7 Tahun kemudian
Chika PoV
Hai. Iya ini aku, Chika a.k.a top anak kuliahan di kampus aku. Kenapa? Satu, cantik. Dua, berwibawa. Tiga, pinter. Empat, jago main game. Lima, isi sendiri.
Ga deng, boong. Aku biasa aja di kampus, kepisah sama temen aku. Kecuali, Mira hehehe ya dong best plen polepe. Ah ga juga sih, sama Vivi juga ga kepisah. Aku kepisah sama Double A, Double S, Double kocak sama Kang baso. Anin, Abin, Ci Shani, Ci Shania Gracia, Ci Desy, Melati, sama Oniel. Mereka di sana, aku disini, berpisah dalam jarak yang tak terbendung, asik. Aku kuliah di jurusan psikologi, tapi ga terlalu minat, cuma gabut doang. Hehe, peace. Mira sama Vivi juga sama kok, sama sama psikologi.
Ah, iya aku kebanyakan ngomong ya wkwkwk maap maap, namanya juga perempuan. Oke skip.
Hari ini tuh jadwalnya kuliah sebenernya, tapi akunya ga mau masuk karena aku bosen terus pak dosennya baik jadi pasti gapapa. Pasti Mira juga sama itu, udah pasti ngga ikut kelas.
Singkat cerita, aku yang gabut lebih memilih untuk menuju ke sekolah lama ku, sekolah SMP yang bakal aku kenang selamanya. Tempat di mana aku pertama kalinya merasakan cinta, patah hati, ditinggalkan, rindu, dan sakit secara batin. Bukan, bukan sakit hati. Tapi kalian tau ga? Sakit akibat ditinggalkan selama lamanya oleh org yang kita cintai? Ya, seperti itu. Org tersebut berinisial A, namun bukan Amira Fatin karena dia masih hidup. Bukan Anin sama Abin karena juga masih hidup. Pokoknya itu lah.
Jujur saja, di sekolahku ini bener bener nyaman banget bagiku, suasana sejuknya begitu terasa masuk ke pernapasan, seolah olah kita bisa terbang kesana kemari. Sekolah yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi, karena sebentar lagi akan dialihfungsikan menjadi lahan pertanian darurat.
Sekolah itu menyimpan banyak kenangan, banyak peristiwa, persahabatan, percintaan, dan perseteruan yang bagaikan euforia berlalu tahap demi tahap, meninggalkan bekas tipis yang tidak akan hilang dikekang waktu.
Aku berjalan perlahan menuju taman sekolah yang terletak tepat di area setelah gerbang masuk, dengan hamparan bunga Azalea yang merambah seluruh taman, menjalar di setiap sisi sisinya, mengeluarkan semerbak harum yang sangat manis.
Ah iya, ada satu orang yang juga suka kesini, namanya ka Beby Chaesara Anadila. Seperti namanya, ka Beby adalah seorang yang lembut, merupakan pembicara dan pendengar yang baik, mudah berekspresi, suka berpetualang, dan yang paling penting, penyayang bahkan sama orang yang tidak dikenal.
Nah, dia udh duluan, aku samperin ah.
"Hai ka Beby," sapaku.
"Halo juga Chika," balasnya. Ia menyuruhku duduk disampingnya.
"Chika, bukannya kamu ada kuliah ya? Kok kesini?" Tanyanya.
"Iya sih, tapi aku mager, bosen lagian dosennya baik jadi aku dikasih izin."
"Oalah, tapi jangan keseringan ya, kasian dosennya walaupun baik, tapi dia udh siapin materi buat ngajar eh kamunya ngga ada. Jangan seperti kakak ya."
"Iya kak, siappp!" Balasku. Ka Beby kemudian mengacak rambutku pelan. Baginya, aku adalah adiknya sendiri. Ia sangat sangat menyayangiku, mungkin lebih dari orang tuaku. Oh iya, orang tuaku 'mengusirku' dari rumah, mereka sudah tidak menganggapku lagi. Makanya, aku sangat bahagia bisa bertemu orang seperti ka Beby ini.
"Chika, kakak pernah cerita tidak tentang adik kakak yang hilang?" Tanyanya tiba tiba, memecahkan keheningan. Raut wajahnya memancarkan kesedihan yang dalam, dalam sekali. Aku mencoba menjawab sehalus mungkin.
"Belum kak."
"Mau dengar?" Tanyanya lagi. Aku melihat ekspresinya yang berubah drastis tiba tiba menjadi ceria.
![](https://img.wattpad.com/cover/217890133-288-k14164.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VioRela
FanfictionBagaimana jika orang yang kita cintai tidak bisa kita gapai dengan cepat, sementara itu orang yang mencintai kita mulai membuat kita nyaman, juga orang yang selalu didekat kita rupanya juga menyukai kita? Dilema inilah yang akan dialami Vivi, selaku...