Aku dan Kau Menjadi Dia

62 3 0
                                    

"Assalamualaikum mas,"

"Wa'alaikumsalam kenapa sayang ku?"

"Mas mau makan diluar apa dirumah?"

"Dirumah aja bareng kamu,"

"Mau di masakin apa?"

"Hmmmm apa ya?!"
"Makanan kesukaan kita aja gimana?"

"Boleh-boleh,"
"Aku tunggu ya dirumah,"

"Iya, love you,"

"Love you to,"

Atiqa mematikan teleponnya lalu ia mulai memasak untuk menyambut kedatangan suami tercintanya.

Atiqa termakan ucapannya sendiri. Dulu ia pernah berkata bahwa mustahil untuk menyukai atau mencintai Hafiz. Tapi sekarang, dia sangat cinta dengan Hafiz.

Hari ini adalah anniversary pernikahan mereka yang ke-1 tahun. Atiqa sudah menyiapkan hadiah spesial untuk Hafiz.

****

"Ok selesai," ucap Atiqa sambil menaruh piring kosong di meja makan.

Atiqa sudah memasak banyak menurutnya. Ada sayur bayam, tempe+tahu goreng, balado ayam. Menu makanan yang cukup sederhana tapi mengenyangkan.

Suara deru mesin mobil pun terdengar dan berhenti di depan rumah. "Pasti dia," gumam Atiqa. Seperti biasa Atiqa sudah rapi dan cantik saat menyambut kedatangan suaminya. Aw romantisnya.

"Assalamualaikum," suara seorang pria dari balik pintu yang masih terkunci.

Atiqa menghampiri pintu itu lalu membukanya. "Wa'alaikumsalam," Atiqa tersenyum melihat seseorang yang telah lama ia tunggu.

Hafiz memberikan buket bunga dan coklat pada Atiqa. "Happy anniversary sayang," Hafiz mencium kening Atiqa.

"Maaf ya aku cuma ngasih kamu coklat,"

Atiqa tersenyum manis. "Gak pa pa, coklat itu romantis,"

"Ayo masuk! Aku udah siapin makan malam untuk kita,"

"Maaf ya sayang aku cuma bisa masak segini, capek!"

"Gak pa pa ini cukup buat makan kita berdua,"
"Tapi, aku heran sama kamu?"

"Kenapa?"

"Akhir-akhir ini aku perhatiin kamu sering ngeluh capek, gak enak badan, dan sekarang wajah kamu pucat banget! Kamu sakit,"

Atiqa menggigit bibir bawahnya. Dia mencari jawaban yang masuk akal agar rahasianya tidak terbongkar. "Mungkin aja aku kecapean karena ngurus rumah sama ngurus keamanan negara,"

Hafiz menghela nafas panjang. "Kan aku sudah nyuruh kamu buat keluar dari pekerjaan kamu itu!"

"Aku gak bisa!"

"Selalu itu alasannya! Gak bisa, gak bisa, gak bisa. Kamu belom mencobanya,"

"Kalo kamu tau ya, aku latihan mati-matian untuk sampai di titik ini! Dan kamu malah menyuruhku untuk keluar,"

"Aku menyuruhmu keluar juga demi kebaikan mu demi keselamatan mu,"
"Aku tak mau kamu terluka, apa kamu ingat dulu kamu pernah terkena peluru musuh? Kamu dirawat berhari-hari di rumah sakit! Aku tak tega melihatmu seperti itu,"

"Itu sudah resikonya! Aku dulu pernah bilang kalo kamu tak akan pernah bisa bahagia jika bersama ku! Tapi, kamu masih saja mengejar ku,"

Atiqa menghapus air matanya. "Kamu memang tak pernah bisa mengerti aku!" Ia berlari ke kamarnya lalu menutup pintunya.

Siapa Jodohku? {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang