Kalau cerita yang ku tulis ini mirip dengan cerita yang sudah ada, jangan lupa untuk memberitahu ku agar tidak terjadi kesalahpahaman kedepannya.
***
Dahulu kala, hiduplah seorang pria wizard berilmukan black magic tinggal di rumah yang tersembunyi di tengah hutan belantara. Wizard itu mengasingkan diri karena dia dibenci oleh witches yang tinggal di sebuah desa yang letaknya persis di pinggir hutan itu.
Alasannya dibenci hanyalah karena black magic yang dimilikinya, witches percaya kalau siapapun yang memiliki black magic adalah orang jahat. Padahal jahat atau tidaknya seorang penyihir tidak ditentukan oleh jenis sihir yang dimilikinya. Pada akhirnya dia yang mengalah dan pergi mengasingkan diri.
Kehidupan di tengah hutan begitu menenangkan, tidak ada yang menganggunya maupun menggunjingnya. Dia bebas melakukan apapun tanpa harus waspada. Bahan-bahan ramuan juga banyak tersedia di hutan, jadi dia bebas untuk bereksperimen. Dia juga menggunakan hewan-hewan di hutan untuk dijadikan objek eksperimennya.
Letak laboratorium eksperimennya berada di goa yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Karena wizard itu dapat melakukan apapun semaunya, dia kira dia sudah bahagia dengan kehidupannya, ternyata tidak.
Meski dirinya memiliki kebebasan dalam melakukan sesuatu, dia merasa hampa, merasa ada yang masih kosong. Entah apa itu dia pun tidak tahu.
Hingga suatu hari, ada gadis witch yang tengah terjebak lilitan ular dan hampir mati. Wizard itu pun menyelamatkan witch itu dengan mantra dan ramuan hasil eksperimennya. Setelah ular yang melilit gadis itu pingsan, wizard itu segera menyelamatkan sang gadis dan membawanya ke rumahnya untuk diobati.
Wizard itu mencoba membangunkan witch dengan mantra dan ramuannya. Setelah sadar, dia pun mengobati witch itu agar dia segera pulih kembali. Awalnya gadis witch itu tidak begitu paham situasi yang tengah terjadi, namun ketika kesadarannya mulai pulih dia menjadi kaget. Dia bertanya kepada pria wizard itu, namun hanya dibalas senyuman karena sedang berkonsentrasi memulihkan kondisi witch itu.
Setelah selesai, wizard itu kemudian bertanya kenapa witch itu berada di hutan, dan dijawab bahwa witch itu sedang mencari bahan untuk ramuan yang akan dia buat. Dengan percaya diri, wizard itu menawarkan bantuan untuk membantu sang gadis. Meskipun ragu, tapi witch itu mengiyakan demi mempercepat waktu.
Hari-hari berikutnya mereka selalu bertemu dan mencari bahan-bahan ramuan bersama-sama. Meskipun awalnya lumayan canggung, lama-lama mereka pun akrab. Kehampaan yang dirasakan oleh wizard waktu itu, kini perlahan mulai terisi. Wizard itu kemudian nyaman dan berfirasat mungkin dia mulai menyukai gadis witch itu. Hanya saja dia pendam karena takut kalau firasatnya salah.
Namun ketika hal itu tidak dapat wizard tahan, dia pun nekat pergi untuk menemui gadis witch itu di tempat witches tinggal. Dia menyamar sebaik mungkin agar tidak ketahuan. Karena dia tidak pernah diberitahu dimana tempat tinggal witch itu, dia pun berjalan berkeliling dengan harapan dapat berpapasan dengan sang gadis.
Takdir memang sangat baik, terlalu baik malah. Wizard itu benar-benar melihat sang witch, namun kebahagiaan yang meluap tiba-tiba lenyap ketika melihat pujaan hatinya berciuman dengan pria lain. Hatinya terbakar dan mulai terisi sesuatu yang jahat. Wizard itu kemudian pulang ke rumahnya dan membuka buku ramuan yang dimilikinya. Dia mencari apakah ada ramuan yang dapat membuat seseorang menjadi tergila-gila setelah meminumnya.
Dan dia pun menemukannya. Dia membaca dengan cepat dan langsung pergi mencari bahan-bahannya. Sang gadis witch akan datang dua hari lagi, jadi waktu itu akan digunakan oleh sang wizard sebaik mungkin untuk mencari dan membuat ramuan cinta itu. Namun wizard itu terlalu lengah, dia tidak mencoba ramuan yang selesai dibuatnya kepada hewan untuk melihat reaksinya.
Dua hari telah berlalu, wizard dan witch pun bertemu. Dengan santai wizard itu memberikan buah apel yang tanpa witch itu tau bahwa buah itu sudah diberi ramuan cinta oleh sang wizard. Tanpa menaruh curiga, dia memakan apel itu. Setelah hari mulai petang, mereka kembali ke rumah masing-masing.
Wizard itu tidak dapat tidur semalaman. Dirinya terlalu banyak berkhayal akan reaksi ramuan cinta yang dibuatnya. Dia tidak sabar menunggu hari esok, dimana witch itu akan berlari kearahnya dan menyatakan cinta. Wajah wizard itu memerah karena terlalu semangat dan bahagia.
Namun ternyata, ekspektasi tidak seindah realita. Witch yang seharusnya datang dengan penuh cinta kini malah datang bersama dengan witches yang penuh amarah. Wizard yang begitu kaget kemudian mengemasi barangnya dan menyembunyikannya di suatu tempat rahasia, entah dimana.
Dia keluar rumah dengan beberapa botol ramuan hasil eksperimennya. Dia menatap gadis witch itu yang menatapnya penuh kebencian. Seharusnya gadis itu menatap sang wizard dengan penuh cinta, bukan benci. Entah apa yang salah dalam ramuan yang dibuat oleh sang wizard, namun kini dia tahu riwayatnya sudah tamat.
Witches kemudian menangkap sang wizard dan membawanya ke desa dan dibakar. Saat dibakar, wizard itu tertawa terbahak-bahak namun air matanya mengalir deras. Air matanya berwarna hitam pekat dan wizard itupun berubah menjadi debu. Rumah sang wizard yang ada di hutan sudah berulang kali dibakar, namun masih tetap utuh. Witches pun membiarkannya dan hidup seperti biasa seolah hal itu tidak pernah ada.
***
Alexis yang kala itu didoktrin dongeng oleh kakaknya, Alexa menjadi percaya bahwa ramuan cinta itu memang ada. Namun Alexa hanya bisa tertawa sambil mengacak rambut adiknya yang begitu polos.
"Entah ada atau tidaknya ramuan itu, yang paling penting adalah ketika sedang jatuh cinta jangan pernah menggapainya dengan hal-hal yang curang, karena bisa saja hal itu menjadi bumerang seperti yang dialami oleh wizard di buku ini. Saat kamu besar nanti, jangan sampai seperti dia ya adikku sayang." Ucap Alexa. Alexis yang tidak begitu mengerti maksud dari kakanya hanya dapat menganggukkan kepala dan tersenyum.
***
Sebel ih, setiap hari ada aja ide cerita. Entah itu dari mimpi, dari inspirasi, atau darimanapun itu. Seandainya aku bisa menulis semuanya sih tidak apa-apa, akan tetapi kalau hanya bisa nulis setengah jalan itu rasanya bete banget.
Jangan lupa vote dan komennya, kritik dan saran sangat dibutuhkan, apalagi typo-typo yang bertebaran.
Yogyakarta, 07 Agustus 2020
Sekian, Terima Kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Potion
FantasyAlex yang sudah bersusah payah mencari resep ramuan beserta bahannya, harus menelan pil pahit kenyataan kalau ramuan tersebut salah sasaran. Yang semula dibuat untuk pujaan hatinya, malah di minum oleh orang lain! "Bagaimana ini bisa terjadi? Aku ha...