Voldemort

13.1K 1K 49
                                    

Ketakutan hanya akan membuatmu mati secara perlahan, lawan rasa takutmu. Tunjukkan pada dunia, jika kamu baik-baik saja. Meski hatimu tidak sedang baik-baik saja.

-Reyana S-

Cerita ini bisa kalian lanjutkan di versi cetak, atau baca di aplikasi : KBM, Innovel/Dreame, GoodNovel, Hinovel. (Cari sesuai judul (cover sama) atau ketik penname Butiran Rinso)

Gavin baru saja akan mengerjakan tugas sekolahnya, ketika listrik tiba-tiba padam. Setelah itu terdengar suara jeritan dari kamar sebelah---kamar Reya.

Gavin yang panik refleks beranjak berdiri, bahkan ia sampai tak memperhatikan jalannya dalam keadaan gelap.

"Aarrrgh!" erang Gavin, meringis kesakitan karena kakinya menabrak sudut bagian bawah ranjang.

"Gavin!!!" Teriakan Reya kembali terdengar.

Dengan langkah pincang, Gavin berjalan ke kamar Reya. Ia mengumpat saat akan masuk, tapi pintunya di kunci dari dalam.

"Reya, buka!" teriak Gavin, menggedor pintu kamar Reya. Tak ada sahutan kecuali tangisan yang semakin kencang. "Reya, buka. Ini gue, Gavin."

Gavin tak bisa diam saja menunggu, karena tidak ada tanda-tanda Reya akan membukakan pintu. Maka terpaksa Gavin mendobrak pintu kamar Reya, padahal kakinya masih terasa ngilu.

"Reya!" pekik Gavin. Meski keadaan gelap, ia bisa melihat Reya meringkuk di bawah. Tubuh Reya terkena pantulan cahaya dari luar, lalu Gavin melihat ke jendela yang terbuka lebar.

"Gavin," lirih Reya, mengangkat wajahnya saat mendengar suara Gavin memanggilnya.

"Lo gak papa?" tanya Gavin, memegang kedua bahu Reya yang bergetar.

Tanpa Gavin duga, Reya justru langsung memeluknya. Dia kembali menangis, semakin lantang. Pelukannya pun semakin erat. Gavin hanya diam, tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ditambah degup jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang, membuatnya bingung dengan reaksi tubuhnya sendiri.

"Reya!"

Gavin tersentak ketika suara Ana terdengar, ia refleks melepas pelukan Reya. Gavin menoleh ke belakang, sorotan cahaya dari senter menyilaukan mata.

"Reya, kamu gak papa?" tanya Ana, ia terlihat sangat khawatir. Ana tahu jika putrinya takut gelap, sama seperti dirinya yang phobia gelap.

"Mama, takut," cicit Reya.

"Tenang, ada mama di sini. Kamu aman." Ana mengusap kepala Reya yang berada dalam dekapannya, berusaha menenangkan Reya yang masih ketakutan.

Tak lama listrik kembali menyala, bertepatan dengan Rey yang masuk ke kamar Reya. "Apa semuanya baik-baik saja?" tanyanya.

Gavin mengangguk, begitu pun Ana. Tapi tidak dengan Reya yang langsung berteriak sambil menunjuk ke arah jendela.

"Di sana, ada voldemort Pa!"

Gavin nyaris saja tertawa, ia tak habis pikir dengan apa yang diucapkan Reya. Voldemort? Ayolah, itu hanya ada di film Harry Potter. Mana mungkin ada di dunia nyata, mustahil.

Apa Reya tadi sedang bermimpi?

Tapi melihat kaca jendela yang pecah, itu jelas bukan mimpi. Tapi juga bukan Vodelmort pelakunya.

"Vodelmort?" beo Rey. Wajahnya jelas nampak kebingungan. Semua orang yang mendengar pun akan bingung dan heran.

Reya mengangguk, ia kembali menunjuk ke jendela. "Di sana, dia berjalan di sana. Jubah hitamnya menyapu lantai, tudungnya tampak menyeramkan dengan wajah yang gelap," terang Reya, mendeskripsikan sosok yang dilihatnya tadi.

My Sweet Bodyguard ( TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang