Bad Dream

3

⏺️⏺️⏺️

"Van, kamu dari mana? Kok keringetan" sapa gadis cantik yang sedang menatap anak laki laki di depannya.

"Hah. Itu tadi dari Eum, dari rumah temen iya rumah temen" laki laki itu menjawab dengan gugup, dia tersenyum untuk menutupi rasa gugupnya

"Oh" gadis yang memperhatikannya hanya ber oh ria

Beberapa saat lelaki itu terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat serius.

"Ai kamu jangan pernah temuin aku lagi ya. Jangan pernah hubungi aku lagi " dengan suara teramat pelan laki laki itu mantap mengatakan kata demi kata yang sangat ia benci

Terkejut dengan apa yang di dengarnya, gadis itu menatap lawan bicaranya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Awalnya mereka adalah sahabat baik,
Mereka tumbuh bersama dari kecil hingga remaja
Mereka juga bertetangga,
Dan mereka juga sepasang kekasih.
Sudah belasan tahun mereka habiskan bersama, lalu ada apa dengan laki laki di hadapannya ini
Gadis itu tak habis fikir dengan ucapan lelaki di depannya ini.

"Maksud kamu apa Van? Gausah ngaco deh" dengan tenang gadis itu berucap.

"Kita putus" satu kata keramat lolos dari bibir laki laki itu, matanya menatap lurus ke depan tanpa melihat gadis yang sekarang tengah menahan rasa kecewa.

"Alasannya? Kenapa kamu tiba tiba bicara kayak gitu van, aku ada salah ya sama kamu? Atau kamu udah bosan? Kamu suka orang lain ya? Jawab Revan! " Habis sudah kesabaran gadis itu, lelaki yang sangat di cintai nya mengakhiri hubungan mereka dengan sangat gampang.

"Aku pergi" ucap lelaki itu, lalu bergegas pergi tanpa menjawab pertanyaan dari gadis di hadapannya. Meninggalkan seorang gadis yang saat ini masih diam mematung tanpa kata. Menjauh tanpa memberi kejelasan.

Gadis itu menatap punggung lelaki yang sudah bertahun tahun bersamanya kian menghilang, tubuhnya merosot ke lantai yang dingin, dengan kepala yang tertunduk dalam.

Dia memejamkan matanya sebentar, ini mimpi? Ini bukan kenyataan kan?
Kenapa dia di tinggalkan begitu saja tanpa alasan yang jelas? Apa dia melakukan kesalahan? Apa yang sebenarnya terjadi pada Revannya.

Segala macam pertanyaan menumpuk di kepalanya, tak ada satupun yang bisa dia jawab.
Perlahan tapi pasti air mata gadis itu luruh, habis sudah.

Hanya Revan orang yang selalu menemaninya, Kedua orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaan yang mengharuskan mereka jarang ada dirumah.

Papanya seorang pebisnis gedung yang setiap hari pergi keluar kota, kemungkinan hanya satu kali setahun untuk pulang kerumah.

Sang Mama mempunyai Restoran besar di Jakarta dan beberapa anak cabang di kota lainnya, membuat mamanya juga mau tak mau sering berpergian keluar kota.

Jika dulu ada Revan yang selalu bersamanya, kini dia harus bagaimana?
Papanya tidak ada, mamanya tidak ada, dan Revan meninggalkannya.

Lantas ia punya siapa sekarang?
Dirinya juga ingin hidup bersama orang orang yang di sayangi nya, berbahagia bersama setiap hari. Seperti kebanyakan orang