♣Prolog♣

29 10 0
                                    

Syakira memasuki ruang tamu, ia mematung ditempat ketika melihat banyak sekali orang diruang tamu.

Semua menatapnya. Lalu Papahnya melambai menyuruhnya kesana. Syakira menurut.

Syakira menatap tajam ke arah Arsen, yang dibalas dengan datar oleh Arsen.

"Kenapa rame ini pah? Lagi ada arisan ya?"tanya Syakira berbisik. Ia duduk disamping Ayahnya, yang tadinya menjadi tempat duduk Sean. Namun Sean segera bergeser.

Papahnya terkekeh mendengarnya. "Bukan sayang, mereka kesini karena sedang merundingkan perjodohan kamu dan anak mereka. Arsen."

Syakira melotot. Menatap tidak nyangka pada ayahnya. "Ih kok kira jodohnya om-om sih?! Gak mungkin dan gak mau!"batinnya.

***

"Kok kamu mau-mau aja sih dijodohin sama aku! Kenapa gak bilang gak mau sih!"geram Syakira.

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya acuh. Syakira menghentakkan kakinya kesal. "Kamu mau dijodohin sama aku?!"

Arsen menatap Syakira malas, dan menghela nafas. Lalu mengangguk.

"Ihh tapi Kira gak mau jodoh Syakira om-om!"ucap Syakira lagi.

"Brisik lo." Arsen berjalan begitu saja menjauh dari Syakira. Yang langsung dikejar oleh Syakira.

***

"Bangunin! Bantu dong!" Syakira menjulurkan tangannya yang lecet itu ke arah Arsen. Yang tentunya ditolak mentah-mentah oleh Arsen.

"Jangan manja!"lalu Arsen pergi begitu saja.

Syakira merucutkan bibirnya. Hey! Dia tidak manja, tapi memang dengkulnya itu sangat terasa sakit.

Ia bangun dengan tertatih lalu berusaha mensejajarkan langkah dengan Arsen. Namun tetap tidak bisa.

Arsen ditatap oleh orang-orang yang lewat dengan tatapan beragam. Ada juga yang berbisik.

"Dek, itu pacarnya luka kok malah dibiarin jalan sendiri gitu? Gak kasian?"ucap salah satu pejalan kaki.

Arsen menatap orang itu, lalu menatap Syakira yang berada dibelakangnya. Lututnya berdarah, telapak tangannya lecet.

Arsen tidak ingin memperpanjang masalah. Ia menatap pejalan kaki itu. Lalu mengangguk. "Iya pak, maaf. Saya gak tahu kalau dia luka."

Pejalan kaki itu hanya mengangguk, lalu pamit pergi.

Syakira menatap polos Arsen yang berada didepannya. Sedangkan Arsen mendekat dengannya.

"Eh mau ngapain? Jangan macem-macem!"peringat Syakira.

Arsen tidak mendengarkan ucapan Syakira. Ia mendekat lalu  dengan tiba-tiba ia menggendong Syakira didepannya. Tentu membuat Syakira terkejut bukan main.

ARKIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang