*** ***
2008
"Mau kuberitahu sesuatu yang akan terjadi di masa depan?" Goeun berhenti memakan es-krim pemberian pria yang tidak memberitahukan namanya, seseorang yang lebih tua sekitar 3-4 tahun darinyaㅡ mungkin.
"Masa depan? Memangnya kau penjelajah waktu?" Sungutnya meremehkan. Ia adalah tipikal pelajar yang berpikir realistis. Penjelajah waktu atau sesuatu yang serupa dengan hal itu, semuanya tidaklah nyata. Ia tidak mempercayai teori-teori ilmiah tentang bagian dari bumi, tentunya yang sama sekali tidak masuk akal dan diterima oleh nalar.
"Kau tidak percaya jika ada sesuatu hal seperti dunia paralel atau penjelajah waktu sekalipun beberapa televisi menyiarkan berita tentang konspirasi tersebut?" Minho balik bertanya, melihat Goeun yang berusia 17 tahun menjilati es-krim di tangan kanannya.
"Tentu saja. Bukankah itu sama sekali tidak masuk akal? Asal kau tahu, aku adalah penganut aliran jika bumi itu datar," jelasnya, yang lantas membuat Minho tersenyum. Tiba-tiba dirinya ingat dengan karakter Jung Tae Eul, seorang letnan di tahun 2020 yang tidak percaya jika bumi itu bulat.
"Tapi aku tetap ingin mendengar rahasia tentang masa depan yang kau katakan," Goeun mencondongkan tubuhnya kearah Minho, lalu melanjutkan. "Apa akan ada alien nantinya? Atau apa manusia akan punah dan digantikan oleh robot-robot berkualitas? Oh, atau para manusia akan dipindahkan ke Planet Mars lalu memulai hidup baru disana karena bumi telah rusak parah?"
Gadis aneh. Penganut konspirasi bumi itu datar tapi percaya dengan hal-hal tabu sejenis alien.
Minho diam sejenak, memandangi wajah Goeun yang memancarkan keantusiasan, dan sedetik kemudian menyunggingkan senyum manisnya.
"Kita berdua akan kembali bertemu dan mengukir banyak momen manis pada rentang waktu yang tidak singkat," pernyataan yang membuat Goeun berdecak kesal. Jawaban yang sama sekali tidak ia harapkan.
"Karena itu, saat kita bertemu kembali, bersikap sedikit baiklah padaku, mengerti?" Minho melanjutkan, pun telapak tangannya mulai membelai lembut puncak kepala Goeun.
*** ***
2020
Dengan senyum sedih yang tipis, Goeun membelai surai coklat kehitaman milik Minho. Ingatan baru muncul di kepalanya, tentang Minho yang melakukan hal sama kepadanyaㅡ persis seperti yang tengah ia lakukan.
Karena jeda syuting yang terlalu lama, pria itu tak sengaja tertidur sesaat setelah ia mencari tempat duduk yang berada di suatu tempat sepiㅡ jauh dari keramaian. Goeun berhenti mengusap kepala Minho ketika tubuh pria itu menggeliat, mencari posisi nyaman umtuk dirinya sendiri.
Menyedihkan sekali. Ia ingin menangis.
Dengan seluruh tubuh yang bergetar, tangannya mulai meraih dan membelai pipi Minho. Jari-jari panjang nan cantik miliknya bermain disana sejenak sebelum akhirnya suara tangisan kecil lolos dari bibirnya.
Ia mendaratkan kecupan di dahi si pria sekilas, beralih mengecup hidung mancung yang dirinya sukai dengan air mata yang sudah jatuh menetes di pipi Minho. Dan sebagai penutup, ia menyelipkan bibir atasnya sepelan mungkin dan mulai menyesap bibir bawah milik Minho dengan hati yang sedih.
"Aku harus pergi.."
*** ***