Oh iya aku cuma mau bilang, mungkin alur disini bakalan berasa lambat karena aku pengen ceritanya bener-bener sempurna. Kalau seumpama terlalu bosan dengan banyaknya kata dan alur yang lambat, maafkan aku (。•́︿•̀。)
***
Beberapa saat setelah anggota Senior Pembimbing menghukum para murid baru, disinilah mereka bersama dengan para anggota Senior Pembimbing yang lain. Sebenarnya 10 anggota Senior Pembimbing yang tadi pagi diperkenalkan saat pembukaan merupakan anggota inti yang sudah dipilih dan dipertimbangkan oleh anggota lain. Sedangkan anggota Senior Pembimbing yang sebenarnya berjumlah sekitar 50 orang, dengan komposisi 30% murid tahun kedua, 40% murid tahun ketiga (yang isinya termasuk 10 anggota inti), dan 30% murid tahun keempat.
Mereka kini sedang sibuk menata dekorasi untuk acara nanti malam. Aula yang tadinya penuh dengan kursi-kursi kini berubah dengan sihir yang mereka kuasai. Aula tersebut didekorasi dengan suasana pesta. Mungkin saja acara nanti malam adalah pesta, who knows?
Victoria yang tidak begitu mengerti akan dekorasi hanya dapat berlapang dada disuruh ini dan itu oleh anggota yang lain. Memang sihir itu sangat efektif, akan tetapi bukankah jika terlalu banyak menggunakan sihir tubuh akan menerima efek samping? Apalagi sihir yang dikuasai oleh Victoria hampir semuanya untuk berperang, kalau untuk hal-hal yang lain tidak terlalu dia kuasai.
"Ria! Bisa tolong bantu letakkan vas-vas besar itu di bagian pojok dinding? Aku ingin menggunakan sihirku tapi aku takut jika sihirku malah memecahkan vasnya." Pinta Caroline kepada Victoria.
Victoria yang tengah menata vas-vas kecil di atas meja-meja agar bisa diisi bunga oleh Alice kemudian menyahut,
"Tunggu sebentar Oline! Alice apakah ini sudah cukup? Atau masih kurang?" Victoria bertanya kepada Alice yang tengah mengisi vas dengan bunga menggunakan sihirnya.
"Sepertinya sudah cukup, anda bisa membantu yang lain karena saya sudah terbantu banyak hal Nona." Jawab Alice.
"Sudah kubilang berulang kali agar berbicara non formal dan membuang kata 'Nona', kenapa kamu masih ngotot sekali? Ah sudahlah, percuma saja kalau masuk di telinga kanan dan keluar di telinga kiri." Ujar Victoria yang kemudian bergegas menaruh vas-vas besar sesuai permintaan Caroline. Sedangkan Alice hanya dapat tersenyum canggung mendengar perkataan Victoria, keinginan untuk berbicara tanpa menggunakan bahasa yang formal memang ada, tapi dia hanya tidak ingin melewati batas kelancangan yang sedari dulu sudah diatur, karena dirinya hanyalah keturunan rakyat jelata yang kebetulan memiliki keberuntungan sehingga dia dapat memasuki Witchzard Academy.
Ada banyak vas yang perlu Victoria angkat dan diletakkan di pojokan dinding. Vas itu berat namun Victoria adalah seseorang yang kuat sehingga hal tersebut tidak terlalu menyusahkannya. Sebenarnya memang lebih mudah menggunakan sihir untuk meletakkannya, namun jika salah komposisi dalam mengatur sihirnya, maka hal tersebut bisa membuat vas tersebut hancur lebur.
Tak berselang lama, Victoria selesai menyelesaikan permintaan Caroline. Para Senior Pembimbing yang lain juga sudah menyelesaikan tugas mereka. Stevie yang memiliki sihir ilusi dan manipulasi telah selesai mengumpulkan energi sihir yang cukup untuk menghiasi Aula dengan sihirnya agak dapat bertahan lama hingga acara tersebut selesai.
Setelah itu mereka kembali ke asrama mereka masing-masing untuk mandi dan bersiap. Sebagai anggota Senior Pembimbing, mereka harus tampil dengan elegan dan penuh kharisma, tidak peduli seberapa banyak tenaga yang mereka sumbangkan untuk mempersiapkan segalanya, mereka harus terlihat sebaik mungkin agar tidak terlihat memalukan.
***
"Gaunmu cantik sekali wanita tomboy." Ujar Stella kepada Victoria yang tengah sibuk menata pisau kecil untuk dipasang di pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Potion
FantasiAlex yang sudah bersusah payah mencari resep ramuan beserta bahannya, harus menelan pil pahit kenyataan kalau ramuan tersebut salah sasaran. Yang semula dibuat untuk pujaan hatinya, malah di minum oleh orang lain! "Bagaimana ini bisa terjadi? Aku ha...