Bab 2 - Ramen

233 25 0
                                    

Setelah sekian lama Chanyeol berusaha meyakinkan Rose untuk tidak mengakhiri hidupnya akhirnya gadis itu mau menurut dan kini mereka sedang berteduh di sebuah toserba di dekat sungai Han.

"Makan ini selagi hangat. Kau pasti belum makan sebelum kesini." Chanyeol meletakkan susu dan ramen yang barusan ia beli.

"khamsahamnida Chanyeol-ssi." Rose mengambil sumpit yg terletak dihadapannya kemudian ia memakan ramen yang Chanyeol berikan.

Sejujurnya jika diingat-ingat Rose sama sekali belum makan sedikitpun sejak ia berangkat ke kampus pagi ini. Melihat Rose yang makan dengan lahap membuat hati Chanyeol sedikit menghangat. Tentu ia merasa kasian melihat seorang gadis seumuran adiknya  harus menerima beban berat seperti itu. Meskipun tetap saja itu adalah konsekuensi dari perbuatannya sendiri.

"ah iya dimana rumahmu ? aku akan mengantarmu pulang dan memastikan kau akan sampai rumah dengan keadaan selamat." Bodohnya Chanyeol sampai ia melupakan mobilnya yg tengah diderek ke bengkel.

Rose baru saja akan menolak ajakan Chanyeol sampai tiba-tiba Chanyeol memekik "ah sial aku lupa mobilku saja mogok dan sedang dibawa ke bengkel."

Chanyeol tampak berpikir sebentar "Begini saja aku akan menemanimu pulang dengan bis atau kau mau pulang dengan taxi saja?".

Rose sedikit tersentuh dengan niat Chanyeol. Jarang sekali dijaman seperti ini ada pria yg bersikap baik seperti itu kecuali ada maunya. Tunggu dulu, bagaimana jika pria itu berniat jahat pada Rose. Bagaimana jika ternyata laki-laki itu adalah sindikat penjualan manusia. ah mengerikan sekali. Tidak sadar Rose menggelengkan kepalanya. ia berusaha membuang jauh-jauh pikiran buruknya atas niat baik Chanyeol.

"Tidak perlu repot-repot Chanyeol-ssi, aku akan pulang sendiri dengan bis." jawab Rose.

"Bagaimana bisa aku membiarkan gadis yang baru saja berniat bunuh diri untuk pulang sendirian. bagaimana kalau kau masih berniat untuk mencelakai dirimu sendiri." Chanyeol sedikit memaksa Rose agar mau ia temani pulang. Sejujurnya ia tidak tega meninggalkan gadis itu sendirian. Pikiran gadis itu masih kalut, ia tentu masih memiliki pikiran buruk untuk bunuh diri kembali.

Disinilah mereka sekarang, didalam bis menuju ke daerah seongbuk-gu. Tidak ada sepatah katapun yg terucap diantara keduanya. Rose hanya menatap butir-butir air hujan yg sedari tadi membasahi kota Seoul. Sedangkan Chanyeol matanya terpaku lurus pada telepon genggam kesayangannya, entah apa yg dilakukannya. Beberapa kali ia mengetuk layar telepon genggamnya itu.

Setelah menemani Rose hingga ke apartemennya Chanyeol memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya yang kebetulan dekat dengan apartemen Rose. Ayah Chanyeol merupakan politisi terkenal di Korea sedangkan ibunya adalah seorang hakim. Apapun yang keluarga mereka lakukan tentunya akan menjadi sorotan bagi warga Korea. Sehingga jelas saja orang tua Chanyeol bersikap tegas pada anak-anaknya agar tidak menimbulkan keributan yang dapat menjatuhkan nama baik keluarga mereka.

"Chanyeol, kau pulang." suara ayah Chanyeol memecah keheningan dirumah mereka.

"ne, appa." Chanyeol memeluk ayahnya. Sudah lama sejak beberapa bulan yang lalu Chanyeol tidak menghubungi ayahnya, tentu saja itu membuat keduanya saling merindukan.

"Bagaimana kabar appa? aku sangat merindukan appa." Chanyeol memeluk erat sembari tersenyum pada appa nya.

"Tentu saja kabar appa baik seperti yg kau lihat." ayah chanyeol tak henti-hentinya tersenyum karena putra yang ia rindukan akhirnya pulang.

"Jangan lupa menyapa ibumu, dia ada di ruang kerjanya. sepertinya banyak pekerjaan yg harus ia selesaikan." pinta ayah Chanyeol.

"Tentu saja ayah, aku akan menyapa eomma." Chanyeol kini berjalan menuju ruang kerja ibunya.

Me, You & the Baby (Chanrose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang