Kata orang-orang Haruno Sakura memang sedikit lelet untuk memahami hal-hal bias yang terjadi di sekelilingnya. Gadis itu pada dasarnya memang abai dengan hal-hal yang tidak ia anggap penting, sehingga kebanyakan persoalan yang bahkan berhubungan dengannya ia hiraukan. Dan itu membuat Sasuke kesal. Sasuke kenal gadis bolot itu sebagai anak bungsu, adik kesayangan si duo merah, Karin dan Sasori. Tidak sekedar tahu, Sasuke mengenal Sakura dengan baik akibat kunjungan rutinnya ke kediaman Haruno. Namun dia tidak pernah berinteraksi dengan gadis itu lebih dari sekedar bertemu atau tanya basa-basi keberadaan Sasori.
Pertama kali dia melihat Sakura dulu sekali, ketika dia masih berumur sepuluh tahun dan berkunjung ke kediaman Haruno untuk menjemput Sasori camping. Sakura saat itu berusia enam. Seiring pertemanannya dengan duo Haruno semakin erat, intensitas pertemuannya dengan Sakura juga semakin sering. Secara tidak langsung, dia adalah salah satu orang yang ada di sana, mengikuti tumbuh kembang dari Sakura si bungsu yang cengeng dan berjidat lebar menjadi Sakura di usia matang yang menakjubkan--dan masih berjidat lebar.
Sebagai lelaki normal dalam fase pubertas, Sasuke ingat dia sempat tertarik dengan gadis itu. Dia sering tanpa alasan pergi ke rumah Haruno hanya untuk melihatnya, diam-diam bertanya pada Karin soal gadis itu, tetapi dia tidak pernah memberanikan diri untuk melangkah lebih.
Sakura berusia empat tahun di bawahku, Sasuke berpikir seperti itu. Hal seperti ini masih tabu dan tidak cocok untuk diutarakan pada gadis kecil yang masih punya banyak hal untuk dieksplorasi. Maka dia berhenti di situ, lepas tangan dari perasaannya semasa kanak-kanak. Lagipula seiring berjalannya waktu dia bertemu banyak gadis baru, tak kalah cantik dan menarik, yang bisa ia miliki tanpa harus terbelenggu keraguan. Membawanya mempelajari banyak hal baru dan menyenangkan yang tentu saja, pikirnya, tidak pantas ia lakukan bersama Sakura.
Namun ketika mereka berdua kini sudah jauh dari fase kanak-kanak, dia sadar jarak usia tidak begitu penting, terlebih di antara mereka yang tidak terlalu kentara. Namun ketika ia mulai memantapkan hati, ada-ada saja sesuatu yang datang mengusik.
"Jadi Sakura suka manisan? Oke, paham."
"Apa Sakura juga menyukai festival? Kalian ke festival minggu depan?"
"Oh! Keren sekali kalau ternyata dia juga suka film action!"
Sasuke merasa telinganya berdenging dan bisa bertambah parah jika ia duduk lebih lama di samping para lelaki yang dari satu jam lalu masih membicarakan satu topik yang sama. Utakata, Gaara, dan Konohamaru.
Sasori tampak jengah, mengaduk jus yang ia pesan. Dia menjawab pertanyaan mereka sewajarnya, pertanyaan remeh mengenai Haruno Sakura yang siapa sangka memiliki banyak peminat.
"Oi! Sudah lama?"
Naruto akhirnya memunculkan diri. Sosok yang ditunggu-tunggu sedari tadi melangkah mendekat, menenteng tas berisi buku-buku yang ia gunakan untuk kelas.
"Iya." Sasuke menjawab masam. Cukup lama sampai ia harus mendengar mereka mengucapkan omong kosong.
"Pergi sekarang, sebelum ramai. Aku benci macet." Yahiko berdiri, mengeluarkan kunci mobil dari sakunya.
Mengikuti lelaki penuh tindik itu, mereka yang semula duduk mulai membubarkan diri. Para lelaki punya agenda tersendiri setiap hari jumat. Nongkrong di Taka, sebenarnya hanya itu. Sedari tadi mereka menunggu Naruto dan Kankuro yang mengambil kelas malam. Karena mereka sudah selesai, rombongan itu segera menaiki kendaraan masing-masing, berangkat terpisah menuju bar.
Sasuke tidak menghitung berapa kali dia mengisi ulang gelasnya. Yang jelas mereka sudah cukup lama berada di pojok langganan mereka, memesan minuman keras tanpa henti, dan suasana sudah semakin riuh. Dia duduk, menyandarkan kepala di sofa dan menikmati dirinya sendiri yang serasa melayang. Pelarian semata yang sebenarnya tidak boleh ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
FanficSakura menyukai Sasuke, mungkin ia rasa terlalu jelas seolah tertulis dengan huruf kapital di dahinya. Dari mulai hal remeh sampai poin paling spesifik dari figurnya, Sakura sudah memperhatikan pria itu diam-diam dan tidak berhenti menyukainya bahka...