1

3.2K 230 7
                                    

Jaehyun sedang menatap kertas yang ada di tangannya. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Dokter yang ada di depannya mengetuk meja membuat nya sadar.

"Aku tahu ini sangat berat untuk mu, semua pilihan ada di tangan mu" Dokter itu tersenyum ke Jaehyun.

Jaehyun menunduk dan memainkan jari nya. Dia menutup matanya dan menghela napas beberapa kali.

"Aku akan mempertahankannya walau pun ini semua kesalahan ku dia nggak ada hubungan sama sekali" Jaehyun mencoba tersenyum.

Dokter itu tau kalau Jaehyun masih bimbang tetapi melihat matanya dia tahu kalau ucapannya itu tidak bohong. Dokter menuliskan beberapa vitamin untuk Jaehyun. Setelah itu Jaehyun keluar dan menuju ke toilet.
Dia masuk ke dalam salah satu bilik.

"Jaehyun ini adalah jalan yang kau pilih apa pun yang terjadi kau harus kuat. Ayo berjuang bersama" Jaehyun tersenyum sambil mengelus perutnya.

Jaehyun sedang mengandung 3 bulan, itu memang kesalahan waktu dia berpacaran tidak memakai pengaman dan tidak peduli dengan usia nya yang masih muda. Dua hari lagi Jaehyun akan mengikuti tes akhir di kelas 3 sekolah menengah pertama. Dia ingin memberitahu keluarga nya setelah dia mengikuti tes. Pacar Jaehyun? Dia sudah meninggalkan dia 5 bulan yang lalu karena harus pindah ke luar negeri. Jaehyun juga baru tahu kalau dia bisa hamil. Dia kira muntah-muntah di pagi hari itu adalah akibat dia sering lupa makan dan memilih untuk belajar.

Skip

Jaehyun memasukkan semua barang-barang nya ke dalam tas. Hari ini adalah hari terakhir ujian, banyak yang merayakan pergi bersenang-senang, karaoke, dll. Jaehyun menolak ajakan mereka dan memilih untuk pulang. Karena hari ini dia akan memberitahu keluarganya.

Jaehyun masuk kedalam rumah dan melihat ayah dan ibu nya sedang menonton TV. Dia mengeluarkan kertas yang ada di sakunya lalu menaruh kertas itu di depan ayah dan ibu nya. Ibu Jaehyun mengambil kertas itu dan membacanya. Dia menutup mulutnya lalu memberikan kertas itu ke ayah Jaehyun. Jaehyun hanya menunduk tidak berani menatap kedua orang tuanya. Ayah Jaehyun meremas kertas itu dan menatap marah ke Jaehyun.

"Apa maksudnya ini? Jaehyun!!! Appa gak nyangka kamu kayak gini. Mempermalukan keluarga"

Ayah Jaehyun berdiri lalu memukul kaki Jaehyun. Yang di pukul hanya dia menunduk dan menahan rasa sakit.

"Cepat gugurkan dia"

"Tidak appa tidak" Jaehyun menggeleng.

"Yeobo jangan seperti ini, Jaehyun masuk ke kamar ya nak" ibu Jaehyun mememeluk ayah Jaehyun.

"Tidak akan ku hajar dia"

Jaehyun menutup matanya sambil memegang perutnya agar dia yang ada di dalam selamat. Seragam Jaehyun sudah tidak berupa seragam, seragam yang dulunya putih sekarang ada bercak darah di sana. Wajah tampan dan manis Jaehyun sudah babak belur.

"Aku tidak akan menganggap dia anak ku" setelah mengatakan itu ayah Jaehyun meninggalkan nya.

Ibu Jaehyun menghampiri Jaehyun dan membantunya berdiri.

"Maafkan appa Jae"

Jaehyun mengangguk dan mencoba tersenyum.

"Ini memang salah Jaehyun eomma, eomma jangan sedih setelah lulus Jaehyun akan pergi, aku ingin mandiri"

Jaehyun berjalan tertatih menuju kamar nya. Sampai di kamar, Jaehyun membersihkan diri dan mengobati lukanya.

"Apa kau selamat di sana? Hyung coba saja kau tidak pergi ke luar negeri kita akan merawat dia bersama" Jaehyun mengelus perutnya lalu tersenyum.

I Miss U Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang