'musuh bebuyutan

5 1 0
                                    

Setiap kali bertemu denganmu, kamu selalu menatapku dengan tatapan permusuhan.

Aku suka sekali menjahilimu.

Melihatmu memasang wajah galak, seperti melihat ibuku yang mengetahui aku memecahkan piring karena sikap cerobohku. Persis seperti ekspresimu saat ini.

"Eh ada janda, mau kemana?" Ujarku saat melihatmu melintas di dekatku.

Kamu menatapku nyalang. Dengan tiba-tiba kamu menghampiriku dan menempelkan sepatumu itu di rok sekolah yang ku kenakan. Meninggalkan jejak kotor di rok sekolah milikku.

Aku kesal. Tapi aku tak bisa berkutik karena kamu yang terus menerus memberikan tanda sepatumu di rok sekolahku.

Ketika melihatku lelah. Kamu tertawa kemudian berjalan menjauh dariku.

Keringatku bercucuran. Rasanya panas sekali, baik hawanya maupun hatiku. Aku geram, kesal, dan menyumpah serapahi mu dalam hati.

Kata orang jangan terlalu membenci nanti jatuh cinta.

Mungkinkah aku terkena karmanya?

[2]

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang