Teman

16 4 0
                                    

.

.

.

Sudah 1 semester Atha berada di sekolah barunya. Semuanya tidak berubah.

Atha yang masih mendapatkan bullying dari teman-temannya. Ia akhirnya merasa tertekan. Ia tak tahu harus menyalahkan siapa. Namun Atha harus tetap melanjutkan pendidikannya. Ia harus berpegang pada pilihannya.

Namun pada akhir semester 1, Atha mendapatkan nilai tinggi dikelas. Wajar, dengan sikapnya yang tidak peduli dengan teman-temannya. Ia juga sudah biasa mendapat ranking 1 semenjak SD.

Hari ini, Atha pergi ke sekolah seperti biasa. Arthur mengantar Atha menggunakan mobil hingga ke gerbang sekolah Atha. Di semester baru ini, SMP Atha bersekolah kedatangan murid baru. Murid tersebut adalah anak perempuan yang berasal dari luar pulau. Xaviera, baru pindah ke kota Atha karena sang ayah merupakan tentara yang berpindah tugas ke kota tersebut.

Seperti anak baru pada umumnya, Xaviera masuk ke kelas dengan guru wali kelas.

"Selamat pagi, anak-anak. Mulai hari ini kita kedatangan teman baru kita. Kamu boleh memperkenalkan diri kamu." Kata ibu guru wali kelas Atha.

"Hai teman-teman, nama saya Xaviera. Saya biasa dipanggil Vira. Semoga kita bisa berteman." Vira memperkenalkan dirinya diakhiri dengan senyuman.

"Oke, Vira. Duduk di sebelah sana ya, hanya itu kursi yang kosong." Kata ibu wali kelas sambil menunjuk kursi disebelah Atha.

"Baik bu." Jawab Vira singkat.

Vira berjalan sambil menggendong tasnya menuju kursi di sebelah Atha. Vira pun berkenalan dengan Atha. Setelah berbincang cukup lama, ternyata mereka bisa akrab. Mungkin, karena keduanya sama-sama "cewe tomboi" dan Vira terlihat pandai saat berbicara. Itu semua membuat Atha nyaman dan merasa senang mendapat teman pertamanya di SMP.

Tatapan sinis yang awalnya hanya diberikan kepada Atha oleh teman sekelasnya, sekarang diberikan untuk Vira juga.

Namun sepertinya Vira tidak masalah dengan hal itu. Ia merasa senang dan nyaman berteman dengan Atha.

PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang