Terjebak Friendzone 1

23 5 0
                                    

Ketika aku mengetahui ternyata hati mu milik orang lain, aku hanya mampu diam dan berharap rasa ini cepat sirna
- Callista Balqis Maharani -
__________________________________

Sadari tadi Balqis hanya memperhatikan kedua sahabat nya sedang beradu argumen, balqis juga tidak berniat untuk ikut campur tapi saat kondisi makin riuh balqis akan angkat bicara. Mereka adalah sahabat nya, Ian dan Aiza. Mereka bersahabat sudah dari kecil, rumah mereka dulu sangat berdekatan sampai akhirnya Orang tua Ian memutuskan pindah.

" Gimana ya caranya agar kak Azka menjadi milik gue " kata Aiza.
Lagi-lagi selalu kak Azka yang Aiza bahas saat mereka ngumpul. Balqis memang tidak mempersalahkan nya. Namun, Balqis hanya kasian jika Aiza terus memikirkan seseorang yang bahkan orang itu tidak menganggap dia ada.

" Za lo udah gila ya kak Azka itu dingin banget, kemaren aja lo ga direspon, apa lagi yang bakal lo lakuin " kata Ian dengan kasar.

" Ian, cinta itu butuh perjuangan, gue yakin kok usaha nggak akan menghianatin hasil " kata Aiza
Selalu kata itu yang Aiza ulang jika di hitung mungkin tak terhingga.

" Serah lo Za " Ian pergi meninggalkan kami berdua di sini.

" Ian tunggu " kata Balqis yang sadari tadi hanya diam memperhatikan mereka berdua.

" Za, mau sampai kapan kamu mau kayak gini. Kita tu care sama kamu, kita gak mau kamu sakit hati cuma karna kak Azka. Buka mata kamu Za, masi banyak cowok lain. Aku tau dia love at the first sight, tapi bukan berarti kamu ngerendahin diri kamu sendiri Za. Aiza yang aku kenal berubah karna cowok kayak gitu " kata Balqis lalu segera pergi meninggalkan Aiza sendiri, agar Aiza bisa berfikir atas keputusannya.

Mencintai memang tidak salah, dan memperjuangkan orang yang kita cintai pun juga tidak salah, yang salah adalah kita mempertahan kan seseorang yang tidak mau di ajak untuk berjuang.

" Balqis lo mau kemana? " cegah Aiza dengan menarik tangan Balqis. Balqis memandang ke Aiza dan tersenyum menenangkan nya.

" Aku mau masuk kelas, Za. biar kamu bisa renungin apa yang aku dan Ian bilang. Gak semua cinta bisa di perjuangkan seperti kemauan kamu sendiri. "

Balqis melepaskan tangan Aiza dengan lembut dan pergi meninggal kan aiza.
Sebenar nya balqis tidak tega meninggal kan Aiza sendiri. Namun kelakuan Aiza udah terlalu gila, dan balqis berjalan menuju kelas untuk menyusul Ian. Namun saat aku sampai di kelas Ian tidak ada.

Kemana ian? Batin nya.

" Eh put, tadi kamu ngeliat Ian masuk kelas gak? Tanya Balqis pada Putri teman sekelas nya.

" Engga bil, gue belum ada ngeliat dia masuk kelas. Bukan nya tadi sama lo dan Aiza ya?? Tanyanya balik.

" iya tadi sama aku dan aiza tapi dia bilang dia mau ke kelas duluan. Yaudah makasih ya " katanya langsung duduk di tempatnya, mungkin sebentar lagi mereka berdua akan masuk.

Sudah tiga puluh menit Balqis menunggu mereka berdua, namun kedua nya belum ada tanda - tanda masuk kelas padahal bentar lagi pelajaran akan di mulai, balqis segera bangkit dan mencari mereka bedua .

Balqis berjalan menyusuri lorong-lorong yang masi ramai murid lain yang berkeliaran. Bilqis mencari Aiza di kantin, namun sudah tidak ada. Bilqis berjalan dan menanyakan ke murid lain tapi tidak ada yang melihat Ian dan Aiza. Kemana mereka berdua pergi.

Balqis duduk sebentar berfikir di mana tempat yang belum mereka datangi. Akhirnya dia pun berjalan lagi sampai akhir nya dia melihat ian di taman belakang sekolah. Saat dia hendak menghampiri Ian namun ia urungkan karna mendengar kata-kata Ian..

_______________________________

Penasaran gak apa kata-kata ian?🤭
Kalau penasaran yuk ikuti terus Part selanjut nya yaa🤭
Jangan lupa vote and komen, bantu aku biar semangat bikin cerita nya. Karna vote kalian sangat berarti buat aku,, dann jangan lupaa juga komen ya kritik dan sarannya biar tulisan aku makin baik kedepan nya 🧡

Happy reading guys 🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang