saat ini mereka tengah duduk diruang tengah milik keluarga lee, fyi.jeno anak tunggal dan orang tuanya sibuk dengan bisnisnya makanya doi sering dirumah sendiri itu yang menjadikan rumah jeno udah seperti markas mereka untuk nongki-nongki
"terus ini gimana?" jeno membuka percakapan "gue gamau ada temen kita lagi yang jadi korban gara-gara amplop sialan itu"
"iya sebisa mungkin kita harus menemukan pelakunya" ucap siyeon
"bentar deh bukannya apa-apa nih ji, tapi gue heran kenapa elo terus yang pertama kali nemuin mayatnya" curiga haechan
"maksud lo nuduh gue?!" yeji menaikkan nada bicaranya karena tuduhan tak berdasar yang keluar dari mulut haechan
"gak gitu tapi aneh aja, udah ada dua kasus dan keduanya elo terus yang pertama kali nemuin" tuduh haechan
"emang lo ada bukti?" sarkas yeji
"bukan yeji chan percaya sama gue" sela hina menghentikan perdebatan antara haechan dengan yeji
"percaya sama lo tuh musrik!" timpal haechan
"udah-udah jangan main tuduh-tuduhan gini" ucap renjun menengahi
"ada yang beda dengan kasus yang sekarang dengan yang pertama" sela jeno
"apaan jen?" sahut jinyoung
"waktu kasus pertama yang nerima amplop nancy tapi isi suratnya nama eunbin dan eunbin yang jadi korban. tapi kenapa sekarang di surat tertulis nama junkyu, terus dia juga yang nerima amplop itu" jelas jeno
"bener juga lo jen" nancy, lalu mengangguk mengiyakan
"tapi cara ngebunuhnya sama" ucap jinyoung
"iya sama-sama ditusuk perut sebelah kanannya, dan kepala kaya kena pukul benda tumpul gitu gak sih?" heejin menambahkan
"aduh pusing gue mikirin ginian, awas aja lo kalo udah ketangkep gue jadiin pentol!" umpat haechan
"sekarang kita fokus ke siapa yang naruh amplop merahnya, ada yang mencurigai seseorang gitu gak?" tanya renjun
"nakyung, gue curiga sama nakyung" seruan jaemin langsung mendapat tatapan tajam dari temen-temennya
"kok nakyung si gebleg, dia mana ada hubungannya sama ini" hyunjin sambil menonyor kepala jaemin
"kalian gak ingat yang gue bilang kemarin? kalo gue dapet penglihatan tentang amplop merah setelah gue nabrak nakyung" jelas jaemin
"oh iya jaem, ternyata bener penglihatan lo" felix setuju
"tunggu-tunggu gue gak paham kalian ngomongin apa?" sela seoyeon "penglihatan apaan? nakyung kenapa?"
"oh itu yeon jaemin dapat penglihatan setelah nabrak nakyung, dia lihat amplop merah gitu" jelas sanha
"dapat penglihatan? emang jaemin apaan?" tanya seoyeon semakin penasaran
"oh itu jaemin kan psychometric" ceplos haechan dengan entengnya
buset tuh mulut bocornya kemana-mana sumpah, jaemin selama ini udah capek muter otak mikirin gimana cara ngaku ke seoyeon kalo punya kelebihan ini tapi si tuyul berdua dengan entengnya ngomong gitu ke seoyeon. jaemin mau mampus aja rasanya gak kuat denger respon dari seoyeon setelah denger itu
"serius? wah keren banget lo jaem, gak nyangka orang kaya lo punya kelebihan kek gituan" ucap seoyeon dengan wajah kagum
"lah lo gak kaget apa gimana-gimana gitu yeon?" tanya jaemin dengan wajah plongo
"emang gue harus gimana? kudu jungkir balik guling- guling heboh gitu?" ucap seoyeon malas
"ee-enggak juga sih" ucap jaemin kagok namun agak sedikit lega, karna bebannya berkurang satu

KAMU SEDANG MEMBACA
BreakIt |00'line| REVISI
FanfictionKeanehan demi keanehan terus bermunculan setelah kejadian itu... Jaemin bersama geng bobroknya secara terpaksa harus memecahkannya #56 sanha (200720) #73 hina (250820) #101 seoyeon (250820) #157 cix (260820) (-) non baku (-) just for fun jgn terlalu...