Prolog

13.9K 1.2K 193
                                    

Halo semua, sebelumnya aku udah kasi tau infonya kalau akun lamaku udah bisa balik. Jadi akun ini aku isikan cerita daripada kosong gitu. Gapapa ya, hehe. Enjoy~

“Geeky doesn't mean he can't turn me on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Geeky doesn't mean he can't turn me on.”

-
-
-

Langit mulai menampakkan warna jingganya, tapi tak membuat kumpulan anak muda di universitas ini setidaknya terbangun dari duduknya yang sudah sejam yang lalu masih berdiskusi dengan salah satu perempuan yang menjadi fokus utama dari perkumpulan tersebut.

"Bisa tidak, melaksanakannya?" tanya lelaki yang sedang melipat kedua tangannya di dada sambil berdiri menatap Jihan, perempuan yang berada di tengah-tengah kerumunan itu.

"Ini berlebihan Taehyung, aku seperti tidak punya harga diri jika melakukannya." Jihan yang terduduk itu menunduk pilu mendengar segala ucapan dan permintaan teman-temannya sejak tadi.

"Ini masih lebih baik. Oh, atau kau ingin seperti Hala?"

Jihan terperanjat mendengar lelaki itu bersuara, ia menggeleng pelan. Tak habis pikir jika nasibnya sama seperti Hala yang harus menggoda salah satu dosen yang dirumorkan memiliki rasa suka terhadap sesama lelaki, Hala harus mendapatkan dosen itu selama satu malam. Dan sudah pasti diselingi sedikitnya acara seks.

Jihan tidak mau berakhir seperti itu, apalagi Hala sekarang benar-benar tidak pernah diijinkan untuk pulang lebih awal oleh dosen itu akibat sebelumnya Hala menggodanya. Dan itu karena dare.

Taehyung tersenyum miring melihat Jihan menggelengkan kepala. Ia tau perempuan Kim ini masih terlalu kaku dengan hal yang berbau seks, dan ini adalah dare yang paling ia tunggu-tunggu sejak dulu.

"Kau jangan terlalu takut, lagipula target yang Taehyung pilih untukmu tidak menyeramkan," ujar perempuan yang sedang meminum kopi—si kekasih Taehyung.

Perempuan itu melirik Jihan dan melanjutkan, "Dia payah dalam hal seks jadi bisa dipastikan kemungkinan kau tak puas dengannya atau bisa-bisa tidak jadi melakukannya."

Taehyung langsung berdecak dan berargumen kembali. "Itu harus terjadi," Telunjuk lelaki itu menuding di depan wajah Jihan, "Ini disebut perbuatan mulia. Dia mendapatkan pengalaman termasuk kau, dan setelahnya kau akan dapat kebebasan dari tantangan ini. Ingat Jihan, kau kemungkinan tidak akan melihat kami lagi setelah acara nanti malam selesai."

Jihan menghela napas, berpikir setengah menolak juga menerima tantangan ini. Ia menyalahkan dirinya saat dulu pernah memberikan dare kepada Taehyung, dan berakibat lelaki itu seakan balas dendam kepadanya sekarang.

Lalu ia merasakan seseorang menyentuh kedua bahunya, seakan menenangkan. "Jihan Sayangku, kau tau bukan tim kita menganut asas solidaritas? Kau tak mungkin melupakannya," ucap lelaki di belakang Jihan yang memiliki senyum manis hingga matanya terasa tenggelam. Park Jimin.

Eyeglasses ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang