Kebiasaanku sebelum pulang ialah berkumpul dengan teman satu ekskul denganku.
Kita sedang berbincang ringan di pinggir lapangan.
Aku tahu kamu di lapangan itu.
Aku tahu juga kamu senang sekali bermain futsal.
Aku juga tahu setiap hari tak sekalipun kamu meninggalkan bola dan lapangan itu, entah saat istirahat atau seperti saat ini, pulang sekolah.
Aku tidak dalam suasana hati yang baik untuk bertengkar denganmu. Meskipun aku sangat suka menjahilimu. Untuk saat ini aku ingin rehat sejenak.
Tapi mungkin itu tidak berlaku bagimu.
Tanpa aku sadari, kamu sudah berdiri di dekatku dan menarik tas yang ku sampirkan di bahuku membuat aku hampir terjungkal ke tanah.
Tidak bisakah sehari saja kita tidak bertengkar?
"Rese banget sih lo! Sini lo jangan kabur! Afif!" Aku berusaha mengejarmu yang sangat cepat sekali berlari. Aku lelah dan memutuskan untuk tidak meladenimu.
Maaf aku lupa memberi tahu namanya, nama dia Afif dan aku Aisya.
Sebelumnya aku ingin memberitahu kalian, jika temanku Dita sudah terlebih dahulu menyukainya. Selain Dita masih banyak lagi yang menyukainya. Entahlah apa yang mereka sukai dari si manusia menyebalkan itu.
Dan lagi-lagi aku terkena karma dari ucapanku.
[3]
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Short StoryBagiku, kamu ibarat bintang di langit malam. Kamu menenangkan. Kamu bercahaya. Kamu selalu membuatku tersenyum akan hadirmu. Tapi aku tau, Kamu. Sangat tak mungkin bisa ku gapai ataupun ku miliki. Aku tak apa. Setidaknya, hadirmu selalu menem...