7. Tinggal di istana Greyson

27 6 0
                                    

Acara pesta teh berakhir, membuat mama dan papa pulang meninggalkan diriku.

Sebelum pulang, mama dan papa memelukku erat.

"Slavia sayang, harus tahan ya di sini. Semoga kamu bisa menaklukkan hati salah satu pangeran, mama tidak memaksa kamu harus bersama siapa yang penting kalian saling mencintai itu saja." Ucap mama membelai wajahku dengan lembut, ada gurat kekhawatiran saat ingin meninggalkan ku.

"Iya ma, aku tidak akan mengecewakan mu. Aku sayang mama untuk selama lamanya!" Aku memeluknya begitu erat, aku tidak pernah merasakan pelukan orang tua sesungguhnya.

Aku begitu inginnya mendapatkan pelukan orang tua, tapi yang aku dapatkan pelukan ibu panti beserta pelukan Leska dan Nabila.

"Papa akan sangat merindukanmu sayang."papa menciup kepalaku dengan sayang, aku memeluknya begitu erat.

'hiks sedih juga ya jadi seorang putri, tidak
bisa menolak untuk pulang. Aku jadi menyayangi mama, padahal bukan orang Tua kandungku yang asli.'

Batinku menyeruak sedih saat kereta kuda yang di tumpangi mama dan papa menghilang di pandangan ku, begitu pun dengan Nabila dan Leska.

"Beginilah rasanya mempunyai orang tua?" Tanya Nabila, aku dan Leska memeluk Nabila dengan perasaan.

"Jangan sedih, karena di sini kita bisa merasakan cinta orang tua."

Kami saling tertawa akhirnya, akupun melepaskan pelukan dan menatap kewajah Leska dan Nabila.

"Kalian jangan sedih, kan kita masih bersama!" Ucapku bergurau, supaya menghibur mereka akupun menunjukkan wajah anehku.

"Slavia!" Panggil Xander tepat di belakang ku, aku tersenyum bahagia.

'awh manisnya senyum gebetanku!'

"Besok pagi kita bertemu di ruang perpustakaan ya!" Serunya, aku menatap bingung berlebihan kepadanya.

"Kamu tidak mengajak Leska dan Nabila?" Tanyaku polos, Xavier tersenyum.

"Mereka dengan kakak kakak ku nanti, tenang saja Slavia." Dia tersenyum lalu berbalik meninggalkan aku yang berdiri bersama Leska dan Nabila.

"Ku rasa kita harus berkumpul di kamar ku deh, membahas tentang keterpisahan kita ke dunia yang penuh kerajaan." geram Nabila, aku pun mengangguk setuju.

"Mana pelayan pribadi kalian?" Leska, aku baru ingat Poppy tadi aku tugaskan untuk membenahi pakaianku serta membersihkan di dalam kamarku.

"Poppy pelayan ku, sedang beres beres di kamarku." Jelasku.

"Kalau Qira sedang berada di kamarnya untuk ber istirahat, jadi kita bisa ke kamarku!" Ucap Nabila.

"Aku akan kekamarmu kalau aku sudah berganti pakaian ya." Ucap aku daln Leska bersamaan, kami bertiga tediam sebentar lalu tertawa renyah.

Kami bertiga terpisah kamar masing masing, kamarku bertepatan sekali berada di antara David dan Xavier.

Aku berjalan kedalam kamarku dan menemui Poppy yang sedang keluar masuk kamar mandi, dia tidak menyadari keberadaan ku.

Saat dia mencarikan gaun untuk ku, ide jahil terlintas di benak ku. Mulai ku langkahkan kaki dengan hati hati tanpa bersuara, aku mulai menghitung di hati.

'satu, dua-'

"Duarrr!!" Teriakku, Poppy berteriak keras karena terkejut .

"Slavia, saya nyaris jantungan!" Teriak Poppy, dia mencoba mengatur jantung nya kembali.

The History Miracle of Love{komplett ✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang