dan sampaikan dalam cerita ini bisa memberi manfaat dan pelajaran untuk pembaca sekalian...

Sebelum baca saya mau ingatkan untuk tidak membaca cerita ini di waktu ibadah yaaa... Utamakan untuk mengerjakan kewajiban shalat terlebih dahulu jika sudah memasuki waktu shalat yaaa... Jangan sampai karena membaca cerita ini kalian jadi lalai dengan ibadah... Ingat! Lebih baik tinggalkan cerita ini kalau sekiranya akan menganggu kewajiban kalian sebagai muslim...

Kalau ada kesalahan dalam penulisan atau penyampaian saya dalam cerita ini mohon untuk dikoreksi dan kasih tahu saya yaaa...

Selamat membaca🤗🤗🤗

✿ ✿ ✿

Hujan tiba-tiba mengguyur tanpa peringatan membasahi ibu kota. Hawa dingin khas malam kini terasa bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Membuat kedua tangan Kayla bergegas memeluk dirinya sendiri sebagai upaya menghangatkan diri. Meski saat ini ia mengenakan pakaian dua lapis dengan abaya longgar di bagian terluar. Serta jilbab panjang yang menutup hingga ke belakang, tak membuat Kayla merasa hangat.

Di pelataran minimarket yang terlihat begitu sepi, Kayla menatap air hujan yang berjatuhan ke atas aspal. Kedua tangannya tak berhenti mengusap dirinya sendiri. Gadis itu membuang nafasnya berat. Tatapan matanya sayu saat lagi dan lagi air hujan membawa kenangan lamanya kembali. Rasa rindu itu perlahan merayap masuk ke dalam relung hatinya.

"Umi, sekali lagi air hujan mengingatkan Kayla akan kenangan Umi. Maafkan Kayla... Umi." Gadis itu tersenyum hampa. Sebelum kemudian senyuman itu menghilang tatkala pendengarannya mendengar suara teriakan kencang di tengah gemericik hujan.

"Aaarghh!" Suara itu terdengar sedikit tak jelas di telinga Kayla. Derasnya hujan sedikitnya berhasil meredam suara itu.

Sejenak Kayla bergeming sambil memasang telinga dengan sebaik mungkin. Apakah barusan ia salah dengar?

Tidak. Gadis itu jelas mendengar suara teriakan itu kembali. Teriakan yang sepertinya berasal tak jauh dari keberadaannya.

Bola mata cokelat sedikit gelap itu bergulir ke sekitarnya yang sepi. Tak ada satupun orang selain Kayla di sekitar sana. Bahkan di dalam minimarket tampak tidak ada pelanggan lain. Pekerjanya pun sepertinya sedang berada di area belakang. Di tempat itu benar-benar hanya ada dirinya seorang.

Kayla membuang nafasnya kasar. Pandangan matanya kini memindai di sekitar jalanan sana. Ia khawatir ada orang yang sedang membutuhkan bantuannya. Mengingat teriakan itu terdengar seperti teriakan seseorang yang putus asa.

"Ya Allah beri hamba petunjuk jika seandainya ada seseorang yang sedang membutuhkan bantuan hamba saat ini," lirih gadis itu.

Tak lama dari itu, telinga Kayla kembali mendengar suara teriakan itu. Dan kali ini entah kenapa hati Kayla seolah di tarik oleh sesuatu. Sehingga tanpa berpikir panjang ia mulai menggerakkan kakinya. Melangkah menuju hujan yang tak lagi turun sederas tadi. Membiarkan tubuh dan pakaiannya perlahan basah oleh tetesan air hujan.

Mata sayunya bergerak ke sekitar. Hingga pada saat tatapannya tertuju pada sebuah objek yang jauh di depan sana. Kedua mata indah itu membulat dengan sempurna dan pada detik itu Kayla langsung berlari sekuat tenaganya mendekati objek yang dirinya lihat. Ia tidak boleh terlambat. Atau semua akan berakhir.

Cerita di Bawah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang