💙💚♥️Feel Special💜💛
Ohno Satoshi-centric
Teen
Friendship/Slight Angst-----------------------
Netranya menatap sekitar dengan cemas. Beberapa kali di gigitnya bibir bawahnya untuk menghilangkan gemetar yang mendadak menyerang tubuhnya menjelang press conference. Dia mencoba untuk menahan sesuatu yang bisa kapan saja keluar dari kedua netranya. Press conference kali ini sangatlah penting baginya. Penting bagi mereka. Tapi, sejujurnya, dia tak pernah siap untuk segala kemungkinan terburuk akan keputusannya ini.
"Bukankah keputusan ini dinilai tak bertanggung jawab?"
Datang. Pernyataan itu datang sesuai dengan apa yang Ohno Satoshi takutkan. Di cengkramnya microphone yang dia pegang, menghalau seluruh rasa takut dan gemetar menjalari tubuhnya. Tidak boleh sekarang, batinnya memohon. Sosok bernadegata segera menjawab pertanyaan yang juga tak bertanggung jawab itu. Ohno bersyukur bahwa kali ini dia tak perlu bersuara, sebab dia tak yakin akan seperti apa suaranya nanti.
Ohno tak berani menatap media. Lagi-lagi dia mencoba untuk menahan emosinya, menggigit bibirnya sesekali. Kalau terlalu sering, media akan menangkap gesturenya dan bisa saja membuat spekulasi lain soal grupnya dan Ohno tak mau itu. Dia tak mau istirahat dengan cara tak baik.
Press conference itu durasinya tak lama. Tapi, Ohno merasa dirinya berada disana selamanya. Terlalu lama hingga rasanya Ohno ingin meledak saat itu. Tapi, dia mencoba untuk tetap mengontrol dirinya, tersenyum seperti biasa dan kembali ke green room bersama yang lain. Bahkan saat berjabat tangan dengan Nino, Jun, Sho dan Aiba di lift, dia mencoba agar tangannya tak terasa bergetar. Oh, betapa menyiksanya perasaan seperti ini.
Sejam setelah press conference, Ohno pamit pulang. Sho menanyakan keadaannya dan Ohno berbohong dia baik-baik saja. Beralasan ingin rebahan jadi kebohongannya pada keempat rekan segrupnya. Kaki-kakinya melangkah keluar dari ruangan green room itu. Di lepasnya blazer yang di pakainya dan diganti dengan jaket berhoodie tinggi. Ohno di sambut manajernya di parkiran. Tanpa berucap sepatah katapun, Ohno masuk dan mobil itu membawanya pulang ke apartemennya.
Perjalanan terasa singkat saat Ohno sibuk melamun sembari memainkan jarinya. Ah, kalau begini, bukankah lebih baik Ohno melamun saja tadi? Supaya semuanya bergerak cepat.
Dirinya merunduk kearah sang manajer dan langsung masuk ke gedung apartemennya. Memencet tombol lift dan masuk ke dalamnya. Lift itu membawanya ke lantai 10. Kaki-kakinya melangkah menuju unitnya saat berhasil keluar dari benda berbentuk balok tersebut.
Memasukkan kunci ke dalam selot pintu dan memutarnya, membuak pintu dan masuk ke dalam dengan pelan. Di letakkannya tasnya di atas sofa dan di bukanya hoodienya. Saat itu juga Ohno Satoshi yang terbiasa untuk diam dan hanya melamun berubah jadi sosok yang terasa menyedihkan. Air matanya berhasil menembus keluar dinding pertahannya dan tubuhnya gemetar hebat. Dengan gontai, Ohno berjalan kearah kamar mandi, masuk kesana dan menyalakan showernya, membiarkan tetes demi tetes air membasahi tubuh yang masih berbalut outfit presscon tadi. Tangisnya berpecah dan tercampur dengan suara tetesan air dari shower. Di pukul-pukulnya kepalanya dengan kedua tangannya. Ohno tak mau bergantung pada obat penenang lagi. Dia tak mau di kuasai mental sick seperti ini lebih lama lagi.
Awalnya, Ohno ingin lenyap dari dunia ini tanpa jejak.
**************
Kedua netranya terbuka saat merasakan guncangan di sekitar tubuhnya. Di kerjapkannya beberapa kali netranya hingga terbiasa dengan bias cahaya mentari. Diangkatnya tubuhnya dari posisi berbaring dan disadarinya dimana dirinya berada saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 5x20 ARASHI ANNIVERSARY FICTION
Fanfiction15 September 1999 (16 September in Japan). Arashi has created and debut in Hawaii. Terdiri dari lima orang berkebangsaan Jepang dengan golongan darah A, kecuali satu yang bergolongan darah AB. Kata orang dan menurut survey, seseorang yang terlalu d...