Kehilangan

39.5K 2K 62
                                    

Ketika kepergian meninggalkan luka yang menganga, bertaburkan rasa perih saat tak mampu lagi bersama.

"Hanya satu yang akan memisahkan kita, kematian"

-Gavin Pradipta-

Terdengar tepukan dan sorakan membahana, memenuhi ball room gedung setelah sambutan pendiri ST Entertaiment berakhir. Pria tampan bersetelan jas warna hitam dengan rambut klimis yang tertata rapi, dia menuruni tangga sembari mengukir senyum menawan di bibirnya. Melambaikan tangannya menyapa para tamu undangan.

Siapa lagi kalau bukan Reynaldi Stronghold.

Pemilik sekaligus pendiri ST Entertaiment yang kini juga menjabat sebagai CEO Stronghold Group. Perusahaan raksasa yang memiliki banyak anak cabang perusahaan dari berbagai bidang. Seperti media, properti dan juga kesehatan. Stronghold Group sendiri merupakan perusahaan keluarga Stronghold.

Tak heran jika di umurnya yang menginjak kepala empat, Rey sudah menjadi pebisnis yang paling disegani. Banyak dari kalangan pebisnis yang mendekati untuk menjalin kerjasama, tapi juga banyak yang ingin menjatuhkannya oleh para pesaingnya.

Semakin malam, acara ulang tahun ST Entertaiment semakin meriah. Acara bertabur bintang papan atas dari agensi ST Entertaiment sendiri.

Rey berjalan menghampiri istrinya yang sedang berdiri di sudut ruangan dengan ponsel di sebelah telinganya. Terlihat jelas kekesalan di raut wajah istrinya, tapi wanita itu justru terlihat semakin cantik.

Meski Ana sudah berusia tiga puluh sembilan tahun, paras cantiknya tak luntur sedikit pun. Ana justru semakin menawan dengan wajah yang terlihat lebih dewasa tapi masih meninggalkan kesan imut saat Ana merengek atau pun merajuk.

"Halo! Reya!! Reya!!" Ana menghela napas panjang, menatap layar ponselnya yang menyala. Sambungan teleponnya baru saja diputus secara sepihak. Ana berdecak, kembali menghubungi namun justru suara operator yang menyambutnya. "Isssh, anak itu!"

"Ada apa?" tanya Rey ketika tiba di depan Ana.

Ana menoleh, ia menatap sendu Rey. "Biasa, Reya kabur dari rumah mama," adu Ana.

"Kok bisa? Ke mana?" Rey seketika panik, tentu saja Rey panik jika semua menyangkut putri semata wayangnya.

Ana menggeleng, ia tak tahu di mana Reya sekarang. "Tadi aku telepon, gak begitu kedengaran suaranya. Soalnya bising banget, kaya suara knalpot yang digeber-geber gitu," terang Ana.

Rey mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu saja bayangan Rey cuma satu.

Balap liar!

Rey segera menghubungi orang suruhannya, menyuruhnya mencari Reya sekarang juga.

"Kamu tenang aja, aku udah suruh Anton cari Reya sekarang." Ana mengangguk, lalu Rey merengkuh bahu Ana membawanya kembali ke tempat duduk.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba ponselnya berdering, Rey berhenti mengambil ponselnya di saku celana. Ia segera mengangkatnya saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Halo, Dip ada apa?"

Hening, Rey mengernyitkan dahinya. Ia melihat layar ponselnya, memastikan jika yang menelepon benar Pradipta, pengacara pribadinya.

My Sweet Bodyguard ( TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang