Hari ini, mood Felix sedang baik. Bahkan bisa dikatakan sangat baik. Karena apa? Karena semalam, ia tak bermimpi buruk sama sekali!
Dan itu tentu sangat mempengaruhi mood nya hari ini. Karena biasanya, ia akan bangun dengan keringat yang bercucuran juga nafas yang tersengal. Namun pagi ini berbeda, Felix bangun seperti orang normal pada umumnya.
Tapi sebenarnya... Itu juga menjadi pertanyaan Felix sedari tadi?
Kenapa pula semalam ia tak bermimpi buruk seperti malam-malam sebelumnya? Bahkan, Felix tak bermimpi apapun. Seperti malam tadi, jiwanya benar-benar rileks dan istirahat dengan tenangnya. Apa itu karena faktor lelah? Bisa saja! Karena memang pada siang harinya, Felix benar-benar ikut bekerja keras dalam mengurusi mayat Hyunjin yang harus di kubur hari itu juga. Sehingga menyebabkan dirinya lelah, dan tidur dengan nyenyak semalam. Ya! Sepertinya memang itu faktornya...
Karena mood yang terlampau bagus, Felix bahkan sedari tadi senyam-senyum sendiri tak sinkron pada tempat. Membutakan penglihatannya yang menangkap beberapa orang disekitarnya menatap dirinya dengan aneh. Menulikan kedua telinganya kala beberapa dari mereka mengecap dirinya sudah tak waras atau gila. Bodo amat! Lagi pula Felix tak peduli dengan hal itu.
Karena ya... Felix berpikir, jikalau semalam tak ada mimpi buruk, bukankah itu tandanya tak akan ada duka di hari esoknya... Tepatnya di hari ini juga...
Yap!! Felix memang berpikir demikian. Dan itu... Semoga saja memang faktanya!
Namun, tak dapat di pungkiri pula... Sebenarnya masih ada perasaan mengganjal di lubuk Felix. Lebih tepatnya, sebuah firasat. Hhh... Apa lagi ini? Apa itu artinya akan ada suatu hal yang menimpanya dengan tanda-tanda lewat firasatnya?
Semoga saja tidak ada! Karena firasat yang Felix rasakan, Sepertinya lebih cenderung ke... Bad Feeling. Yap! Firasat buruk.
Sedari tadi ia mencoba membaca firasat itu, namun rasanya... Malah itu membuat lubuknya semakin sesak saja. Jadilah ia hanya mencoba berpikir jernih dan positif, semoga saja... Firasat itu hanyalah ilusi nya atas pengaruh mood baiknya hari ini.
Ya... Semoga saja...
"Felix! Lo kenapa sih? Senyam senyum senyam senyum nggak jelas banget. Kaya orang gila tau nggak?!" Cerca teman seper-bangsatan-nya dengan nametag Yoon Sanha.
Sedangkan oknum yang di katakan mirip orang gila itu pun hanya tertawa garing sebagai responnya. Membuat Sanha yang awalnya merasa aneh dengan temannya itu kini merasa semakin aneh.
"Benar-benar udah nggak waras nih anak kayanya..." Celetuk Sanha yang tentu di dengar oleh Felix.
Keduanya kini tengah berjalan di lorong sekolah untuk menuju kelasnya berada. Dengan Felix yang terus tersenyum sumringah, juga Sanha yang sesekali bergidik ngeri menatap Felix dari samping.
"Felix!" Panggilan itu seketika membuat si empu nama menoleh ke arah sumber suara. Oh... Ternyata itu Jeno dan Renjun yang kini terlihat tengah berjalan tergesa ke arah dirinya juga si pemuda Yoon yang tentu saja jangan dilupakan keberadaan nya sekarang.
Alis Felix terangkat sebelah seolah mengisyaratkan untuk mengatakan...
Apa?
"Si Hyunjin kan udah... Ya tau lah..." Ucap Jeno memulai. Sedangkan Felix hanya mengangguk mengerti.
"Dan malam ini, harusnya dia turun ke arena balap---"
"Kalian masih ikut balapan liar?" Potong Sanha sembari menatap Jeno dan Renjun secara bergantian.
"Masih. Eh nggak! Lebih tepatnya, cuma Hyunjin yang masih. Kita mah udah nggak, paling cuma nemenin doang kalau dia mau turun ke arena." Jelas Renjun. Sedangkan Sanha hanya membentuk gentur mulutnya menjadi huruf 'o' sembari mengangguk paham.
"Lanjutin yang tadi!" Titah Felix yang di langsung disetujui oleh Jeno.
"Iya... Jadi kan harusnya dia turun ke arena malam ini. Tapi karena dia udah nggak ada, jadi kita mau Lo gantiin posisi dia! Cuma malem ini doang kok. Soalnya dia udah terlanjur janji ama si lawan waktu itu." Beber Jeno yang membuat Felix mengerutkan keningnya seketika.
"Kenapa harus gue yang gantiin posisi dia?" Ok, Jeno dan Renjun saling bertatapan. Karena mereka tahu, Felix akan melontarkan pertanyaan itu.
"Jadi gini loh... Lo kan dulu raja balap sebelum keluar. Jadi, kalau Lo yang gantiin posisi Hyunjin, pasti Lo bakal menang." Jawab Renjun memberikan pengertian. Mata Felix memicing seketika, membuat Jeno dan Renjun, lagi-lagi bertatapan karena merasa was-was.
"Kenapa nggak kalian aja yang gantiin? Lo berdua juga kan pembalap." Ucap Felix yang sebenarnya membuat mereka skakmat.
"Ehm... Lix! Lo tau lah ya kemampuan kita itu nggak seberapa kalau di bandingin ama Hyunjin. Apalagi ama Lo yang notabennya itu King of Racing." Jawab Renjun membeberkan fakta. Sedangkan Jeno hanya bisa diam sembari berdoa semoga Felix menerima alasan Renjun dengan senang hati.
Felix berdecak dengan mata yang memancarkan sorot tak suka.
"Iya! Itu emang julukan gue. Tapi sinkron in waktu dong... Itu tuh dulu! Sekarang? Gue aja tiap hari ke sekolah naiknya ojek online." Jelas Felix dengan intonasi tak setuju yang ketara sekali.Renjun kembali memutar otak untuk mencari alasan akurat yang lain lagi. Sedangkan Jeno hanya bisa meringis mendengar penjelasan Felix yang endingnya kek ngejulidin diri sendiri. Oh! Jangan lupakan Sanha, yang keberadaannya disana sedari tadi, namun hanya bisa menyimak dengan wajah cengo.
Felix berbalik badan, hendak pergi meninggalkan mereka bertiga sampai akhirnya....
"Lix, ini demi Hyunjin..."
Sial! Jika berhubungan dengan Hyunjin, maka Felix tak bisa menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somnium | Lee Felix ✓
Mystery / Thriller"Tok... Tok... Tok..." Coba tebak! Suara apa itu?