Makan pempek kapal selam
Buatan orang tua
Jantungku ini tak bisa diam
Saat kita berdua
"Woi Shilak, kak Fikry nya mau dikemanain, lu lebih pilih Si Haruto?" raut muka Shiro kelihatan serius. Shira menghela napas dan berkata,
"Emang kenapa?" Shiro kebingungan, Jangan-jangan Shilak lebih suka Haruto ketimbang kak Fikry? pikirnya. Shiro mengambil hp kakaknya dan menatap serius.
"Ih apaan sih lu, balikin hp gue." Muka Shira jadi jengkel tapi berubah setelah melihat Shiro. Shira merasa Shiro jadi aneh, walau udah aneh dari sananya sih.
"Kak, ini serius. Lu lebih pilih kak Fikry atau Haruto?" Shira yang mendengarnya menaboknya, PLAK
"Lu kira mereka makanan warteg dipilih-pilih. Gue gak pilih siapa-siapa. Lu juga panggil nya yang sopan kak Haruto dia lebih tua loh." Shiro kesal dengan jawaban kakaknya dan tiduran di kasur Shira. "Eh, foto Nyuugakushiki nya tadi mana?" pinta Shira.
Saat Nyuugakushiki, biasanya orang jepang berfoto-foto bersama keluarga atau teman di bawah pohon sakura. Setelah foto-foto seharusnya murid-murid pulang, tapi sekolah Shira sedikit berbeda. Guru-guru menjelaskan terlebih dahulu peraturan-peraturan sekolah yang sangat ketat. Biar esoknya, murid-murid bisa tertib di sekolah.
"Ada di kamera Ayah. Napa, mau dipost di sosmed?" julid Shiro, Shira yang bodoamat langsung keluar kamar.
"Ayaah minta fotonya dong."
Shiro menghela napas, "Kalo kayak gini, kapan aku punya kakak laki-laki huhuhu." keluh Shiro, dia lelah punya kakak kayak Shira.
Esok paginya, saat Mama masuk ke kamar Shira, Mama terkejut. "Shira? Kamu sudah bangun? Ada apa denganmu?" Mama melihat Shira tak percaya.
"Aku gak akan dibohongin lagi sama Mama yang bilang udah jam delapan tapi masih jam enam. Udah yuk sarapan." Shira keluar dan pergi ke meja makan. Shiro yang menyadari juga ikut kaget.
"Sejak kapan lu jadi rajin bangun pagi?" mata Shiro melotot karena shock. Ada yang gak beres, gumamnya. "Mama itu kakak kenapa ya?" Mama menggelengkan kepalanya. Shiro membiarkannya dan menonton TV.
"Eh Shiro, lu kapan masuk sekolahnya dah?" Shira heran dia selalu santai dirumah, Shira jadi iri.
"Besok, akhirnya aku jadi anak SMP yey!" girang Shiro, Shira dan Shiro terpaut tiga tahun tapi tingkah mereka seperti seumuran. Kakak adik yang kompak ya.
Setelah berangkat, Shira pamit pada orang tuanya dan membuka pintu rumah. "Assalamualaikum!" Shiro mengikutinya dari belakang.
"Ngapain lu, mau sekolah juga?"
"Kagak cuman liatin aja." Shira bergumam, Kalo liatin aja kenapa malah rasanya kayak diawasin? Shira membuka pintu pagarnya dan dari samping, Haruto muncul, "BA!"
"HUAAA" Shira dan Shiro berteriak bersamaan. "Aduh Om, pagi-pagi jangan kagetin deh." Shira dan Shiro kesal dengan Haruto.
"Suman, kedosa isshoni gakkou ikou(Sori, btw berangkat bareng yuk)?"
"GAK." Shira dan Shiro menolaknya. Shira bingung, "Lu napa ikutan jawab?" Shiro menatap sinis Haruto.
"Ehem, gue masuk dulu ya, hati-hati." Shiro masuk rumah dan menutup pintu keras-keras, BRAK suaranya. Shira memutar bola matanya dan pergi. Tapi disusul Haruto,
YOU ARE READING
He's MY Senpai
Romansa"We're not dating, He's MY Senpai." Shira, gadis Indonesia yang tinggal di Hiroshima, Jepang memiliki nasib buruk. Biasanya orang-orang kalau didekati cogan pasti senang, tapi tidak dengan Shira. Shira yang baru masuk SMA ini selalu diganggu oleh ka...