Satu
"Mama, kita mau pergi kemana?" tanya Risha ketika melihat Ara sedang memasukkan baju-bajunya ke dalam koper. Ara tidak menjawab pertanyaan putrinya itu dan tetap melanjutkan pekerjaannya dengan cepat dan terkesan tergesa-gesa.
Ara menutup koper dengan cepat dan langsung menarik tangan Risha, membawa Risha untuk berlari secepat mungkin.
"Mama, pelan-pelan," pinta Risha karena kaki-kaki kecilnya tidak bisa mengimbangi langkah sang Mama. Ara berhenti berlari dan langsung menggendong Risha.
"Kita mau pergi kemana, Ma?" tanya Risha lagi.
Namun Ara tetap diam, mempercepat larinya menuju pintu. Seketika langkah Ara berhenti ketika mendengar suara mobil. Ara memutar arah dan menjauhi pintu utama.
"ARA!" Juna yang baru masuk ke dalam rumah langsung berteriak melihat Ara yang akan membawa Risha pergi. Tubuh Ara gemetar karena takut, Juna bisa melakukan hal nekat.
"Risha, lari lewat pintu di dekat dapur!" pinta Ara dengan panik, keringat sudah terlihat di dahinya. Risha menggelengkan kepalanya, tidak mengerti dengan situasi yang dihadapinya sekarang ini. Ara menurunkan Risha dari gendongannya.
"Cepat!" desak Ara. Risha yang ketakutan langsung mengikuti perintah sangat Mama.
"RISHA! JANGAN LARI, NAK," teriak Juna. Juna ingin mengejar Risha, tetapi langsung dihadang oleh Ara.
"Minggir!" perintah Juna karena Ara terus menghalanginya.
"Nggak, jangan kejar Risha, Juna," tolak Ara, tangannya masih terus mendorong dada Juna. Juna menahan tangan Ara dan mencengkramnya dengan erat. Netra hitam Juna menatap bengis ke arah Ara.
"Kalau Anda mau pergi, silahkan. Saya nggak akan ngelarang," tubuh Ara gemetar mendapat tatapan tajam dari mantan suaminya itu.
"Asal jangan anda bawa Risha," Ara langsung menggeleng dengan cepat dan berusaha melepaskan cengkraman Juna.
"CEPAT CARI RISHA!" perintah Juna pada anak buahnya, semua anak buah Juna langsung berpencar mencari putri kesayangan majikannya itu.
Juna mendorong Ara hingga terjatuh, berdiri di hadapan Ara yang masih bersimpuh di lantai, bagai pemangsa yang siap menaklukkan mangsanya.
"Sekarang anda pergi dari rumah saya, rumah saya tidak pantas anda datangi," pelan. Tetapi mampu membuat Ara semakin gemetaran, Juna membuatnya takut walau hanya dengan ucapan.
"PERGI!" bentak Juna, walau masih gemeteran Ara memaksa kedua kakinya untuk berdiri kemudian pergi ke luar dari rumah Juna. Rumah yang sudah dia tempati selama empat tahun lebih.
Ara berjalan ke arah mobilnya, ketika sudah di dalam mobil, Ara melihat sebuah mobil berwarna hitam, Ara yakin itu adalah orang suruhan Juna yang akan mengikutinya. Juna tidak akan membiarkan Ara pergi begitu saja.
🐇🐇🐇
"Maaf Tuan, kami tidak berhasil menemukan nona Risha," ucap salah satu anak buah Juna, Juna menggeram marah, mengepalkan kedua tangannya. Fauzan sudah mencari masalah dengan Juna.
"Keluar," anak buah Juna langsung keluar mengikuti perintah atasannya itu, Juna menatap foto Risha yang berada di meja kerjanya.
"Papa nggak akan biarin kamu pergi, Risha. Papa sayang kamu, Nak," gumam Juna. Dia akan membawa putrinya kembali, Fauzan tidak akan bisa merebut Risha dari Juna.
🐇🐇🐇
"Om mau bawa aku ke mana?" tanya Risha pelan pada orang yang membawanya pergi, tadi setelah keluar melewati pintu dapur dan sampai ke halaman belakang, ada orang yang mengajak Risha pergi dan membawanya ke sebuah mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My daughter [SUDAH TERBIT]
General FictionRisha merupakan seorang anak kecil yang periang, tetapi setelah dia berpisah dengan papanya dia menjadi anak yang pendiam dan juga ketus. Atas hasutan dari orang yang sangat berarti untuk Risha, Risha membenci papa barunya yang merupakan papa dari t...