04.Bertemu

77 40 16
                                    

Happy reading!!!♥♥♥

Seorang gadis cantik berada dipinggir jalan sambil melambaikan tangannya berharap kendaraan-kendaraan yang lewat didepannya ini berhenti sejenak dan membiarkan ia menyebrangi jalan.

Ia melirik jam tangan yang melingkar ditangan kirinya.

07.00

"Duh gimana ni." gerutunya.
"Ayo dong berhenti bentar,aku gak mau telat." keluhnya sambil mengelap keringat yang mulai bercucuran dipelipisnya.

Tit...

Klakson motor didepannya menghentikan lambaian tangan Freya,ya gadis tadi adalah Freya.

"Ayo naik." ucap cowok itu.

Tunggu. Sepertinya Freya mengenali suara laki-laki didepannya ini.

"Gak usah,makasih. Kamu duluan aja."

"Lo nunggu angkot? Kelamaan. Udah cepetan naik!" paksa cowok itu.

Mata Freya membulat sempurna ketika melihat sebuah angkot yang berhenti disebrang jalan. Tanpa pikir panjang, Freya langsung berlari menyebrangi jalan,menghiraukan suara klakson dikanan dan kirinya.

"Woi!" teriak cowok itu
"Gila tu cewek! kalo dia ketabrak tadi gimana,aneh." gumam cowok tadi.Lalu melajukan motornya menuju kesekolah.

Sementara didalam angkot Freya menetralkan nafasnya yang terengah-engah akibat berlari menyebrangi jalan.

"Kenapa harus ketemu Dastan sih." gumam Freya.

Yap! Cowok yang mengajak Freya untuk berangkat bersamanya adalah Dastan.

Dastan rela bangun lebih pagi tanpa sarapan, membuat sang Bunda dan Ayah kebingungan melihat tingkah anak semata wayang mereka ini. Bahkan sang Bunda sempat berpikir yang tidak-tidak ketika melihat Dastan yang sangat buru-buru. Namun sang Ayah berusaha meyakinkan istrinya bahwa Dastan tidak kenapa-kenapa.

Semua itu dilakukan Dastan hanya untuk Freya. Agar ia bisa menemui gadis itu dan menghilangkan rasa penasarannya. Hanya itu saja.

Tak lama kemudian Freya turun tepat digerbang sekolah. Lagi-lagi matanya membulat ketika melihat gerbang telah tertutup rapat.

"Tuh kan telat." pasrahnya

Freya berjalan gontai menuju gerbang berharap gerbang dapat terbuka.

Suara motor mengalihkan pandangan Freya. Dengan santainya ia memarkirkan motornya diluar sekolah. Lalu berjalan mendekati Freya.

"Coba tadi lo sama gue,gak bakal telat." ucapnya.

"Apanya yang gak bakal telat." cibir Freya.

"Kan gue bisa bawa motor lebih cepat" ucap cowok itu lagi.

"Terserah kamu aja." jawab Freya Acuh.

Cowok itu mengulurkan tangannya kearah Freya.

"Dastan, Dastan Alderald." ucapnya.

"Aku udah tau."

Dastan tersenyum tipis.
"Oh bagus deh, tapi gue gak kenal sama lo. Siapa nama lo? Anak baru? Gue gak pernah liat lo disekolah ini." tanya Dastan beruntun.

Freya yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas lalu meninggalkan Dastan.

"Pak! Bukain gerbangnya dong." teriak Freya.

"Ayo gue punya jalan rahasia." ajak Dastan.

Freya tidak menghiraukan ucapan Dastan, ia malah berteriak lebih kencang.

"Ayo!" ajak Dastan lagi.

"Duluan aja, aku disini nungguin gerbang dibuka aja." ucap Freya.

"Kalo lo nunggu gerbang dibuka, lo bakal dapat hukuman, lo disuruh bersihiin toilet atau gak hormat tiang bendera sampai jam istirahat." jelas Dastan panjang lebar.

Benar juga. Batin Freya.
Ah tidak! ia tak ingin berurusan dengan cowok disebelahnya ini.

"Enggak,kamu duluan aja." yakin Freya.

Dastan menghela napas. Kenapa gadis didepannya ini sangat keras kepala. Jika semua gadis mau jika diajak oleh Dastan, kenapa gadis didepannya ini mengacuhkannya? Ah Dastan pusing memikirkannya.

Gerbang terbuka menampilkan Pak Ahmad dengan wajah garangnya.
"Loh Freya! Kenapa kamu telat, hah?"

Freya menundukkan kepalanya,takut. Itu yang Freya rasakan.
"M—aaf pak, saya tadi ada urusan." jawab Freya gugup.

Pak Ahmad melirik kesebelah Freya.
"Kamu lagi!?" ucap Pak Ahmad dengan suara tingginya.

Dastan hanya menyengir.

"Sekarang kalian berdua hormat ditiang bendera sampai jam istirahat!" ucap Pak Ahmad tegas.

"Dan kamu Dastan, jangan kabur!" ingat Pak Ahmad.

"Iya pak." ucap Dastan pasrah.

Freya berjalan meninggalkan Dastan digerbang, Dastan yang melihat itu langsung mengejar Freya.

"Saya duluan pak!" teriaknya.

"Freya! Tungguin kek." kesal Dastan.

Freya tidak menanggapi perkataan Dastan barusan, membuat Dastan mendengus kesal.

Kini keduanya berada ditengah lapangan dengan sebelah tangan yang hormat kearah bendera. Dari tadi Dastan sibuk berceloteh yang tak dihiraukan oleh Freya.

Telat. Satu kata yang membuat Freya kehilangan akalnya hari ini.Ia dihukum dan lebih parahnya lagi,ia bertemu dengan cowok disampingnya ini.

"Lo dengerin gue ngomong gak sih?!" kesal Dastan.

"Denger kok." jawab Freya.

"Berasa ngomong sama patung tau gak sih, disaat semua cewek berharap bisa ngomong banyak sama gue tap—"

Kring...kring...

Ucapan Dastan terpotong karena suara bel istirahat dan Freya yang meninggalkannya begitu saja. Dastan mendengus.

"Kenapa sih tu orang, makin penasaran gue jadinya. Mana belum tau lagi namanya. Arrghh."  frustasi Dastan lalu pergi meninggalkan lapangan menuju kekantin, karena saat ini tenggorokannya butuh cairan akibat omongannya tidak direspon baik oleh Freya.

Double up nih.
Yang baca tinggalin jejak,ya!
Comment dan vote♥
MANA YANG MALAM MINGGU DIRUMAH AJA SAMBIL REBAHAN?
SINI MERAPAT😿😿😿

DASTAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang