Senjamu

26 1 0
                                    

Si jingga yang mampu memberikan kehangatan pada setiap hati yang dingin. Memberikan kedamaian pada hati yang merindu dan mengembalikan memori lama tentang dia yang pergi.

Namaku Kamila. Orang-orang sering memanggilku dengan sebutan Mila, Mil, La. Asal mereka tidak memanggilku dengan sebutan Kamil saja, karena itu nama Ayahku. Akan ku ceritakan sedikit pada kalian siapa diriku. Tapi jangan bertanya dahulu sebelum aku menjelaskannya secara rinci, oke? Baik, mmm... aku mulai darimana dulu ya? Hm... pasti kalian nungguin kan? Haha maaf sebenarnya aku juga bingung mau nulis apa di part ini hehe.

Aku Kamila. Aku si pecandu senja, aku suka berbaur dengan alam. Aku menyukai pantai dan juga pegunungan. Aku seorang gadis sederhana yang hanya ingin melakukan hal-hal sederhana namun mampu memberikan manfaat untuk orang-orang di sekitarku.

Hobiku adalah memasak, aku suka melihat konten-konten di YouTube yang mengulas berbagai macam masakan dan olahan yang lagi Viral. Aku juga suka menyanyi tapi bukan berarti suaraku bagus seperti artis-artis penyanyi di tivi-tivi. Aku seorang mahasiswa di kotaku, aku mahasiswa yang bisa dikatakan hampir tingkat akhir dan aku juga mahasiswa yang aktif.

Aku seorang anak organisasi di Program Studiku. Aku memiliki rekan kerja yang baik dan dia juga teman di kelasku, dia anak yang baik dan kami memiliki hobi yang hampir sama. Kami suka menulis apapun yang muncul dalam pikiran kami, kami suka bernyanyi, kami juga suka minuman berwarna hitam dengan sedikit ampas di atasnya.

Minuman ini para penikmatnya ialah lansia (lanjut usia) dan banyak juga pemuda-pemuda yang menyukai minuman yang pahit ini (seperti kehidupan saja, haha) setiap kami memposting minuman ini orang-orang selalu memanggil kami dengan sebutan abang-abang.

Namanya Alen Sasmita. Aku sering memanggilnya dengan sebutan Len.

Kamila: "Len, bagaimana agenda diskusi kita minggu ini?" Tanya Mila

Alen: "Aman Mil. Semua sudah beres, aku sudah persiapkan semuanya kok dan untuk pematerinya juga sudah ada." Jawab Alen sambil tersenyum dan sedikit gugup. Karena ini agenda pertama yang di adakan oleh organisasiku.

Kamila: "Syukurlah semoga semua berjalan dengan lancar ya Len." Jawab mila sambil tersenyum.

Alen: "Ia Mil. Oh ia aku juga sudah menghubungi pematerinya dan juga sudah mengirimkan lokasi tempat kita melaksanakan diskusi nanti."

Kamila: "Siapa nama pemateri kita Mil?" Tanya Mila

Alen: "Namanya Bang Riko Mil." Jawab Alen.

Kamila: "Oh Riko, baiklah nanti sampaikan pada divisi kominfo untuk segera membuat flyer diskusi kita."

Alen: "Siap bu ketum" Jawab Alen dengan semangat.

Kamila: "Ah tidak usah panggil aku dengan sebutan tam tum tam tum itu, aku risih mendengarnya. Ketika aku dipanggil dengan sebutan ketua aku merasakan ada hal berat di pundakku ketika ada orang yang memanggilku dengan sebutan itu Len". Jawab Mila sedikit merengut.

Alen: "Haha, ia ia deh maaf Mil." Alen pun tertawa dan sambil mengajak Mila untuk pulang.

Tibalah waktunya. Organisasiku melangsungkan agenda diskusi pada tanggal 21 Desember 2020 jam 14.30 Wib.

Sebelum diskusi itu berlangsung

Kamila: "Len, kok aku deg-degan ya." Sambil nunjukin wajah panik

Alen: "Waduh Mil jangan begitu dong, nanti aku ikutan panik."

Kamila: "Huhhhhhh (buang nafas) oke Len aku berusaha tenang. Tapi aku masih takut ketika memberikan kata sambutan nanti."

Alen: "Sudah-sudah. Aman itu tenang saja kamu pasti bisa kok." Alen tersenyum sambil memberikan semangat pada Kamila.

Diskusi pun berlangsung. Pada saat pemateri menjelaskan materi, Mila hanya fokus melihat kedepan dan berusaha memahami semua yang disampaikan oleh pemateri. Namun pada saat yang bersamaan Mila terdiam dan fokusnya pun terpecah ketika pikirannya tertuju pada sang pemateri. Mila berkata dalam hatinya.

"Pintarnya ini orang, kok bisa ada orang seperti dia?
Penampilannya juga sangat sederhana tapi otaknya begitu luar biasa dan lihat sekali lagi wajahnya ayo lihat, dia memiliki lesung pipi di wajahnya tepat di pipi sebelah kanannya. Dan lamunan ku pun tersadar karena dia, ia dia si pemateri memanggilku dengan sebutan ketua dan aku pun sontak terkejut mendengarnya, aku takut dia menanyakan sesuatu yang tidak bisa aku jawab dengan baik dan ternyata tidak ada pertanyaan akhirnya aku pun hanya bisa tersenyum padanya. Tapi dalam hatiku seperti ada kuda yang sedang berlari-lari tanpa arah."

Setelah diskusi selesai, kami pun menuju cafe di depan gedung kampus. kami pun berbincang-bincang, tapi... aku dan dia bicara seadanya saja, mungkin dia memang lagi tidak mood untuk berbicara. Seketika aku mengingat yang dia katakan di kelas tadi bahwa dia memiliki akun Wattpad dan aku pun kembali bertanya apa nama Wattpadnya setelah aku mendapatkannya aku pun memfollownya dan berakhirlah diskusi kami hari ini.

Aku, Kamu Dan Ketentuan SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang