[Play: Done for me - Puch (Ost. hotel del luna)]
________
Kaki mungil tanpa alas kaki milik gadis itu menggigil bersentuhan dengan ubin rumah sakit yang dingin. Begitu juga bahunya yang berguncang hebat menahan tangis. Ia menggenggam cutter berkarat berlumuran darah itu ditangannya. Mengabaikan rasa sakit di pergelangan tangannya yang penuh dengan sayatan akibat ulahnya sendiri.
Didepannya berdiri seseorang yang telah dijumpainya tempo hari lalu, ia juga bertanya-tanya mengapa dirinya memilih tempat ini untuk pelarian malam ini. Danita tak mengerti.
"Apa yang terjadi padamu?" Seolah tak menunggu jawaban darinya, Malik langsung membawanya ke ruang kerja milik pria itu.
Danita tak mamberikan jawaban selain isakan tangis yang bertambah kencang.
"Siapa yang telah melakukan ini, Danita?"
Danita tetap membisu, saat Malik meneteskan cairan merah pada lukanya yang menganga, Danita sontak menjauhkan tangannya karena rasa perih yang mendera.
"Tidak apa-apa, ini hanya sebentar," Tukas pria itu sambil meniup luka Danita untuk mengurangi rasa perihnya.
Kemudian Malik membalutnya dengan perban dan menutupnya dengan plaster berwarna pastel. Danita merasa canggung dalam keadaan ini.
Keadaan hening, Malik masih dengan pikirannya yang bertanya-tanya sedangkan Danita diserang rasa sesal. Andai ia tadi tak kesini.
"Sa... Saya tidak punya uang," kata Danita mulai angkat bicara.
Malik mengangkat wajahnya disertai ekspresi kebingungan. "Untuk apa?"
"Membayarnya," balas Danita seraya mengangkat luka yang telah tertutup perban itu.
"Tidak perlu."
"Lalu?"
"Kalau boleh kamu berikan jawabanmu untuk pertanyaan saya tadi."
"Ha?" Danita bertanya-tanya.
"Mengapa kamu sering terluka?"
Gadis itu terdiam, antara ingin menjawab atau diam saja. Tidak mungkin ia menceritakan semua yang terjadi pada Malik yang baru ditemuinya beberapa kali.
Alhasil Danita hanya memilih diam, mengabaikan Malik walaupun pria itu sedang menunggu jawabannya.
Danita mendekap tubuh mungilnya, udara yang berhembus terasa lebih dingin jika ditambah dengan keadaan yang sangat membuatnya canggung saat ini.
"Saya tidak memaksa," Kata Malik seolah menyudahi obrolan mereka. Hal itu membuat gadis itu semakin merasa kebingungan.
"Emm... Sa-- saya yang melakukannya."
Malik terkejut, pikirannya mulai berkeliaran akan sosok Danita yang penuh tanda tanya. Tentang hal apa yang membuat gadis muda seperti Danita melakukan hal itu. Atau masalah apa yang sedang di laluinya hingga Danita tanpa berdosa menyakiti dirinya sendiri.
Banyak lagi yang ingin Malik tanyakan, namun pertanyaan-pertanyaan itu hanya tertahan dibibirnya. Ia takut hal ini membuat gadis ini tidak nyaman.
Malik mengikuti arah pandang Danita pada jendela yang terbuka, penampakan bulan yang hampir tenggelam karena matahari akan segera singgah sangat jelas dari sana. Dihiasi dengan bintang-bintang yang terlihat samar menambah kesan yang sangat indah. Gadis itu kemudian tersenyum polos.
Membuat Malik terenyuh.
"Membutuhkan sesuatu?"
Gadis itu cepat-cepat menggeleng, "Tidak!"
