Epilog end

14 3 0
                                    

Deringan alarm membuatku terbangun dari tidur tidak nyenyak ku, bagaimana tidak semalaman aku merasa terganggu oleh apapun itu.

Badanku pegal semuanya, bahkan aku merasa harus berbaring seharian di kasur ini.

Dengan langkah gontai ku berjalan kearah kamar mandi, dan bersiap untuk pergi jalan jalan.

Akupun telah siap dengan setelan baju yang rapi, dan bergegas turun kebawah.

Pemandangan ku terasa asing, entah lah.

"Slavia, mau kemana?" Tanya Xavier santai dengan dada bidang tanpa sehelai baju, membuatku harus menutup mata suciku.

"Oh ayolah, jangan pamerkan kepadaku!" Teriakku kesal, Xavier tertawa lalu berjalan ke arahku.

*Grep

Pelukan hangat namun membuat jantungku berdisco ria, astaga jangan sekarang aku harus merona.

"Kamu mau kemana?" Tanya dia lagi, akupun meneguk ludah sebelum menjawab pertanyaan nya.

"Aku ingin jalan jalan, apakah mau ikut?" Tanyaku balik, dia menatapku dengan selidik lalu berjalan melalui diriku.

Eh tunggu?!.

Ini rumah siapa?

Aku celingukan menatap interior yang ada disini, bahkan aku harus melotot kan mataku melihat fotoku dan Xavier yang sedang berdansa terpajang di dinding.

Astaga, tapi aku tidak marah wajahku bagus juga.

Apakah penampilan ku berubah selama di Jerman?

Tidak lama Xavier keluar dengan setelah kasualnya, lumayan tampan dengan balutan kaos biru tua  dengan pakaian milikku.

"Ayo jalan, sayang!" Seruku.

____

Aku menghabiskan waktu bersama Xavier selama empat hari, dan dia baru saja melepaskan diriku malam sebelum acara pernikahan Leska.

Dia licik sekali ya.

"Hei!" Aku bersuara menatap Leska yang sedang duduk bersama Nabila di depan tv, mereka menatapku sebentar lalu menepuk ruang kosong.

Akupun duduk diantara mereka berdua, aku awalnya ragu untuk berucap.

"Katakan saja." Ujar Nabila, dia menatapku lembut.

Aku tersenyum manis dan menatap wajah mereka berdua bergantian.

"Aku akan merindukan kalian setelah kalian menikah nanti." Ujarku, lalu aku memeluk Leska dan Nabila.

"Oh ayolah, Slavia jangan cengeng." Ujar Leska, dia membalas pelukanku dengan erat.

"Aku akan merindukanmu, kalau saja saat acara pesta pertunangan mu tidak diadakan. Mana mungkin kita akan ketemu!" Ucap Leska, suaranya bergetar dia agak tegar daripada aku dan Nabila.

___

Aku terbangun dari tidurku, rupanya aku berada di kamar luas ini.

Artiannya Xavier yang memindahkan ku, mana ada yang berani memindahkan tubuhku selain Xavier atau tangannya patah.

Aku duduk menjernihkan penglihatan ku, dan menatap kearah tirai jendela yang tipis cukup untuk bisa menatap pemandangan pagi di villa Arka.

Pintu kamar mandi berderit, bertanda bahwa seseorang baru saja keluar dari sana.

Aku menatapnya sebentar dan meresapi wajah seseorang itu sebentar, kemudian aku berbaring dan berpejam sebentar.

"Sayang, bangun!" Aku berdecak, mengapa aku harus tidur larut sih.

The History Miracle of Love{komplett ✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang