EMPAT-MY DAUGHTER

464 66 49
                                    

Empat

Pukul 03.00 Risha terbangun dari tidurnya, merasa asing dengan suasana kamarnya. Melihat ke arah kanan, Mamanya sedang tidur sambil memeluk dirinya. Kemudian melihat ke arah kiri, Papanya Sima juga tidur sambil memeluk dirinya.

Risha mencoba kembali tidur, tetapi dia sudah tidak mengantuk dan teringat dengan papanya. Risha takut kalau dia tidak bisa lagi bertemu dengan papanya, Risha tidak mau itu sampai terjadi.

"Mama," panggil Risha tepat di telinga mamanya, suaranya kecil karena takut Fauzan akan terbangun. Karena tidak ada pergerakan dari Ara, Risha mulai menggoyangkan badan Ara pelan sambil memanggil Ara.

Ara langsung bangun karena goncangan pada tubuhnya semakin kuat.

"Kenapa, sayang?" tanya Ara bingung, nggak biasanya Risha bangun jam segini, dirinya saja masih sangat mengantuk.

"Usssshhh," desis Risha sambil meletakkan telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan Ara untuk bicara dengan suara pelan.

"Kenapa?" Ara langsung bangun diikuti Risha, tetapi sebelumnya Risha memindahkan tangan Fauzan yang berada di perutnya.

"Ayo kabur, Mama," ucap Risha di telinga Ara, Ara mengernyit heran. Kabur apa?

"Kabur apa, sayang?" tanya Ara, seketika rasa kantuknya hilang karena ulah putrinya.

"Ini om nya lagi tidur, kalau kita kabur nanti omnya nggak tau, Ma. Ayo kabur," ucap Risha sambil memegang kedua tangan Ara dan menariknya.

"Kabur kemana, hm?" Risha terkejut mendengar suara berat itu, pelan-pelan Risha menoleh ke belakang. Sedetik kemudian Risha langsung memeluk Ara karena takut, om ini pasti marah karena Risha ngajak mamanya kabur.

"Tuh ditanyain sama papa, mau kabur kemana?" tanya Ara sambil terkekeh pelan, Ara langsung mengelus kepala putrinya dengan sayang. Tetapi Risha menggeleng di pelukan Ara.

"Kamu ngigau sayang?" tanya Ara, Fauzan hanya memperhatikan interaksi keduanya. Sebenarnya Fauzan sudah bangun saat Risha bergerak tadi, tetapi Fauzan membiarkannya saja, ingin tau apa yang akan dilakukan Risha.

"Mama," panggil Risha pelan.

"Hm?"

"Mama," Ara menghela nafas pelan, tau jika Risha sedang takut.

"Udah nggak papa, tidur lagi ya sayang," bujuk Ara, Risha hanya menurut saat Ara membaringkan tubuhnya. Mencoba untuk tidur kembali.

"Nggak bisa tidur, hm?" tanya Fauzan saat melihat mata Risha yang terpejam agak bergerak-gerak.

"Bisa," ucap Risha dengan lirih.

Fauzan menarik Risha ke dalam pelukannya, memberikan pelukan hangatnya untuk Risha. Sambil mengelus kepalanya. Risha diam dan menikmati itu semua, dirinya sudah mulai mengantuk karena elusan dan pelukan Fauzan. Entah kenapa, pelukan Fauzan sangat nyaman.

"Kamu tidur aja," ucap Fauzan pada Ara yang masih memperhatikannya.

"Iya," Ara langsung membaringkan tubuhnya karena masih sangat mengantuk. Sedangkan Fauzan masih mengelus kepala Risha sampai pagi, dia tidak tidur  sebentar pun demi membuat Risha nyaman.

'Andai papa bisa manjain kamu dari kecil, Nak' gumam Fauzan sambil memperhatikan wajah polos Risha.

🐇🐇🐇

"Risha mau rambutnya diikat gimana?" tanya Ara sambil menyisir rambut panjang Risha.

"Kepang, Ma," jawab Risha sambil memperhatikan dirinya di kaca. Sangat cantik.

My daughter [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang