14.Nasi Goreng

53 26 14
                                    

"Makasih udah mulai nerima keberadaan gue."
Dastan Aderald.

— — — — — —

Happy reading!♥♥♥


Freya masih setia memeluk sang mama, menyembunyikan kepalanya dilengan Citra, ia masih terisak kecil disana. Sudah satu jam Freya begitu. Sejak Citra sadar, ia langsung masuk keruangan dan memeluk erat Citra. Citra yang melihat itu berusaha sekuat tenaga untuk menahan agar air matanya tak ikut tumpah. Begitupun Dastan, cowok itu masih setia menemani Freya disini. Membiarkan gadis itu mengobati kekhawatirannya.

"Udah jangan nangis lagi." ucap Citra pelan.

Freya hanya menggeleng kecil. Melihat itu Citra menghela napas pelan, kemudian mengelus kepala sang anak.

Deru napas teratur menghentikan elusan dikepala Freya, Citra melihat wajah sang anak yang kini sudah tertidur.

"Dian, kamu bisa mapah Freya kesofa? Dia udah tidur." ucap Citra.

Dian mengangguk, kemudian menegakkan tubuhnya untuk berdiri, namun sedetik kemudian Dastan berdiri dan berjalan kearah Citra.

"Biar saya aja, Tan." tawar Dastan.

"Gapapa?" tanya Citra.

"Gapapa kok, Tan." jawab Dastan sambil tersenyum.

Dengan hati-hari, Dastan menggendong tubuh Freya, lalu membaringkannya disofa yang ia duduki tadi. Dastan dapat melihat wajah tenang dari seorang Freya ketika tertidur. Matanya kini membengkak, hidung serta wajah yang memerah.

"Tante istirahat aja, biar saya yang jaga Freya." ucap Dastan.

"Tante udah gapapa kok, kamu belum pulang sama sekali?" tanya Citra yang dijawab gelengan oleh Dastan.

"Kamu pulang dulu, ganti baju. Kabarin orangtua kamu, nanti mereka cariin."

"Tap—"

"Ada Dian yang jagain Freya, kamu kalo mau kesini lagi boleh kok, tante gak larang." ucap Citra sambil tersenyum dibalik bibir pucatnya.

Melihat itu Dastan ikut tersenyum, "Yasudah tan, saya pulang dulu. Nanti saya kesini lagi, Assalammualaikum."

"Waalaikumsalam."

Dastan segera pamit kepada Citra. Lalu berjalan keluar Rumah Sakit. Kini tinggallah mereka bertiga, Citra menatap Dian penuh tanya.

"Siapa cowok tadi, Dian?"

"Oh, namanya Dastan bu."

"Siapa Freya?"

"Temen katanya, bu."

Citra hanya manggut-manggut. Dian memandang Citra seperti ada yang ingin disampaikan. Citra mengerti, ia langsung meresponnya dengan gelengan, Citra tidak mau ambil resiko, ia harus menyembunyikan penyakitnya dari Freya.

— — — — — —

Dastan baru saja sampai dirumahnya, ia turun dari motornya yang disambut oleh Pak Atmo, security dirumahnya.

"Eh den Dastan, dari tadi non nyariin." ucapnya.

"Bunda udah lama pulang pak?" tanya Dastan.

"Siang tadi den, katanya opening tokonya besok."

Opening yang dimaksud Pak Atmo adalah opening toko kue Adel. Sejak sebulan yang lalu, entah kenapa Adel sangat menginginkan membuka toko kue. Dengan senang hati, Bryan mengabulkan permintaan istrinya itu.

DASTAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang