BAB 6 : DUA SISI

34 0 0
                                        

Menggapaimu adalah sesuatu yang harus aku buang jauh-jauh, kamu segenggam angan sedangkan aku sebuah luka. Kita adalah kemungkinan yang menerka-nerka untuk sebuah kepastian yang tiada ujungnya.

(Play: Yours - Chanyeol ft. Raiden)

***

Seharusnya Malik tak pernah meremehkan langit yang sedang gerimis saat akan berangkat tadi, namun pikirannya terlalu santai menyikapi keadaan langit pagi ini. Ia memilih menaiki motor dari biasanya menaiki mobil hitamnya. Ia mengira bahwa gerimis akan segera reda, dan ia bisa dengan tenang menghirup udara segar yang ia idam-idamkan akhir-akhir ini. Terlalu berlebihan kedengarannya, tapi justru memang demikian karena telah berminggu-minggu lamanya pria itu disibukkan dengan jadwal rumah sakit yang tak pernah membiarkannya pulang ke rumah untuk beristirahat.

Keadaan berkata lain, jika Malik mengira ini hanya gerimis biasa. Namun dugaannya meleset sempurna. Langit berubah menjadi gelap, suara sentakan guntur yang begitu keras bersamaan dengan air hujan deras memaksa pria itu untuk berteduh.

Malik berhenti pada halte bus yang di isi hanya beberapa orang saja, ia buru-buru turun dari sepeda motornya sebelum kemejanya basah kuyup diterpa guyuran hujan yang semakin deras. Malik berdecak, ia menyesal membawa motor kesayangannya itu. Padahal pria itu telah mencucinya beberapa hari yang lalu.

Sambil menunggu hujan mereda entah kapan, Malik sedikit terhenyak saat tiba-tiba bahunya bersentuhan dengan kepala seorang gadis di sampingnya.

Entah dari mana datangnya, Danita yang seragamnya setengah basah sedang menampakkan senyum bahagianya saat melihat keberadaan Malik di halte itu.

"Danita?" Ucap Malik terheran-heran bercampur bingung, pasalnya Danita tak semurung biasanya. Wajah sumringah serta senyuman lebar yang dibawa gadis itu pagi ini seperti mempertanyakan apakah benar gadis ini yang ia temui beberapa hari lalu? Gadis murung penuh luka dipergelangan tangannya.

"Hey, Om!!"

"Kamu? Kenapa ada disini?"

"Kok Om nanya saya, seharusnya saya yang nanya sama Om! kok bisa--"

"Danita, berhenti memanggil saya seperti itu!!" Koreksi Malik yang sedari tadi telinganya panas mendengar Danita memanggil dirinya dengan kata yang menggelikan.

"Seperti apa? Om? Itu udah sewajarnya kali!"

"Saya enggak setua itu!"

"Kata siapa?" Tanya Danita semakin mengejek.

"Umur saya masih dua puluh enam tahun kalau kamu belum tau," ucap Malik dengan percaya dirinya.

Hal itu bukannya membuat Danita merubah sebutannya untuk Malik, gadis itu justru tertawa sangat kencang hingga membuat semua orang mengalihkan pandangan kearahnya.

"Ups! Sorry semuanya!" Katanya lalu menutup mulutnya dengan sedikit malu-malu, lalu mengurangi nada bicaranya menjadi pelan, "Maaf, Om. Tapi umur segitu bukannya udah pantes dipanggil Om Om ya?" Katanya lagi masih dengan tawanya.

"Siapa yang bilang!? Memangnya saya sudah beristri? Saya masih single!"

"Saya enggak nanya, yang jelas Om tuh jangan sok muda, deh! Lagian pantes-pantes aja, kok kalau tampang seumuran Om dipanggil dengan sebutan itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SCANDIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang